1990.

15 6 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh Readers 👋🏻💗

Hari ini Author mau up cerita baru.

🖇️Meluruhkan Rancu 1990.

Jangan lupa mampir yah, di tunggu Vote, coment and follow nya :)

🖇️Tikok @hanyarasakata.
🖇️Wp Riir24.

HAPPY READING

___________________________________________

Juni 1990.

Di dalam rumah yang  terbuat dari  dinding bambu berlapis semen, ada gadis kecil yang sedang memeluk erat tubuh nya meringkuk menangis, meratapi nasib kehidupannya di belakang pintu dapur.

Ia kecewa, hari ini adalah  hari pengambilan ijazah dirinya di Sekolah Dasar, sebagai syarat pendaftaran untuk masuk perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Namun harapan itu harus pupus, wajah yang awalnya gembira menanti kedatangan sang ayah setelah 3 tahun tidak berjumpa, berubah menjadi tangisan dan kekecewaan yang mendalam.

Bagaimana tidak! Janji yang dulu diucapkan sang ayah, hilang entah kemana.
Sosok perempuan kecil itu bernama
Nur Zahra.

"Nenek! Nenek!"

Dari kejauhan sudah terdengar teriakan Zahra, ia melambaikan tangannya sambil berlari gembira, menyapa sang nenek yang sedang menyapu tangga rumah panggung nya.
Dengan nafas yang tersengal-sengal, ia bertanya pada neneknya.

" Nenek!? kata kakak, hari ini ayah datang pasti ayah ingin menemani aku untuk mengambil ijazah sekolahku.
Aku rindu dengan ayah, sudah 3 tahun aku tidak berjumpa dengan ayah, semenjak ayah menikah lagi, ayah tidak pernah ada kesempatan datang kesini lagi pasti ayah sibuk dengan keluarga barunya"

sedih itulah yang ia rasakan sejak kepergian ibunda tercintanya sang ayah tidak pernah berada di sampingnya lagi, ia dan ke 4  saudaranya hidup dengan neneknya yang sudah tua bahkan untuk makan dan kebutuhan lainnya tidak pernah dikirim sang ayah, walaupun begitu ia masih mencintai laki-laki yang sudah lama menelantarkan kehidupannya.

Ia menghela nafas kasar, terlalu sakit mengungkit luka lama, tidak ingin larut dalam kesedihan, ia  kembali menatap nenek nya yang masih diam, hari ini ia tidak ingin bersedih, ia harus gembira bayangan sekolah baru dan ijazah sekolah sudah terbayang di pelupuk mata!

Sudah lama ia berdiri di samping sang nenek, tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban, kesal dengan sang nenek yang tidak ada respon ia kembali memanggil.

" Neneeeeek!? kenapa diam saja, aku sudah tidak sabar bertemu dengan ayah nenek! "
Ucap nya dengan nada setengah kesal nan manja.

" Ayahmu sudah datang pagi tadi Zahra, tapi tidak untuk menemanimu mengambil ijazah, dan pergi mendaftar sekolah"
ucap nenek dengan suara yang bergetar menahan tangisannya.

Mendengar jawaban sang nenek alis Zahra bertaut, ia belum paham apa maksud dari ucapan neneknya, dengan wajah yang bingung ia menatap neneknya dengan lekat.

" Nenek, aku tidak paham kalau ayah dari pagi sudah datang, kenapa ayah tidak ada menyuruh kakak untuk menjemput aku, aku tidak bermain jauh hanya di sekitar surau dekat rumah " ucap Zahra.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meluruhkan Rancu 1990Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang