01. Selyna's Diary

772 66 8
                                    

As comrades that share hardship and happiness together,

Is it normal to be in love together too?

As comrades that share hardship and happiness together,

Is it normal to be in love together too?

Tempat ini tidak terasa asing. Begitu Selyna merebahkan dirinya ke ranjang, ia sudah merasa nyaman berada di tempat tinggal barunya. Saat ia memejamkan mata, tercium aroma kayu yang membuat penciumannya nyaman. Itu aroma kesukaannya. Sejak awal mencari tempat tinggal baru, Selyna memang sudah jatuh cinta dengan rumah ini karena aromanya. Rumah ini bersih dan wangi. Ukurannya pas untuk sendiri. Bagian dalamnya tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas. Ada ruang santai, dapur, satu kamar mandi, dan satu kamar yang cukup luas dan nyaman. Sejak pertama kali masuk ke sana, Selyna sudah merasa nyaman.

    Rumah ini nyaris sempurna untuk Selyna.

Ditambah lagi, tidak terlalu banyak orang tinggal di sini. Hanya ada dirinya dan satu orang lain di lantai atas.

"Oh, iya lupa!"

    Selyna baru ingat, ada satu orang lagi tinggal di rumah yang sama–pintu yang berbeda tentu saja–yang harus ia sapa. Selyna membuka matanya, kemudian beranjak dari rebahnya setelah teringat akan hal itu. Ia lantas mengambil ponsel yang tadi ia letakkan sembarangan di meja. Saat mengantarnya ke rumah ini, pemilik rumah memberi tahu nomor tetangga atas dan memintanya untuk menyapa orang itu jika sempat.

    Halo kak.

    Begitu menemukan kontak yang dinamainya "Tetangga", Selyna mulai mengetik kata sapanya.

    Halo.

    Tidak sampai satu menit, pesan itu langsung dibalas.

    Salam kenal, saya Selyna yang tinggal di lantai bawah.

    Setelah memperkenalkan dirinya, Selyna pun mendapatkan balasan dari tetangga atasnya itu. Namanya Septian. Ia ingat, pemilik rumah ini juga sempat menyebutkan nama Septian waktu memberikan kontaknya kepada Selyna.

    Septian mengucapkan selamat datang melalui pesannya. Ia juga mengizinkan Selyna menyimpan nomornya.

    Selyna suka dengan cara Septian menyambutnya, padahal pria itu hanya mengirimkan ketikan "welcome ya" melalui pesan singkat. Selain itu, Selyna juga suka cara pria itu menambahkan kata "silakan" saat ia meminta izin untuk menyimpan nomornya.

    Belum juga bertemu, Selyna sudah berpikir bahwa Septian adalah pria yang menarik.

***

    Keesokan paginya, saat membuka pintu rumahnya, Selyna melihat seorang wanita paruh baya sedang mengurus taman. Wanita itu menyiram bunga dan memotong daun-daun yang telah layu. Sesekali ia membetulkan letak pot yang posisinya bergeser karena ia menyenggolnya. Wanita itu tampak menikmati pekerjaannya di hari yang cerah ini.

    Itu pasti Bu Puji yang dimaksud kak Septian tadi.

    Pagi-pagi tadi Septian sudah mengirimi Selyna pesan. Ia mengatakan bahwa akan ada orang datang ke rumah mereka bernama Bu Puji. Menurut informasi yang ia dapat, Bu Puji adalah asisten Ibu Kos yang bertugas membersihkan rumah ini setiap hari. Ia akan datang setiap pukul 9 pagi, dan pulang pada pukul 5 sore. Karena itu, Selyna menduga wanita yang sedang mengurus taman sekarang itu adalah Bu Puji.

"Halo!"

    Selyna berjalan menuju wanita itu sambil menyapanya. Ia bermaksud memperkenalkan dirinya kepada wanita yang ia duga adalah Bu Puji itu.

[Two Shots] Her Diary, Written by HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang