Awas guys isinya hihun bersetubuh.
Komen dong.
.
Heeseung susah payah bawa Sunghoon ke rumahnya. Betulan susah payah sih karena dia dihujani tatapan mupeng waktu gendong Sunghoon ala pengantin di sepanjang jalan dari stasiun ke rumahnya.
Mana Sunghoon desah-desah mulu di gendongannya.
"Gimana kalo kamu saya mandiin biar suhu tubuhmu agak turun?"
"Nghh..." Sunghoon menggeliat di kasur Heeseung. Celana bahannya menunjukkan jejak basah di selangkangannya, keluar dua kali: saat di kereta dan di gendongan Heeseung.
Semuanya hanya karena feromon Heeseung.
Sunghoon merangkak ke lantai, memeluk erat pinggang Heeseung yang duduk di kasur. Selangkangan Heeseung dia remas asal-asalan. Besar. Sangat besar di tangan Sunghoon karena penis itu agak tegang usai endus-endus feromon Sunghoon dan dihantui desahan halus omega itu dari tadi.
"H-Hei! Kamu mau ngapain—mmhh..."
Tangan Sunghoon gemetaran meraih resleting celana Heeseung. Dia bersimpuh di lantai dengan tatapan sayu dan mulut nggak berhenti mendesah dari tadi.
Omega heat emang liar banget.
"Sunghoon, kamu mau apa dari saya?" Nada Heeseung tegas, kali ini cukup membuat Sunghoon agak tersentak.
Air muka Sunghoon berubah sendu. Aura alpha Heeseung bikin dia merinding.
"Kamu mau apa, Sunghoon? Ngomong. Mulutnya dipake. Jangan desah aja biaanya." Heeseung menggendong Sunghoon untuk naik ke kasurnya.
"Eummh... Mau ini, nghh mau..."
Gundukan keras itu ia endus, menenggelamkan hidungnya di sana. Semakin dalam Heeseung mengusakkan wajahnya, semakin becek slick yang mengalir di lubangnya. Desahannya ribut sekali malam itu.
Sunghoon meloloskan kejantanan Heeseung dari celananya. Kesabarannya sudah habis. Penis besar Heeseung dia jilat dari pangkal hingga ujung, mengulum pucuknya dengan kepala naik turun.
"Sunghoon—–" Heeseung meremat pelan rambut hitam sang omega. "Kalau kamu begini, saya bisa——"
"Hmpphh...."
Sang omega tak acuh. Ia mengocok miliknya sendiri sembari terus mengulum milik Heeseung di mulutnya. Heatnya kali ini luar biasa. Melalui masa heat bersama seorang alpha setampan Heeseung dengan penis sebesar ini adalah pengalaman terbaiknya.
"Cum di wajahku." Sunghoon mendongakkan wajahnya.
Splurt——
Heeseung menyeringai. Wajah cantik di bawahnya kotor. Spermanya muncrat hingga ke rambut. Dagu Sunghoon ia angkat. "Masih mau penis saya?"
"Mau. Mmhh..." Sunghoon menggelinjang ketika pantatnya yang berhasil naik ke pangkuan Heeseung diremas. Jemari Heeseung meraba slick nya yang licin dan becek.
"Slick-mu wangi stroberi." Heeseung menggerakkan jarinya. "Kenapa ini semakin basah ketika saya puji kamu? Kamu suka dipuji, hm? Cantik?"
"Ahh!"
"Kamu keluar lagi karena pujian saya." Heeseung menggesekkan ujung penisnya ke lubang Sunghoon. "Boleh saya masukkan?"
"M-Masukhh! Hnghhh!"
"Mmhh, gigit bahu saya kalau sakit."
"Nggak sakithh... Enak, besar!" Sunghoon tersenyum dengan mata terpejam. Pinggulnya bergerak naik turun, memutar mencari spot manis di dalamnya.
"Saya bantu gerak."
"Hnghh ahh!"
Gotcha. Heeseung menemukannya. "Nghh! Di sana! Di sana, lagi! Ahh mmhh..."
"Heeseung. Nghh, nama saya Heeseung. Moan my name."
"H-Heeseung, lagi... Mmhh nenen." Sunghoon memilin putingnya, frustasi dadanya belum disentuh.
Sang alpha menurutinya. Siapa ia untuk menolak? Gigi Heeseung menggoda puting kecokelatan itu. Ia menyeringai, "Mau dadamu saya buat keluar susu?"
"Eumhh mau.... Mau Heeseung, mau hamil sama Heeseung!"
Smirk Heeseung muncul lagi. Kemudian ia menancapkan knott-nya.
***
"GUE DIMANA?! LAPTOP GUE...?! BAB 3?! REVISI?!"
"Jangan teriak-teriak."
Sunghoon heboh menarik-narik piyama mahal yang dia pakai. Sejak kapan dia punya piyama sutra begini?
Tunggu.
Sejak kapan kamar kosnya berubah jadi mewah yang kira-kira butuh nabung dua tahun untuk dia bisa beli semua perabotnya?!
"Kamu di kamar saya."
"LO SIAPA?"
"Heeseung. Kan kamu desahin nama saya semalam."
"LO PERKOSA GUE?!"
Sunghoon menutup matanya heboh saat Heeseung membuka celananya. Celana bahan bermerk itu dia turunkan, menunjukkan jejak-jejak kemerahan di selangkangannya. "Menurutmu mungkin nggak saya melakukan ini sendiri di tubuh saya?"
Sunghoon mengingat-ingat.
Iya juga. Dia ingat samar-samar, dia mengendus-endus selangkangan pria yang mukanya nggak terlalu dia perhatikan. Pokoknya wangi dan penisnya gede deh!
"Ini. Mungkin nggak saya cium-cium dada saya sendiri?" Heeseung menunjukkan jejak merah di tubuhnya lagi. "Harusnya kamu yang bisa disebut memperkosa saya."
"Maaf, Om."
Heeseung mendengus. Dasar om-om galak.
"Jangan kemana-mana. Saya kerja dulu. Kalau lapar pesan saja, chat saya biar saya yang bayar."
Buset sugar daddy.
"Nomor saya ada di kartu nama meja ini. Nanti hubungi saya kalau butuh tanya alamat atau uang ya?" Heeseung merapikan lagi kemejanya. Snellinya yang kemarin membungkus tubuh Sunghoon ia masukkan ke dalam tas kerjanya. "Saya sibuk hari ini."
"Lo dokter, Om?"
"Iya."
"Lo nggak mau periksa gue dulu gitu?"
"Saya dokter bedah mayat."
"Oh..."
.
Next Chapter:
"Hoon, kayaknya lo hamil deh."
.
Komen lah klen.
KAMU SEDANG MEMBACA
sticky; heehoon
Fanfictionseingat sunghoon terakhir dia keluar kos tanpa bawa supresant miliknya. kenapa bangun-bangun kamar kosnya berubah jadi kamar mewah bak anak raja? cw // aboverse, mpreg