"LANGIIIT!!! NGERJAIN ORANG TUH KIRA-KIRA DONG!!!" Teriak Bulan dari dalam toilet.
"HAHAHA!!" Langit yang ada di depan toilet hanya tertawa terbahak-bahak. Jelas saja, Langit membayangkan bagaimana kakaknya di dalam sedang ketakutan karena lampu dan air yang ia matikan.
"NYALAIN SEKARANG BURUAN!!" Teriak Bulan lagi. "DASAR KELEWATAN!!"
Langit pun meraih kunci mobil yang tergantung di sebelah lemari. Sebelum pergi meninggalkan rumah, ia tak lupa menyalakan air dan lampu untuk Bulan.
Setelahnya, Langit bergegas pergi sebelum kakaknya itu menghabisinya dengan omelan plus suara melengking yang bisa terdengar sampai gerbang satpam di ujung komplek.*****
Mobil yang dikendarai Langit terus melaju sampai ia melihat seorang gadis sedang membawa dus besar. Bodohnya, sambil membawa dus yang sangat besar itu, si gadis malah hendak menyebrang jalan. Padahal Langit tahu, untuk melihat jalan di depannya saja gadis itu kesulitan.
Jalanan di sekitar sini memang sepi, maka besar kemungkinan kendaraan yang melintas pun mempercepat laju kecepatannya. Tanpa berpikir panjang, Langit menepikan mobilnya dan berjalan menghampiri gadis itu."Sini biar aku bawain kotaknya" Langit mengambil kotak itu dari tangan gadis di sebelahnya. Langit lalu menyebrang jalan.
Gadis itu hanya berdiri terpaku di tempat tadi ia berdiri. Otak nya masih belum bekerja sampai untuk bernafas pun rasanya sesak."Eh?" Langit memperhatikan dengan bingung gadis yang berdiri di seberang jalan. Langit kemudian menyusul gadis itu.
"Kamu ngapain masih disini?" Tanya Langit bingung. "Bukannya ikut nyebrang malah ngelamun. Untung nggak ngelamun di tengah jalannya."
"Kamu siapa?" Tanya gadis itu yang sekarang sudah bisa mengontrol dirinya.
"Aku Langit. Kamu?"
"Langit?"
"Iya, Langit. Ada yang aneh?"
"Nggak. Aku Venus. Lebih aneh, kan?"
Langit hanya mengangguk ringan.