2

8K 26 1
                                    

Pak Arya yang sadar tatapan dari murid di depannya itu, segera menyentil dahinya pelan.

"Ahhhh aduhh." Zara meringis merasakan sedikit sakit.

Sedangkan Pak Arya, bulu kuduknya seketika berdiri mendengar desahan dari Zara. Walaupun bukan desahan kenikmatan tetapi itu mampu membangunkan sisi lain dirinya. Pak Raka merenggangkan dasinya berharap rasa panas yang menghampirinya segera berkurang. Ia menatap Zara yang masih menatap ke bawah. Setelah mengamati selama beberapa minggu, Pak Arya tahu jika Zara termasuk anak yang pintar. Namun ia sangat tidak menyukai penampilannya. Sangat tidak mencerminkan seorang siswa yang berpendidikan. Lihatlah, kemeja ketat yang membuat dua gunung kembarnya terlihat sangat menonjol dan rok diatas lutut yang jika Zara seperti saat ini, maka akan tersingkap sampai setengah pahanya.

Zara masih menatap tonjolan di paha Pak Raka. Gadis itu mencoba mengurangi rasa gugupnya.

"Ehemm emm i-itu Pak, Zara mau ngajak pak Arya makan siang." Tangannya membuka bekal yang sedari tadi ia bawa. Hanya ada nasi, telur, dan nugget. Menu yang sederhana tapi Zara sangat bersyukur bisa membelinya.

Baca lengkap di karyakarsa

Kalopsia (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang