Di masa lalu Andi hidup nyaman dan serba berkecukupan apalagi dirinya seorang anak bungsu yang selalu di manja oleh orang tua dan juga ketiga kakaknya. Namun karena gegabah mengambil keputusan semuanya sirna dalam satu kedipan mata yang mana membuatnya menyesal seumur hidup.
Andi terhasut bujuk rayu sang kekasih yang mengajak kawin lari karena hubungannya tak direstui oleh keluarga inti. Sebenarnya Andi tahu alasan mengapa mereka tidak di restui karena keduanya baru lulus wisuda dan Raka sebagai kekasih belum memiliki pekerjaan.
*
Aawwww! Huuhhhh... Huuhhhh..." Belum reda sakit yang dirasa Andi di bingungkan dengan tempat tidurnya yang terasa basah dan perutnya berkali-kali lebih sakit.
"M-Mas... Uummhhh..." Andi berusaha bangkit dan mengguncang tubuh Raka. "M-Mas bangun, Mas. Ketubanku pecah."
Raka mengerjap kemudian mengucek matanya yang terasa berat sebab baru tertidur pukul tiga pagi. "H-huh, kenapa?" tanyanya setengah sadar.
"Perutku sakit banget, Mas. Ketubanku udah pecah!" jawab Andi dengan nafas memburu.
*
E-engga..." Dengan suara lirih dan putus asa Andi kembali melanjutkan ucapannya. "Mas aku sudah sangat lelah, huuhhh, bagaimana bisa aku mengejan lagi? Akhhh... Aku sudah tidak sanggup."
"Sayang, dengerin Mas, kamu adalah sosok ibu yang hebat karena bisa bertahan sejauh ini. Demi si bungsu kamu jangan nyerah ya, Sayang? Aku percaya kamu pasti bisa." ujar Raka menyemangati Andi.
"Benar kata suamimu, Nduk. Si Mbok akan membantu kamu fokuslah mengejan serta atur nafasnya seperti tadi."
Jalur lahir yang belum mengatup sempurna tetiba dimasuki kedua tangan si Mbok yang membuat Andi menjerit histeris. "MBOKHH SAKITHH AARGGHHHHHH!"
"ARGGGHHHHHH! NNGGHHHHHHHHH! SSAAKKIITTHHHHHH EENNNGGHHHH!"
"Ambil bayi dari istrimu kemudian tidurkan mereka di sebelahmu." titah si Mbok kepada Raka yang langsung dituruti.
***
I'm backkkkkkkkk!!!
Setelah sekian purnama akhirnya bisa update lagi wkwkwk... Untuk kelengkapan cerita bisa liat di karyakarsa yaaa gaysss!!