Malam kesatu

14 5 2
                                    

Jauh hari sebelum malam ke satu.

Langkah kaki terhentak ke tanah dengan terburu-buru. Suara pedang membelah hingga ke pelosok desa TongHa.

"Tidak menarik," sindir sang ketua sekte Jepang bunga kamboja.

Ketua sekte bunga Kamboja yaitu Daichi langsung masuk kedalam ruang-ruang dan menculik dua belas murid perguruan Huo Hong. Mereka di culik paksa dan mulutnya di tutup dengan kain. Tak ada yang selamat dari kejadian itu. Tepatnya, hari ke 14 setelah bulan purnama. Malam yang menegangkan bagi perguruan Huo Hong. Mereka yang di culik, hanya bisa merintih karena tangannya di ikat.
Kemudian mereka menculik kembali 3 orang dari Perguruan Huo Hong. Sehingga jumlahnya menjadi 15.
Tak lama setelah 3 orang itu di culik 12 orang telah berhasil mereka bawa menuju kastil.
Yan Xao Jun, lelaki bertubuh kekar membawa pedang di pinggangnya. Dan menyelamatkan 3 orang tersebut.
3 orang berhasil di selamatkan. Tetapi, 12 orang sudah pergi dibawa ke kastil sekte kamboja.
Sehingga, malam itu juga Yan Xao Jun mendapat julukan Pendekar. Atas jasanya karena berhasil menyelamatkan beberapa Perguruan.

Tepat hari ke 15 setelah bulan purnama, tragedi pembunuhan masal dalam kastil ketua sekte bunga kamboja.
6 orang dinyatakan tewas dalam tragedi pembunuhan masal itu, dan 6 lainnya dinyatakan hilang tanpa jejak.
Malam ke-14 setelah purnama tersebut, dinamakan malam petaka.

Tepat malam kesatu.

"Sekte mana yang berhasil menculik perguruan Huo Hong? Katanya murid-murid di sana sudah memiliki julukan mengapa berhasil terbawa ya?"

Para warga membicarakan tragedi yang mengenaskan itu, mereka turut khawatir dikarenakan desa sudah tak aman semenjak tragedi malam petaka.

Bukan hanya itu, bahkan pencurian marak terjadi. Terlebih lagi di malam hari. Purnama, kejahatan mulai datang.
Biasanya, penjaga dari perguruan Huo Hong lah yang menyelamatkan desa-desa dari pencuri dan juga beberapa penjahat lainnya. Dikarenakan kejadian itulah menjadi tak aman. Orang terkuat di Huo Hong pun sudah dinyatakan tewas.

"Benar-benar bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan?"

Yan Xao Jun datang dan mendobrak meja. "Tolong tetap tenang semuanya. Sekarang, beri tahu aku, siapa diantara kalian yang menjadi saksi atas kejadian malam petaka, akan kuberikan 10 tel perak."

Tentu saja semua warga mengaku-ngaku. Ada yang berkata bahwa kejadian itu ia lihat dengan mata kepala sendiri dan juga yang lain. Tentunya tak membuahkan hasil apapun. Akhirnya 10 tel perak itu ia bagikan.

Tak lama, wanita bernama Chao, memberi plat nama yang terukir atas nama sekte kamboja. Dengan ini bukti yang kuat bagi Yan Xao untuk menyerahkan kepada pemimpin.

"100 tel perak," ujar Chao dengan nada meremehkan mengangkat kakinya ke atas meja berisi 10 tel perak.

Yan Xao senyum miring. "Hal mudah, dua kotak itu untuk dirimu. Sekarang serahkan plat itu untuk diriku."

"Berikan dulu uangnya baru ku berikan  juga plat nya."

Yan Xao tak habis pikir ternyata wanita di depannya benar-benar bodoh, ia tak bisa menyadari bahwa yang ia injak adalah hal yang ia butuhkan.
Kemudian Chao membuka kedua kotak itu dan memerintahkan 3 orang disebelahnya untuk membawa kotak itu ke rumahnya. Tentu saja dengan memberikan plat yang sudah bercampur dengan darah tragedi kejadian itu.

"Tunggu, apakah kau tahu tentang kejadian itu? Bisakah kau jadi saksi atas kejadiannya?"

Chao senyum miring. "Kali ini 300 tel perak."

Raut wajah Yan Xao berubah seketika menjadi masam. Lalu membawa plat tersebut pergi dan juga menyerahkannya ke penjaga.

Seusai sampai di perguruan Huo Hong, Yan Xao langsung menaruh beberapa buku dan tel perak hasil curian.
Tentunya tak ia ambil sendiri dengan bantuan tangan kosong melainkan dengan bantuan dua pendekar lain. Yaitu pendekar elang dan pendekar naga berapi. Julukan yang sedikit membuat kesan yang sangat terjaga bagi mereka. Tel perak tersebut ia masukkan kedalam kotak agar tetap aman dan tak di curi kembali.

"Darimana engkau dapatkan tel perak sebanyak ini?" tanya Tong Hua, guru dari Huo Hong.

"Kemarin terlibat pertempuran antara malam petaka dengan naga berapi, mereka berhasil membuat pencuri itu mati, dan mayatnya membawa tel perak itu," jelas pendekar Naga Berapi. "Kemudian pendekar Elang membawa tel perak itu. Ditengah perjalanan kami di serang oleh sekte kamboja. Beberapa tel perak berhasil mereka rebut, namun beberapa berhasil kami amankan. Akhirnya, semua tel perak ini aku serahkan kepadamu atas nama pendekar Elang."

Sang pendekar Elang menunduk dan memberikan beberapa tel perak yang masih berada di saku baju miliknya. Dan kembali menunduk atas nama penghormatan.

.
.
.
.
TBC
Yoyoyo haloo siapa yang rindu? Ga ada ya? Yaudah deh.
Ini anak baru Bunrely baru aja rilis. Agak merinding ya. Tapi sesuai dengan julukannya.

Salam hangat dari rerileymttw

Pendekar Malam Petaka : Yan Xao Jun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang