PROLOG

27 1 2
                                    

Hidup kerap kali penuh misteri. Kita tak  pernah tau apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Meski, bayang-bayang masa lalu kian menghantui tetapi, hidup harus terus dijalani, dimaknai dan disyukuri. "Huft." Setiap tarikan nafas yang keluar begitu berat bagiku. Aku tak tahu, aku hilang arah. Bahkan mungkin aku pengecut karena mundur sebelum berjuang. Aku bahkan ingat percakapanku dengan ibuku sepekan yang lalu.

"Memangnya kau mau jadi apa? Mengapa tidak coba untuk daftar ke Universitas Negeri? Kalo yang di swasta tidak diterima mau bagaimana? "
"Aku gatau bu, aku gaakan lanjut kuliah kalau aku tidak masuk KEDOKTERAN!. "

"Ah bodohnya!" Tanpa sadar aku menepuk jidatku sendiri. Perasaan hampa, cemas diam diam menyelimuti saat ini. Berbagai pertanyaan satu persatu muncul dari dalam benakku.

"Bagaimana jika tidak diterima di Kedokteran?. "
"Bagaimana jika hasilnya sama saja seperti SMA kemarin?. "
"Bagaimana jika kali ini gagal lagi?. "

Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang memenuhi otakku saat ini. Rupanya kegagalan yang kurasakan ketika masuk SMA mulai menguasai tubuhku dan mengambil kendali atas diriku. Aku memegang kepalaku frustasi sambil berhadapan dengan laptop yang kian usang yang sudah menemaniku selama seleksi masuk kedokteran kemarin.
Satu hal yang ada dalam otakku saat ini adalah aku harus masuk fakultas kedokteran apapun yang terjadi. Aku sadar dengan otakku yang tidak terlalu pintar ini, aku nekat mendaftar ke fakultas dengan logo tongkat dan ular tersebut. Jika kalian tanya alasannya tentu alasannya gara gara orang yang sudah menghinaku tanpa alasan didepan murid yang lain. Ya seketika aku teringat pada orang yang bernama Agus itu.

#Flashback on
"Coba kamu! Ya kamu yang pakai jaket pink coba jawab pertanyaan di LKS ini!. " Seseorang sekitar 30 tahunan dengan wajah yang masih sangat muda itu menunjuk padaku menyuruhku menjawab pertanyaan di LKS no 5.

"Hmm saya pikir jawabannya yang C pak. " Jawabku ragu karena memang sejak tadi aku tidak mendengarkan apa yang beliau terangkan mengingat aku sedang tidak enak badan. Meskipun aku memaksakan diri untuk ikut les.

"Kenapa jawabannya C?. "

"Karena gada subjeknya pak langsung predikat diikuti kata benda. "

"HAHAHAHA kamu dapat jawaban itu darimana? Saya ga pernah ajarin itu! Aduh kalo jawab pertanyaan itu ya mbok di pikir dulu jangan asal tembak gitu ya! SMA mana kamu?. "

Seketika seisi kelas menertawakanku.

"Belajar yang bener ya siapa nama kamu?. "

"Bella pak. "

"Ya Bella belajar yang bener saya ga pernah ajarin kamu jawaban gitu mau jadi apa kamu kalo kamu belajarnya ga bener. "

Perasaanku campur aduk saat itu juga. Aku malu setidaknya jika aku salah mejawab harusnya orang itu tidak seharusnya mempermalukanku di depan umum dengan cara seperti itu.

Bell berdering dan aku, Nara, Misel serta Abi dan tak lupa juga ada Rafi keluar dan tak sengaja berpapasan dengan guru itu lagi.

"Nara kamu rencananya mau masuk fakultas apa nanti kuliah?. "

"Bingung pak antara farmasi sama kedokteran. "

"Kalo Misel?"

"Misel juga mau kedokteran pak. "

"Ya belajar yang bener ya kalian semua bapak yakin kalian tembus kedokteran. Kalo abi ama rafi mau kemana?. "

"Teknik pak. "

"Wah hebat-hebat kalian ya. Dari sekarang dipersiapkan ya! Yu bapak duluan ya!. "

Sialan aku saja yang tidak ditanya mau kemana saat itu.

#flashback off

"Brakkkk." Tanpa sadar lamunanku membuatku mengebrak meja tanpa sadar.

"Ada apa Bel? Hasilnya sudah keluar?. "
Tanya ibu dari arah dapur. Sepertinya gebrakanku tadi mengejutkan ibu. "

"Belum Bu. " Jawabku harap harap cemas mengingat hari ini pengumuman kelulusan ku diterima atau tidak untuk masuk fakultas kedokteran di salah satu Universitas terkenal di kota Bandung tersebut.

Perlahan jariku mulai mengetik namaku beserta no pendaftaran. Seketika jantungku berdegup dengan sangat kencang. Aku tak sanggup jika kali ini tidak sesuai harapan.

Tanganku mulai memencet tombol OKE yang tertera disana dan aku mulai memejamkan mata. Tetapi belum sempat aku memejamkan mataku sebuah tulisan muncul.

SELAMAT ANDA DINYATAKAN LOLOS! SILAHKAN SEGERA LAKUKAN PEMBAYARAN DENGAN RINCIAN DIBAWAH INI!

Mataku seketika terbelalak.

"Ibu.... Aku lolos, ibu aku calon dokter!!! "
"Ahhh selamat Nak! Ibu bangga sekali. " Kata ibu sambil memelukku.

Dalam hati aku merasa puas sekali karena sekali lagi aku bisa buktikan jika aku mampu dan tidak sebodoh bayangan pak Agus.

Tapi Justru sekarang hatiku mulai gundah. KEDOKTERAN merupakan satu kata yang menjadi impian semua orang. Bahkan bisa dibilang calon mantu idaman. Tapi bisakah aku bertahan? Bagaimana nanti lingkungan baru? Teman baru? Bahkan tempat tinggal baru? Bandung? Kota yang belum pernah aku kunjungi sama sekali. Apa aku bisa? Bahkan mungkin disana aku temukan pacar baru?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear Jo : Denganmu aku berlabuh bersamamu aku sembuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang