Sagara tidak mau diam, terus saja mondar-mandir di depan pintu ruang UGD, menunggu Bian yang masih berada di dalam ruangan tersebut.
Bian sekarang, sedang di rawat, di rumah sakit. Menjalani operasi sesar. Hal itu membuat Sagara khawatir dengan keadaan Bian. Yang berjuang sendiri melahirkan anaknya.
Semua keluarga ikut serta menunggu Bian dia ruang tunggu,Herry juga ada di sana.
"Kenapa lama Pa ?" Tanya Sagara penuh kekhawatiran.
"Sabar Ga, kita percayakan ke dokter. " Ujar sang Ayah.
"Duduk di sini, berhentilah mondar-mandir." Sambung sang Mama
Mereka juga khawatir dengan keadaan adaan Bian, menantunya.
Tidak lama seorang dokter keluar dari ruangan itu
"Keluarga pasien "
"Saya dok !" Sagara langsung berdiri dan menghampiri dokter itu
"Selamat, anak bapak laki-laki, sehat."
Mendengar itu Sagara dan seluruh keluarga beserta orang-orang yang ada di sana senang mendengar berita mengharukan itu.
Wiratmaja dan Nina tidak kalah senang jaya juga demikian. Mereka sekarang memiliki cucu.
"Bagaimana dengan istri saya dok ?"
"Istri anda selamat " Ujar sang dokter.
"Satu orang boleh menemani Pasien di ruang ICU nanti. " Ucap sang dokter menerangkan.
"Baik dok"
***
Sagara melihat anaknya sebelum ia pergi menemani Bian di ruang ICU.
Sagara tersenyum di balik jendela, menatap si bayi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dasar kentang " Sagara bergumam lantas pergi dari tempat itu menuju ruang ICU.
Sagara melihat Bian masih tidur pulas di atas kasur dengan bantuan infus, meski di bilang selamat Sagara tetap khawatir karena Bian belum juga membuka matanya.
Sagara duduk di kursi sebelah Bian, tangan kekarnya merah tangan Bian mengelus punggung tangan Bian dengan lembut.