Gabriel melangkahkan kakinya menelusuri koridor rumah sakit yang berada di lantai 4.
Gabriel tidak perduli dengan rasa sakit yang ia rasakan diwajah dan perutnya akibat berkelahi, yang ia pikirkan saat ini hanyalah callie.'El obatin muka lu dulu yok' ucap arman yang masih berjalan disamping gabriel
'Gausah, gua gpp' ucap gabriel
'Lu mau ketemu callie dengan kondisi muka lu kaya gini?' ucap gisal
Gabriel diam sesaat, kini mereka sudah berdiri didepan kamar rawat yang callie tempati.
Gabriel memandangi pintu yang tertutup dihadapannya'Iya sal. Cuma sekarang cuma butuh callie' ucap gabriel
Gabriel mulai membuka knop pintu kamar callie. Semua pandangan langsung tertuju kearah dirinya yang baru saja masuk, bahkan callie sudah memandang dirinya
'Gabriel' ucap callie saat melihat gabriel masuk
Lia, lyn dan indira kini menatap terkejut kearah gabriel. Mereka semua kaget dengan kondisi gabriel saat ini yang benar benar berantakan.
Gabriel melangkah kakinya berjalan mendekati callie, bahkan ia sudah tersenyum disamping callie saat ini
'Kmu udh bangun ternyata' ucap gabriel sambil tersenyum
Callie menjulurkan tangannya dan memegang pipi gabriel dengan lembut.
'kmu kenapa?' callie menatap sedih kearah gabriel
Gabriel tersenyum. ia menggenggam tangan callie yang berada di pipinya, mengecup lembut tangan callie.
'Aku gapapa ko' jawab gabriel
Callie mulai menangis, ia masih menatap mata gabriel dengan lekat.
'Gabriel maafin aku hiks''Eh ko minta maaf? Minta maaf buat apa hm?kmu ga salah apa apa kell' Gabriel mengusap air mata callie lembut
'Maafin aku gabisa jaga calon anak kamu el. Maafin aku hiks' callie semakin menangis
Gabriel, rasha, gisal dan arman benar benar kaget mendengar ucapan callie.
Bagaimana callie bisa tau? Apa teman temannya sudah bilang?.
Rasha menatap kearah lia, dan lia hanya menggelengkan kepalanya menandakan jika ia juga tidak tau.'Kmu udh tau kel?' gabriel masih menatap kearah callie, dan callie menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan gabriel
'Sebelum dokternya bilang sama temen temen, dia udh lebih dulu ngasih tau aku dan minta persetujuan aku buat pembersih. Katanya kalo ga langsung diambil tindakkan, itu malah buat bahaya jdi aku setujuin itu el. Maafin aku' ucap callie sambil menangis menjelaskan semuanya pada gabriel
'Gapapa kell gapapa. Ini belum rezeki aku dan kmu mungkin gapapa ya' gabriel mengusap pipi callie
'Maafin aku el. Aku salah gabisa jaga calon anak kita hiks'
Gabriel memeluk callie lembut, ia mengusap kepala callie untuk mencoba menenangkannya.
'Hei gapapa sayang, kita masih ada nachia' ucap gabriel
Callie tidak menjawab, ia masih menangis menyesali semuanya.
'Jangan nyalahin diri kmu terus ya. Aku bakal marah banget sama kmu, klo kmu masih terus terusan nyalahin diri kmu' ucap gabriel, Mendengar itu callie mengangguk kepalanya.
Callie melepaskan pelukkannya, ia kini menatap kembali kearah gabriel.
'Kmu abis ketemu vano ya?' ucap callie
Gabriel tidak menjawab, ia hanya memasang senyuman tenangnya sambil menatap kearah callie
'Kmu udh tau semuanya?' ucap callie

KAMU SEDANG MEMBACA
Closer [Cella] (SEDANG PRE ORDER)
FanfictionCerita ini hanya fiksi belaka. Bijak bijak dalam membaca,jangan menyangkut pautkan dengan kehidupan pemeran real. Cerita ini murni ide saya sendiri,jika ada kesamaan itu diluar dugaan saya. Bxg