67

3K 325 19
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!









Christy sangat pulas disamping Cio, meskipun tidur dalam keadaan duduk. Christy tak melepaskan sama sekali genggaman tangannya pada Cio.
Perlahan Christy mengerjapkan matanya, menyesuaikan dengan cahaya diruangan tersebut. Christy merogoh kantung celana dan mengambil ponselnya, waktu menunjukkan pukul 3 dini hari. Dia harus pulang saat itu juga sebelum Shani terbangun, dan bertanya yang macam-macam padanya. Kenapa Christy harus pergi diam-diam dari Shani, karena dalam pikirannya Cio masih sehat dan selalu ada bersamanya. Kalaupun Christy menceritakan yang sesungguhnya pada Shani sudah pasti dia tidak akan menerimanya dan dipastikan keadaan Shani akan semakin parah. Christy selalu menjaga Shani dari hal itu.

Setelah dokter menyatakan kalau Cio akan segera pulih, tentu saja Christy tidak perlu khawatir lagi jika suatu saat nanti Shani menanyakan Cio padanya. Dan Christy tidak lagi harus berbohong pada Shani. Christy akan membawa Cio pulang ke rumah dalam keadaan yang sehat, seperti apa yang ada dipikiran Shani saat ini.

"Ayah, adek pulang dulu ya. Nanti adek pulang sekolah kesini lagi. Ayah harus udah bangun ya. Maaf adek tinggalin ayah sebentar. Adek janji pasti kesini lagi yah. Ayah cepet sembuh ya." Ucap Christy, dia sekilas mencium kening Cio yang masih setia menutup matanya. Sebenarnya dia pun tidak tega harus meninggalkan Cio lagi. Tapi apa boleh buat ini dia lakukan agar semuanya tetap berjalan seperti biasanya.

Setelah kembali berganti pakaian Christy keluar dari ruangan tersebut, dilihatnya Gita tidur dengan bersandar pada kursi. Christy sangat kagum pada sahabatnya bundanya itu, dia tidak tau akan seperti apa jika Gita tidak bersamanya sampai saat ini. Christy perlahan duduk disamping Gita.

"Tan." Panggil Christy, sambil menyentuh tangan Gita yang terasa dingin. Karena dia hanya mengenakan blouse pendek tanpa sweater atau apapun yang melindungi tubuhnya dari dinginnya malam.

"Dek?" Gita pun terjaga oleh suara Christy yang memanggilnya.

"Maaf Christy bangunin Tante."

"Gak papa dek, udah pagi ya?"

"Masih jam 3, Tan." Jawab Christy.

"Gimana ayah kamu di dalam?"

"Ayah baik-baik aja ko Tan, Christy lega liat ayah yang sekarang. Selang-selang itu udah gak terlalu banyak di tubuh ayah, Tan." Gita menatap penuh haru sekaligus bangga pada gadis yang ada dihadapannya itu. Dia selalu berusaha kuat dalam menghadapi apapun meskipun dan dia harus mengorbankan masa remajanya yang tidak seperti anak seusianya.

"Alhamdulillah kalo gitu, Tante juga ikut senang dengernya dek."

"Mmm... Tan."

"Iya kenapa?" Tanya Gita, dia merapikan rambut Christy yang sedikit berantakan.

"Christy mau berterimakasih sama Tante, makasih karena Tante udah bantuin keluarga Christy. Makasih karena Tante udah selalu ada buat Christy. Maaf Christy ngerepotin Tante terus selama ini. Christy gak tau harus minta tolong sama siapa lagi kalo bukan sama Tante. Dan Christy juga gak tau gimana cara bales semua kebaikan Tante sama keluarga Tante." Gita terus menatap Christy dalam, seraya menampilkan senyumnya.

"Kamu gak perlu berterimakasih dek. Tante ikhlas bantuin kamu dan keluarga kamu. Bunda kamu itu sahabat terbaik Tante, jadi Tante merasa punya keharusan untuk membantu dia. Dulu bunda kamu juga sering bantu kalo Tante lagi kesulitan, sekarang giliran Tante yang bantu kalian. Tante bangga sama kamu sayang, kamu bisa melewati ini semua. Dan Tante selalu berdo'a semoga keluarga kalian setelah ini akan kembali utuh, Tante juga masih punya hutang satu lagi sama kalian." Ucap Gita.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang