Alana berjalan pelan menuju taman belakang menemui sahabatnya Sagara. Karena hari ini, Alana memutuskan untuk ngungkapin perasaannya kepada Sagara. Meski nanti kemungkinan mereka berdua akan canggung satu sama lain karena hal ini.
Sesampainya alana di taman belakang, dia duduk di kursi yang biasa dia duduki di taman belakang. Sambil menunggu Sagara datang, Alana melihat-lihat sekeliling sambil memikirkan bagaimana cara untuk ngungkapin perasaannya ke Sagara kalau dia suka laki-laki itu.
Sudah lima menit Alana menunggu Sagara, akhirnya laki-laki itu sudah tiba juga, syukurnya laki-laki itu tidak membawa kekasihnya. Kalau saja Sagara membawa kekasihnya, bisa-bisa rencana gadis itu gagal untuk ngungkapin perasaannya ke laki-laki itu.
“al” panggil Sagara setibanya dia di taman belakang.
“eh, sa sini” jawab Alana melihat Sagara yang sudah sampai.
“tumben lu ngajak gue pergi ke sini” kata Sagara duduk disebelah Alana.
“gapapa kok, gue cuma kangen aja, kita kan jarang ke sini” ucap Alana beralibi.
“oh iya Al, gue baru ingat, gue sama leotta mau ngajak lu pergi ke toko buku yang baru buka, yang dekat sekolah kita” ajak Sagara semangat menjelaskan ajakannya untuk pergi ke toko buku yang baru buka.
Mendengar ada kata leotta membuat Alana sedikit kesal.
“kapan emangnya?” tanya Alana pura-pura penasaran.
“ga tau sih, kalo gue sih terserah leotta aja” jawab Sagara melihat ke arah alana yang dari tadi cuma menundukkan kepalanya.
“al lu gapapa kan?” tanya Sagara khawatir melihat sahabatnya yang dari tadi menunduk.
“gue gapapa kok sa santai aja” jawab Alana pelan.
“sa gue mau ngomong deh sama lu” ucap Alana tiba-tiba mengangkat kepala menatap ke arah Sagara, Sagara yang tiba-tiba ditatap membuatnya salah tingkah.
“eh, Al mau ngomong apa? kok kayaknya serius banget” tanya Sagara memalingkan mukanya.
“gue minta maaf sa, sebenarnya gue udah lama suka sama lu” ucap Alana jujur kepada Sagara.
Sagara cuma diam saat dia mendengar ucapan Alana yang suka kepada dirinya. Sagara kaget dan tidak menyangka bahwa sahabat ternyata suka kepadanya.
Melihat Sagara cuma diam membuat Alana merasa bersalah telah ngungkapin perasaannya kepada Sagara, Alana memutuskan untuk meninggalkan Sagara yang sejak tadi cuma diam.
Alana berjalan cepat menuju parkiran sekolah dan bergegas mengambil motornya. Sagara yang tadinya cuma diam, melihat Alana sudah tidak ada di sebelahnya membuat laki-laki itu bergegas lari mengejar Alana yang dia pastikan gadis itu pergi menuju parkiran. Tadinya Sagara mau nyamberin Alana yang sudah siap melajukan motornya, tapi Sagara urungkan karena laki-laki itu ingat kalau kekasihnya masih menunggunya di kantin.
Alana melihat Sagara dari kaca spion yang melihat dirinya. Alana kira Sagara akan pergi ke arahnya atau sekedar membalas ungkapan Alana tadi, ternyata laki-laki itu pergi ke arah kantin. Padahal dia sudah memperingatkan dirinya tidak boleh berharap.
Gadis itu melajukan motornya pelan, tidak dia sadari ternyata air matanya sudah turun membasahi kedua pipinya. Perasaan Alana sangat buruk sekarang dia menyesali keputusannya untuk ngungkapin perasaannya kepada Sagara.
Selesai memarkirkan motornya, Alana masuk ke dalam rumahnya. baru saja dia menginjak kakinya ke dalam rumah dia sudah disuguhkan pemandangan bundanya yang sedang menangis di sofa ruang tamu, Melihat hal itu Alana segera mendekati bundanya. Dia melihat ada surat diatas meja, Alana mengambil surat itu. Dia melihat surat itu, ternyata surat itu adalah surat cerai.
Alana merasa dunianya sekarang runtuh, dia meletakkan surat itu dan duduk bersama bundanya dan mengelus-elus punggung bundanya untuk sekedar menenangkan wanita itu, yang seperti sudah menangis dari tadi.
Seperti bundanya sudah agak lebih tenang daripada tadi, Alana izin ke bundanya untuk pergi ke kamarnya untuk ganti baju sekolahnya ke baju yang lebih santai. Selesai dia ganti baju Alana turun ke bawah, untuk melihat bundanya takut wanita itu masih menangis ternyata wanita itu sudah tidur Alana bernafas lega setidaknya wanita itu tidak menangis lagi. Setelah memastikan bundanya baik-baik saja Alana pergi ke dapur, dia mau memasak untuk dirinya dan bundanya. Selesai memasak Alana duduk dikursi meja makan, Alana cuma duduk di sana dan melamun memikirkan masalah yang dia hadapi. Tapi sepertinya dia tidak akan memikirkan masalah dulu karena seperti ada yang lebih penting daripada masalahnya.
Tokkk...
Tokkk...
Tokkk...
Bunyi ketukan dipintu, membuat Alana tersadar dari lamunannya. Ternyata hari sudah malam tanpa dia sadari ternyata dia sudah duduk di sana sejak dua jam yang lalu. Alana bergegas menuju pintu, dia membuka pintu ternyata yang mengetuk itu adalah sagara. Melihat Sagara didepan pintu membuat Alana kikuk, tapi dia berusaha untuk menutup perasaan gugupnya.
“hai al” sapa Sagara tersenyum kaku.
“sa, ngapain malam-malam kesini tumben” ucap Alana berpura-pura biasa saja.
“gue mau minta maaf sama lu” kata Sagara memegang tangan Alana.
“eh, mau minta maaf kenapa sa?” tanya Alana melepas tangan Sagara.
“gue minta maaf karena tadi cuma diem aja, karena gue kaget banget lu ngomong gitu ke gue, tapi maaf sebelumnya, gue ga bisa Nerima cinta lu Al. Karena lu tau kan gue udah punya pacar, dan juga gue cuma nganggep lu sahabat gue doang. Sekali lagi maaf ya al” jawab Sagara dan menjelaskan apa tujuan dia kerumah Alana.
“gapapa kali sa, gue cuma mau ngungkapin perasaan gue doang, biar hati gue lega aja” ucap Alana berusaha santai.
“jadi kita akan tetap sahabatan kan?” tanya Sagara tidak sabar.
“iya iya lah sa hahaha” jawab Alana tertawa kecil diakhir ucapannya.
“janji” ucap Sagara menunjukkan jari kelingking yang disambut jari kelingking Alana.
“yaudah kalau gitu gue pulang dulu Al, soalnya gue mau jalan sama leotta. Dadah al” ucap Sagara melambaikan tangan ke arah Alana.
“iya” ucap Alana membalas lambaian tangan Sagara.
Alana masuk ke dalam rumah tidak lupa menutup pintu rumah, mendengar ucapan Sagara tadi membuat gadis itu lega setidaknya Sagara tidak benci dirinya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Anglocita
Short StoryMenceritakan tentang Alana yang masih saja mencintai sahabanya, meski dia sudah tau sahabanya itu sudah memiliki kekasih.