Special Day.

29 3 5
                                    

Sendiri..

Itulah yang Raden rasakan sebelum akhirnya ia bertemu dengan Sang Mentari, Navarro Mavendra.

Menurut orang lain, hari ulang tahun adalah hari spesial bagi mereka. Namun berbeda dengan Raden. Sejak kecil, dirinya tidak pernah merayakan atau bahkan dirayakan saat ulang tahun.

Raden tak tahu bagaimana rasa nya dirayakan saat ulang tahun. Ia tak tahu bagaimana rasa nya diucapkan selamat ulang tahun, diberi hadiah atau meniupkan lilin.

Sejak kecil, ia tak pernah mendapat kehangatan dari kedua orang tua nya. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka hingga tak memperdulikan Raden, kecuali tentang nilai dan prestasi Raden.

"ALINGGA! APA APAAN INI??!!" Teriak seorang wanita sambil menunjukkan sebuah kertas ujian dengan nilai 95.

Raden kecil hanya diam, ia mengepalkan tangannya. Ingin sekali ia berteriak kepada wanita yang merupakan Ibu nya.

"KENAPA KAMU DAPET 95??!! JAWAB ALI!" Sang Ibu menampar Raden dengan keras hingga terdapat bekas tamparan di pipinya.

"Ali pusing bu.. Ali capek." Raden tahu itu bukan jawaban yang Ibu nya inginkan, membuat dirinya kembali ditampar.

"KAMU KALO PUSING TUH IZIN! JANGAN MAKSAIN! MENDING KAMU IKUT SUSULAN DARIPADA DAPET NILAI JELEK BEGINI! DASAR ANAK GA GUNA!"

Berisik..
Berisik.
Gua ga butuh tanggapan lo. Lebih baik lo mati daripada harus munculin wajah lo yang mirip monster itu.

Mati.

Mati.

MATI.

.....

Den..

Suara lembut terdengar ditelinga nya. Suara yang familiar, terasa sangat hangat.

Raden..

Lagi.. Suara itu muncul memanggil nama nya seakan tengah membangunkan dirinya dari sebuah tidur panjang.

"RADEN BANGUN ANJING JANGAN NAKUTIN!"

Teriakan melengking Nava membangunkan Raden dari tidurnya. Raden yang masih linglung hanya membalas dengan raut wajah melongo.

"Kenapa sih teriak teriak? Berisik tau." Ucap Raden sesaat setelah mendapatkan nyawa nya kembali. Biasa orang bangun tidur pasti nyawa nya ilang.

"LAGIAN MANEH TIBA TIBA NGIGAU NGOMONG MATI! KAN SIAPA YANG NGGA PANIK COBA!!"

Ah.. Pasti tentang mimpi itu..

Nava manghela nafas pelan, ia tau pasti apa yang dimimpikan Raden. Ia segera mendekati pria yang tubuhnya lebih besar dari diri nya itu dan memeluknya. Raden tidak terkejut karna hal itu sudah merupakan kebiasaan Nava ketika dirinya mendapat mimpi buruk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let's Shine Together! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang