CHAPTER 01

5 0 0
                                    

Belajar mengalah ya kak? Kalimat lucu yang keluar dari mulut manusia yang katanya orang tua bukan cuma itu kalimat menyakitkan lainnya juga sama tentang mengalah dan mengalah dan mengalah, mengalah untuk masa depan kakaknya, mengalah untuk masa depan adiknya dan dibiarkan kalah pada masa depannya sendiri. Kalah pada dirinya yang memberontak untuk sekedar di dengarkan sekali saja dalam hidupnya, kalah pada dirinya yang memberontak untuik sekedar egois sesekali. Entah siapa yang dipaksa untuk terus-terusan tidak egois pada dirinya sendiri berharap sekedar di dengar suatu saat nanti namun jauh disana pun yang ditanyakan bukan keadaannya namun kapan uangnya dikirim untuk adik dan kakakmu, Rembulan yang seringkali dianggap egois justru manusia yang paling banyak tidak diijinkan untuk egois pada dirinya sendiri dan keinginannya sendiri, didengar? Kapan Rembulan didengar? Kapan Rembulan dipahami untuk sekedar berhenti menanyakan uang yang selalu diminta dan sekali saja ditanyakan bagaimana keadaannya? 

Rembulan dan kakinya yang perlahan melemah menanggung hidupnya yang semakin sulit untuk dia hadapi sendirian, semuanya pergi saat ia memohon pertolongan bak luka yang harus ia tahan sendirian. Ini yang disebut egois? Rembulan seseorang yang mengusap air matanya yang jatuh setiap harinya, helaan nafas berat Rembulan hembuskan setiap harinya, sejak kapan Rembulan menjadi selemah ini? Rembulan memang lemah bukan sejak kapan Rembulan menjadi lemah, Rembulan lemah namun dipaksa kuat setiap harinya dihajar tanpa ampun oleh keadaan yang mencekiknya, ia mati rasa dan tetap mati rasa setiap harinya,

"Rembulan, ibu minta di transfer buat kuliah adikmu ya? dan juga buat keluarga kakakmu, kamu harus ngerti kamu satu-satunya anak yang bisa ibu dan bapak andalakan satu lagi jangan lupa buat bayar hutang kamu ke adikmu sekitar 100.000 ya Rembulan" Ujar sang ibu dibalik telepon

"Bu, kalau semua diminta rembulan makan apa disini? Rembulan juga perlu makan dan bayar kos disini" Jawab Rembulan lembut

"Dasar anak ga tahu diri udah ibu besarin biar bisa jadi manfaat buat keluarga kenapa kamu egois Rembulan, ibu ga pernah ajarin Rembulan egois harusnya ibu ga pernah lahirin anak egois kaya kamu, ibu ga pernah mau tau besok harus dikirim" Final sang ibu

Suara dengingan panjang terdengar yang artinya semuanya final ia harus mengirim setengah gajinya untuk kebutuhan keluarganya dan keluarga kakaknya, Rembulan merebahkan dirinya berfikir bagaimana ia harus hidup sebulan ke depan dengan uang 700.000 di kota orang seperti ini. Sedangkan keadaan dirumah Rembulan, sang ibu mengomel karena Rembulan tak memikirkan keadaan rumah dan egois sampai sang ayah datang membawa ayam goreng untuk sekeluarga dan mereka duduk sembari menikmati ayam yang sang ayah bawa, 

"Rembulan apa kabar disana bu? Katanya habis dapet kenaikan pangkat ya di kantornya" Tanya sang ayah dengan lembut 

"Iya pak, Rembulan dapet promosi tapi tadi ibu minta rembulan 7.000.000 untuk kita tapi dewa rasa Rembulan harusnya ngasih ya pak"

"Rembulan hidup di kota orang aja masih direcokin, kalian ini tahunya minta doang sama Rembulan, apalagi yang udah punya anak ga malu minta terus sama adiknya terus? Kalau ibu bilang ini tugas Rembulan yang salah ibu dan kalian, tugas kita harusnya menjaga satu sama lain bukan malah merepotkan salah satunya dan membiarkan yang direpotkan mengerti terus menerus, Rembulan yang sudah sebegitunya kalian sebut egois lalu kalau Rembulan egois kalian apa? Mental miskin?" Sarkas sang ayah pada anak istri dan kedua anaknya

TO BE CONTINUED


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnagataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang