03

4 2 0
                                    

Kini Erlyna sampai dilokasi dengan selamat walau terkadang ada gangguan dari pria mes*m yang menggodanya terus menerus. Walau begitu ia bisa mengatasi hal tersebut dan sampai dilokasi yeay.

  Saat ia masuk ia membelalakkan mata kaget melihat apa yang didalam ruangan itu yaitu.. may*t segar. Erlyna melangkah mendekat perlahan karena merasakan hawa yang tidak enak seperti ngeri ngeri dan hawa dingin.

Setelah mendekati may*t itu ia melihat dengan teliti apa yang membuat orang itu mat*. Saat sedang mengecek ada orang yang menepuk pundak Erlyna yang membuat Erlyna dengan sigap ingin menyerang orang itu.

Akan tetapi Erlyna berhasil dihentikan orang itu karena kalah cepat. "Sht.. tenang princess ini aku, Theo Regandra" ucap orang itu yang memiliki nama Theo Regandra.

"Th-theo?.." ucap Erlyna yang menatapnya. Theo mengangguk lalu menjawab, "iya, ada apa hm?". "..aku kangen kamu.." ucap Erlyna lirih. Theo tersenyum lalu mengelus rambut Erlyna.

"Ne~ ne~ aku disini sekarang~" ucap Theo dengan aura cerah. Erlyna hanya diam menikmati elusan Theo di rambutnya. "Wah wah.. romantis sekali kalian.. aku jadi iri deh~" ucap seorang wanita yang mengkagetkan Theo dan Erlyna.

Erlyna dan Theo mengeluarkan senjata masing masing. "Siapa anda?" tanya Theo sambil memegang erat pistol di tangannya. "Ahaha.. jangan takut~ aku namaku.. Vina, kalian pasti sudah lihat mahakaryaku kan?!~" ucap Vina dengan senyum psikopat.

Deg!

"M-maksudmu.. mahakaryamu itu.." ucap Erlyna yang tidak bisa mendeskripsikan. "Iya! Bukankah indah!? Iyakan iya?!" ucap Vina sambil mengeluarkan pisau sabit. Theo menatap tajam dan waspada terhadap situasi yang akan datang.

"Sebaiknya anda tidak memulai apapun nona muda.." ucap Theo tenang. "He?~ tidak seru.. kalau kalian tidak mau melakukannya maka.. AKU AKAN MEMULAI!!" ucap Vina sambil bergerak cepat dan menyerang Theo dan Erlyna.

"Lyna awas!!" teriak Theo pada Erlyna yang masih memproses keadaan. Erlyna yang tersadar menahan pisau milik Vina yang ditebas ke arahnya. "Wah! Kau menggunakan pedang?! Kalau gitu ayo bermain denganku!" Pekik Vina dengan bola mata yang bersinar.

'Dia.. dia gila!' batin Erlyna yang sedikit kewalahan dengan serangan dari Vina. Theo yang sadar membantu Erlyna dengan menembak beberapa ke arah Vina. Vina pun menangkis serang dari Theo lalu melompat tinggi dan melakukan gerakan yang sulit ditiru lalu menyerang Theo.

"Dua lawan satu?! Baiklah! Ini akan menyenangkan!!" Ucap Vina kegirangan. Saat Theo menyerang Vina, Erlyna yang berpikir teringat kata kata Lexy. "Jika ada apa apa sebutkan saja kalimat itu, dia akan datang membantu". "Bagaimana jika tidak?". "Jangan khawatir, dia akan datang percayalah!".

Erlyna pun menghelan napas pelan lalu menarik napas dan berteriak memanggil seseorang yang menjadi orang yang sangat menyayanginya bahkan rela melakukan apapun untuknya..

"Ayah!!"

A

yah Erlyna datang dan dengan cepat memukul tengkuk Vina sehingga menbuat Vina pingsan. Vina pun tersentak lalu pingsan tergeletak. Theo mengedipkan mata lalu shock tidak percaya dengan kejadian yang sangat cepat itu.

"Kau baik baik saja, putri?" ucap ayah Erlyna. "Uh.. aku baik baik saja.." ucap Erlyna yang juga sedikit shock. "T-tuan Kenzo? Itu anda?" tanya Theo yang masih nge lag. "Tentu saja ini saya" ucap Kenzo, ayah Erlyna.

"TUAN!! IZIN KAN SAYA MENIKAHI PUTRI ERLYNA!! SAYA JANJI SAYA AKAN MENGORBANKAN SEMUA UNTUK ERLIYNA!!!" ucap Theo semangat 45. Kenzo hanya senyum... senyum dengan aura hitam yang muncul disekitarnya. Erlyna hanya memijat kening pusing dengan kelakuan orang yang dikenalnya yang rata rata stress.

"Ahahah, berani apa anda?" Tanya Kenzo sinis. "Saya rela nyawa saya hilang demi putri Erlyna" ucap Theo serius. "Baiklah, boleh kok asalkan bisa dapat hati anak saya" ucap Kenzo dengan aura cerah disekitarnya. Erlyna menggendong Vina ala bridal style.

"Ayo bereskan kekacauan ini, sebelum ada orang yang mengira hal hal yang tidak diinginkan" ucap Erlyna tenang. "Baik baik" ucap Theo sebelum membereskan kekacauan. Kenzo hanya bantu... lihat.

Setelah selesai membereskan kekacauan, mereka pergi ke markas milik Kenzo yang bernama Windamartin. Sesampai di markas milik Kenzo, mereka disambut dengan pengawal dan pelayan yang menyambut dengan sopan.

"Selamat datang kembali tuan besar dan nona muda" ucap pengawal dan pelayan dengan hormat. Kenapa mereka hormat dan sopan? Itu karena Kenzo adalah mafia sekaligus miliarder terkaya dinegara dan juga sangat membantu dalam mengurusi segala hal walau dunia tempat Erlyna sekarang bukan asli tapi tetap saja Kenzo adalah ayah kandungnya yang sama seperti Erlyna yaitu seorang penjelajah.

"Erlyna mau makan atau istirahat?" tanya Kenzo. "Tidur". "Baiklah kalau begitu tidurlah, ayah akan mengurus beberapa hal sebelum kekamarmu ya". "Baik ayah, aku mengerti". "Bagus, kalau begitu kekamarmu ya oh kau masih ingatkan?". "Masih ingat kok". "Baguslah kalau begitu".

Erlyna pun pergi kekamarnya. Btw markas Kenzo bagaikan rumah besar yang mewah dan elegan. Saat sampai di kamar, Erlyna pun rebahan dikasurnya yang besar. Erlyna menatap langit langit kamarnya yang berhias benda benda aesthetic.

Erlyna mengangkat tangan lalu muncul cahaya dan aliran berwarna ungu dan biru disekitar tangannya. "Magical.. dream" gumam Erlyna merapalkan mantra. Perlahan cahaya ditangan Erlyna menjadi bola kristal kecil. "Cylen of magical.. dream" gumam Erlyna merapalkan mantra lagi.

Perlahan bola kristal itu menjadi alat komunikasi antar dimensi. Erlyna pun mengubah posisi menjadi duduk lalu mulai mengaktifkan alat komunikasi itu. "Sweat lover dream.. frylow.." ucap Erlyna mengaktifkan.

"Hai.. Elly" ucap Erlyna menyapa temannya yang berada di dunia antara omegaverse(tdk ada bl/gl ntar kubuat seasonnya). "Yo! Apa kabar?" Ucap Elly. "Baik.. hanya sedikit kewalahan tadi". "Syukurlah! Oh bagaimana keadaan om Kenzo?". "Ayah baik, hanya sedikit menyebalkan". "Aha! Aku tahu itu kawan!".

Mereka berdua bercerita hingga Elly menjalankan tugas lagi dan mematikan komunikasi. Erlyna pun mematikan dan menghilangkan bola kristal tadi. Erlyna memejamkan mata lalu membuka matanya yang sudah berubah warna menjadi emerald hijau.

Erlyna mengangkat tangan lagi dan merapalkan mantra, "domain.. magical dream". Seketika kamar Erlyna berubah menjadi domain milik Erlyna. Erlyna yang sudah berada didomainnya menurunkan tangan dan aliran sihir miliknya menghilang tetapi tetap didomainnya.

Erlyna pun mengeluarkan pedang yang sedikit mengalir sihirnya. "Apa aku bisa menahan itu?" Gumamnya. Erlyna menghela napas lalu perlahan mengeluarkan monster yang pernah dilawannya yang sekarang menjadi anak buahnya.

"Jadi apa yang anda inginkan tuan Erlyna?" tanya seorang lelaki siluman ular yang bernama Sellzy yang dikenal atau dipanggil Ezy. "Saya ingin kalian menjadi lawan latihan saya hari ini" ucap Erlyna dingin. "T-tapi.. bukankah itu tidak boleh tuan Erlyna?" ucap seorang perempuan setengah iblis bernama Alyce. "Kan saya yang minta, jadi lakukan yang kalian mau dan keluarkan segala kekuatan kalian" ucap Erlyna.

"T-tapi-". "Tidak ada tapi" ucap Erlyna memotong perkataan salah satu anak buahnya dingin. Seketika hening melanda antara tidak mau dan mau.

"Baik jika ini yang anda kinta maka kami semua akan melawan anda, tuan Erlyna" ucap Ezy memecah hening. "Bagus kalau begitu bersiaplah" ucap Erlyna menyiap kuda kuda. Lalu siluman dan penjahat yang menjadi anak buahnya bersiap dan menyerangnya.

































T.B.C

Kata kata hari ini dari Theo!!

"Jika cinta kalian ditolak atau bertolak belakang maka jangan mengemis pada sosok yang kalian cintai karena mengemis meminta cinta seseorang hanya membuang buang waktu. Lebih baik mencari cinta yang lebih baik dan membuka lembaran yang baru!!"

Tunggu kata kata lain dari karakter lainnya ya!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Adventure?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang