Chapter 1 : Kejutan Semesta

21 14 3
                                    

I found my final chapter


Dulu yang selalu mikir "Kayanya mustahil buat aku bisa lupa apalagi move on dari dia" tapi nyatanya aku hanya butuh ketemu banyak orang dengan berbagai macam karakter untuk sampai ditahap :

"Oh ternyata yang kemarin ga ada apa-apanya masih banyak manusia yang baik untuk bilang bahwa perlakuan dia selama itu hanya basic a human aja."

Ternyata selama ini aku hanya tenggelam di lautan kenangan menyebalkan. Aku yang terus memilih untuk jatuh di dalam dasar lautan. Padahal jika dari awal aku memiliki niat untuk menarik diriku keluar dari lautan itu mungkin sudah sejak lama aku sembuh.

Yogyakarta, 05 September 2023


Angin sore berembus cukup kuat di tengah Kota Yogyakarta sore ini. Membiarkan ranting dan dedaunan jatuh mengotori setiap sudut jalanan kota. Langit sore mulai menguning menandakan pergantian hari segera tiba.

Puluhan mahasiswa lalu-lalang memenuhi area kampus. Suara klakson serta gelak tawa para mahasiswa mendominasi. Setiap sudut taman sebelah gerbang kampus terisi manusia yang terlihat sibuk mengejar tujuan mereka masing-masing. Wajah-wajah lelah setelah menjalani segala kegiatan hari ini terlihat jelas dari wajah mereka.

Kecuali dia, gadis bermata sipit dengan setelan dress hijau mint yang tengah terduduk santai di salah satu bangku taman. Dirinya asyik menikmati pemandangan yang selalu terulang setiap sore di area kampusnya. Memandang setiap manusia yang tengah mengejar mimpinya di kota perantauan.

Notebook merah mudah dan earphone berkabel yang menemaninya sore ini. Entah sudah berapa lembar dia menghabiskan kertas hanya untuk menceritakan kejutan yang semesta berikan untuk hari ini. Bukan hal asing lagi bagi dirinya untuk selalu menulis segala kegiatan yang terjadi setiap harinya. Karena baginya menulis adalah salah satu cara dia meluapkan apa yang tidak bisa dia sampaikan. Dan menulis adalah satu bagian dari cara meromantisasi hidupnya.

Dia Allora Janetra, gadis berpostur tubuh kurus putih tinggi dengan bibir tipis merah muda dan rambut panjang yang sedikit kemerahan. Mahasiswa baru di salah satu kampus negeri Yogyakarta.

"Maaf membuatmu menunggu lama," ujar seorang pria bertubuh tinggi dengan jam tangan yang menjadi ciri khas dirinya.

Allora menganggukkan kepalanya pelan, Mencetak sebuah senyum yang membuat matanya terlihat seperti bulan sabit.

Tanpa menunggu perintah, pria itu menjatuhkan tubuhnya di kursi persis sebelah Allora, memandang gadis yang belum lama ia temui tepi berhasil memberi warna bagi hidupnya yang sepi.

"Sudah selesai menulis kejutan semesta untuk hari ini?" tanyanya saat melihat Allora menutup notebook merah muda dengan motif kuda poni.

"Sudah, ditemani lagu daylight dari Taylor Swifth tentunya." Suara Allora menguar untuk pertama kalinya sejak kedatangan pria ini.

"Seindah itu ya lagu Daylight?"

Allora lagi-lagi mengangguk sambil menampilkan senyum khas dengan mata bulan sabitnya. "SANGAT."

"Lagu Daylight itu jadi saksi diriku bisa sampai sini, lagu ini juga yang membuat aku mengenal sosok yang sangat istimewa," terang Allora.

"Oh ya?"

"Yapp, lagu ini juga jadi lagu pertama yang menemani aku mengitari Kota Yogakarta saat mengejar senja bersama orang istimewa itu."

Pria itu tersenyum gemas melihat ucapan gadisnya, si gadis pemilik sajak paling indah. Itulah istilah yang ia berikan pada Allora sejak pertama kali keduanya bertemu.

"Kira-kira jika si tuan istimewa itu mengajak mengejar langit senja sore ini, apa kamu masih mau?"

"Tanpa ditanya pun aku akan mengusulkannya terlebih dahulu." Tangan kekar berurat itu mencubit puncak hidung Allora. Memberi reaksi rengekan kecil dari si pemilik hidung mancung itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Queen Off SaturnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang