Luna Delaney, gadis yang memiliki paras manis, berambut pendek sebahu, hidung mancung, mata bulat berbinar, cantik sekali.
Ia merupakan anak sulung dari pasangan Nora dan Leo yang sangat berprestasi, mengantongi piala dan kejuaraan lain lebih dari kata banyak, tak pernah keluar dari ranking 3 besar sekolah.
Namun hal itu tak membuatnya senang. Pasalnya hal itu merupakan tuntutan dari kedua orang tua nya. Ia dituntut menjadi anak manis yang sempurna, entah dalam prestasi akademik maupun non-akademik.
Hari Sabtu dan Minggu yang seharusnya ia gunakan untuk beristirahat, justru ia gunakan untuk menghadiri ekskul dan kursus lainnya. Tak ada hari libur untuk Luna.
Pernah ia bertanya,
Kapan papa dan mama puas dengan pencapaian Luna?
Hal yang ia dapat justru cercaan dan makian. Ia rasa, ia telah menemukan jawabannya, Tidak akan pernah puas.Sejak ia berumur 5 tahun, ia telah di sibukkan dengan segala kursus dan kelas, membuatnya tak memiliki teman untuk bermain, teman untuk bercerita. Terbesit di pikirannya untuk bersantai saja tak bisa.
♗♝♗
Ketika berumur 10 tahun, Luna mulai diam-diam membolos kursus. Waktu luang itu ia gunakan untuk bermain di taman dekat kota. Walaupun tak jarang guru kursus menelpon kedua orang tua Luna, menanyakan mengapa Luna tidak masuk? Membuat Luna mendapat hukuman seperti cambukan atau ia yang dikunci di atas loteng tanpa diberi makan selama 12 jam, hal itu tak membuat Luna menghentikan aksinya.
Hingga pada suatu hari, ketika ia bolos kursus dan tengah asik bermain di taman kota itu, seorang pria dewasa menghampirinya dan memperkenalkan diri sebagai Ravi. Memiliki tinggi kurang lebih 1.85cm, kaki jenjang, wajah yang tampan, membuat Luna yang saat itu berumur 10 tahun terkagum-kagum melihat pria dewasa yang berada di hadapannya.
Sejak pertemuan mereka pada hari itu, Luna dan Ravi menjadi sangat dekat. Ravi mengatakan pada Luna agar ia panggil saja namanya ketika Luna membutuhkannya, maka ia akan menghampiri Luna.
Hari-hari Luna yang terasa monoton, membosankan, dan menyiksa kini menjadi menyenangkan karena ia tahu bahwa Ravi akan mengantarkan Luna kembali dengan menemaninya jalan kaki kembali ke rumah. Ia juga tahu Ravi akan selalu menemaninya ketika ia membutuhkannya.
Suasana hati Luna yang selalu gelap dan dingin, perlahan semakin terang dan hangat karena kehadiran Ravi di hidupnya.
♝♗♝
Tahun demi tahun pun berlalu, kini Luna berusia 14 tahun. Tubuhnya yang dahulu sangat rapuh dan mungil, wajahnya yang menggemaskan, kini bertambah besar dan tinggi, rupanya kian cantik hari demi hari. Namun tidak dengan Ravi. Ravi masih di tubuh yang sama, wajah yang sama. Tinggi Luna yang semula berada di bawah pinggang Ravi, sekarang Luna hendak menyamakan pundak Ravi.
Di sore hari yang sejuk itu, ketika Luna dan Ravi duduk sedang memakan ice cream, Luna melontarkan pertanyaan yang belum siap Ravi jawab,
"Ravi, kenapa kau tidak bertumbuh? Kenapa hanya aku yang membesar dan kau tidak?" tanya Luna dengan polosnya.
Sejenak Ravi terdiam, memikirkan bagaimana cara ia memberikan jawaban yang baik dan tepat kepada Luna. Ravi lalu menepuk pundak Luna, ia tersenyum lalu mengatakan,
"Aku tidak akan bisa bertumbuh sepertimu, kita berada di dunia yang berbeda, Luna. Tapi aku berjanji akan selalu berada di sampingmu sampai kapanpun. Aku akan ada ketika kau membutuhkanku."
Walaupun masih tampak bingung dengan jawaban Ravi, Luna tak memperpanjang pertanyaan itu dan lanjut memakan ice cream miliknya yang kini tinggal separuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Are You? - One Shots Story [INA/ENG]
Short Story[Bahasa & English] Dia yang selalu ada kala aku sedih, Dia yang selalu ada kala aku senang, Dia yang selalu ada ketika aku butuh, Dia yang selalu ada disampingku setiap waktu, Dia yang ku kenal sejak umurku masih belia, Tapi kenapa hanya aku yang be...