NOMARK
CW// Slightly manipulation, dubious consent, mildly body modification, anal, sex, explicit languange
NB: Italic sentences juga mengindikasikan ucapan dalam hati
***
Matahari telah turun ketika Jeno tiba di apartemen setelah menyelesaikan kuliahnya hari itu. Memasuki ruangan yang gelap Jeno terkejut karena diserang aroma harum bunga yang memenuhi unit apartemen yang dia tinggali bersama sahabat sejak kecilnya. Aroma yang dia kenal dengan sangat baik itu menguar dari kamarnya, membuatnya sulit untuk berpikir jernih saat melepaskan sepatu dan jaketnya. Aroma pekat yang dia tahu pasti dari feromon sang sahabat yang sepertinya sedang Rut.
Feromon Mark selalu mengingatkan Jeno pada musim semi di Belanda - keluarganya dan Mark pernah berlibur bersama ke sana - campuran berbagai jenis bunga entah tulip, lily, dan aroma semerbak lainnya. Jeno amat menyukai aroma feromon manis itu, sangat-sangat suka, bertahun-tahun dia harus menahan diri menjaga agar taringnya tidak keluar untuk mengklaim Mark sebagai miliknya di setiap kesempatan, terlebih lagi saat jadwal rut Mark sudah dekat.
Namun meski sulit dan menyakitkan, Jeno selalu berusaha untuk menekan insting Alphanya. Dia tahu dia tidak bisa mengklaim Mark yang adalah seorang Alpha. Setidaknya tidak untuk saat ini, dia harus sedikit bersabar, menunggu sampai saatnya tiba, ketika rencananya akhirnya terlaksana dengan sempurna dan dia dapat memiliki Mark.
***
"Mark?"
Tidak ada jawaban.
Jeno berjalan perlahan menghampiri sebuah gundukan selimut tebal di atas kasurnya yang terlihat tidak bisa berhenti bergerak. Dalam diam Jeno menelan ludah mengantisipasi adrenalinnya yang meningkat saat melihat Mark.
"Mark," panggil Jeno lagi.
Kali ini sebuah rengekan pelan yang teredam dapat terdengar, suara yang terdengar seperti erangan samar-samar memanggil nama Jeno. Aroma wangi dan segar bunga-bungaan semakin pekat saat Jeno semakin dekat dengan kasurnya, hampir menghilangkan kewarasannya; campuran aroma feromon Mark dengan aroma bergamotnya yang tertinggal di kamar miliknya membuat jiwa Alphanya melolong bahagia.
"Mark lo kenapa?"
Mark perlahan mendudukkan dirinya sambil masih terbungkus selimut milik Jeno kala merasakan keberadaan sahabatnya di samping kasur; satu tangan perlahan menggosok mata berusaha mengusir kantuk. Pemandangan yang tidak pernah berhenti membuat Jeno terpukau, apalagi ketika menyadari Mark mengenakan salah satu bajunya.
Melihat itu, Jeno tidak bisa menahan kekehan kecil keluar dari mulutnya. Saat ini hal yang dilakukan oleh sahabatnya itu merupakan naluri alami seorang Omega saat heat yaitu nesting, di mana mereka perlu mengelilingi diri dengan aroma Alpha untuk membantu menenangkan heat mereka. Semakin lucu karena Mark tentu tidak tahu itu, karena bagi Mark ini adalah hal yang normal dilakukan Alpha, dia yang sudah terbiasa melakukan itu mengira hal itu wajar saat Rut, seperti yang sahabatnya jelaskan saat dibantu melewati Rut pertamanya.
"Jenohh," gumam Mark pelan. Aromanya sangat harum, sangat menggairahkan. Terlihat vulnarable dan kecil.
"Panasshh Jen."
Jeno membawa punggung tangannya ke dahi Mark-nya, dengan kontrol diri yang sudah mati-matian dia pelajari selama bertahun-tahun, berusaha mengabaikan betapa menggodanya Mark saat ini, betapa lemahnya Mark di bawahnya terlihat dari tubuhnya yang langsung bersandar pada sentuhannya, pada bibir tipisnya yang mengeluarkan desahan kecil tanpa disadari.
"Kayaknya jadwal Rut lu udah dekat. Istirahat aja ya." Mark mengerjapkan matanya perlahan sambil tersenyum kecil, berterima kasih atas perhatian sahabatnya. "Lo lagi butuh apa Mark?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bottom Mark Oneshoot 🔞
RandomBerisi kumpulan oneshoot atau short stories Mark bottom 18+ Underage, Homophobic DNI