Jeno menatap wajah damai Jaemin yang terlelap, pria tampan itu sudah bangun sejak beberapa menit yang lalu.Tak ingin melakukan apapun selain memandang wajah indah Jaemin di pagi hari tanpa ganggu dari Yushi tentu saja.
Hanya diam memandang wajah Jaemin hingga pergerakan kecil yang pemuda manis itu lakukan membuat Jeno memejamkan matanya, pura-pura.
Jaemin mengerjap pelan, menatap ke langit kamar mereka hingga kesadarannya perlahan penuh. Menetap sekeliling hingga pandangannya jatuh pada Jeno yang masih terlelap, memeluk dirinya erat.
Pria manis itu tak bisa untuk tak tersenyum, diam menatap Jeno sebelum terkejut karena mata pria tampan itu terbuka.
Menatap kearahnya, kemudian tersenyum tipis. Mendekat sebelum mengecup bibir itu, Jaemin yang mengira ini terlalu cepat hanya diam menatap Jeno bingung. Membuat pria tampan itu gemas lalu menarik Jaemin ia peluk erat dan mengecup keningnya beberapa kali.
"Jeno." Lirih Jaemin, sedikit pusing saat Jeno terus menggerakkan tubuhnya.
Jeno melonggarkan pelukannya, menatap Jaemin dengan senyum sebelum kembali memeluk pria manis itu.
Tak seerat tadi.
Jaemin yang tadi diam kini tangannya terulur mengusap surai Jeno, juga tersenyum.
"Bangun, Nana belum buat sarapan." Ucap Jaemin, Jeno menggeleng.
"Ya sudah kalau begitu lepas, Nana mau mandi."
"Ikut."
"Eh?"
.
"Ahh."
Jaemin menutup mulutnya saat tak sengaja mendesah.
Tolong salahkan tangan Jeno yang memegang paha bagian dalamnya.
Mereka sedang berendam bersama, sebelum membuat sarapan lalu menjemput yushi pulang.
Tapi untuk opsi terakhir sepertinya nanti saja, biarkan Yushi bersama Taeyong dan Jaehyun atau mungkin keluarga Mark ikut.
Entahlah, biarkan saja.
"Janganhhh." Lirih Jaemin saat tangan pria tampan itu berada di dada nya, mengusap lalu meremasnya.
Jeno tak menjawab, tangannya tetap melakukan hal itu membuat Jaemin menyandarkan kepalanya pada pundak Jeno.
Lemas.
Sementara Jeno kembali dengan aksinya, jangan lupa senyum yang pria tampan itu berikan.
"Boleh?" Jaemin mengangguk pelan.
.
"Ahh." Jaemin menutup mulutnya saat Jeno kembali menggerakkan pinggulnya setelah pria manis itu pelepasan untuk pertama.
"Jangan di tahan, keluarkan saja suaramu." Bisik Jeno, menarik tangan Jaemin dan menggenggam tangannya.
Suara desahan Jaemin kembali terdengar, pria manis yang tadinya menangis itu kini mendesah nikmat menikmati hujaman Jeno meski bekas air matanya terlihat.
Mata dengan bulu mata lentik itu terus terpejam, sesekali menatap wajah Jeno kemudian saling menyatukan bibir mereka.
Kini ruangan dingin itu terasa panas karena kegiatan mereka, suara desahan dan geraman yang memenuhi kamar mereka.
.
Jeno dengan mengenakan celana tanpa atasan itu sedang membuatkan sarapan, apa bisa di sebut sarapan saat jam menunjukkan pukul 11 siang?
KAMU SEDANG MEMBACA
secret | nomin [✓]
FanfictionJaemin tak pernah menyangka jika keluarganya menyembunyikan hal sebesar ini.