01

5 0 0
                                    


Kamu dan langit biru saat itu..


Februari,2015.

Sore ini hujan tiba-tiba turun di tengah cuaca yang cerah.Dengan berlari kecil Namika menadahi kepalanya dari butiran air hujan dengan tangan mungilnya.

Gadis SMA berusia 18 tahun itu terus berlari hingga ia terhenti karena tali sepatunya yang tak sengaja lepas membuatnya terjatuh.

"Aww!"pekik Namika karena lututnya yang lecet dan mengeluarkan darah segar.

Di tengah guyuran air hujan yang tak deras itu Namika beralih membenarkan tali sepatunya dengan rasa pedih di lututnya yang semakin terasa karena terkena air hujan.

Namun tiba-tiba seseorang datang di hadapan Namika dengan sebuah payung berwarna merah muda dan perlahan mengarahkan payung itu tepat di atas kepala gadis yang kini terlihat terkejut itu.

Wajah pria itu yang tampan terlihat semakin sempurna dari sudut pandang Namika saat ini.Berlatar langit biru yang cerah wajahnya masih terlihat bersinar karena warna kulitnya yang putih susu itu.

Pria yang sepertinya satu sekolah dengannya itu beralih mengernyitkan alisnya menatap Namika,seolah sedang menerka sesuatu.

"Oh terimakasih."Ucap Namika lalu berdiri  dengan lututnya yang masih saja terasa sakit itu.

"Iya sama-sama."Sahut pria dengan hoodie berwarna putih dan tas punggung hitamnya itu.

"Pakai saja payung ini,tidak perlu di kembalikan."Ucap pria itu menyodorkan payung itu kepada Namika sebelum akhirnya berlari tanpa sepatah kata lagi setelah Namika meraih payung itu.

Namika masih kebingungan dengan apa yang terjadi dan hanya menatap lekat punggung pria itu yang perlahan lahan menjauh lalu menghilang dari pandangannya.

'Sepertinya wajahnya tidak asing.'Namika bergumam sambil menggenggam erat gagang payung pemberian pria tadi.Tanpa ia sadari senyuman terbentuk di ranum merah muda Namika saat ini.

Hari semakin sore dan Namika melanjutkan langkahnya untuk pulang.Berteman payung merah muda pemberian pria asing yang terasa familiar itu ia melangkah kecil sambil menikmati sejuknya udara sore ini karena guyuran hujan di musim panas saat ini.

-
-

Pukul 21.00.

Dengan tatapan yang lekat,Namika memandangi bintang bintang malam dari balik jendela kamarnya kini.Memandangi bintang seperti ini layaknya hobi yang tidai bisa ia hilangkan sejak kecil.

Ya,Namika memang suka melihat kerlap kerlip bintang lalu membuat permohonan ketika melihat bintang jatuh.Tapi ,malam ini tidak ada bintang jatuh yang ia tangkap dengan mata telanjangnya.

Meski begitu gadis cantik dengan rambut sebahu dan juga poni itu tetap memandangi bintang di atas sana hingga lelah.

"Kenapa dia datang tiba-tiba begitu dan memberikan ku payung tadi"Namika bergumam sendiri sambil mengingat pria tadi.

-

-

"Jae..."Suara itu menyapa kembali  telinga remaja yang tengah berkutat dengan pr nya.

"Ada apa bunda?"Sahutnya menghentikan aktivitasnya sesaat itu.

"Kamu liat payung merah muda bunda ga?.Soalnya bunda cari-cari ga ada."Tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.

'Gimana nih?,tadi kan payungnya aku kasih ke dia.'Batin Jae sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Emm jadi gini bun,tadi payung nya aku kasih ke temen Jae.Soalnya Jae lihat dia jatuh."Jelas Jae kepada ibunya .

Wanita itu pun tersenyum sambil mengelus pucuk rambut putra satu-satunya itu.

"Jadi gitu ya.Enggak papa kok kalo emang kamu kasih ke temen kamu.Tapi temen kamu gapapa kan?"Ucap ibu Jae .

"Keliatannya dia baik-baik aja bun."Jawab Jae sambil tersenyum manis kepada ibunya itu.

'Apa kamu akan mengenalku ,jika kita bertemu lagi nanti?.'Batin Jae sambil memikirkan orang yang menerima payung nya itu,Namika.

-
BERSAMBUNG......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Promise To Jae [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang