Chapter 6: Putus

945 205 157
                                    

Vote nya dulu yaw.

"Matahari tidak sayang Gerhana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Matahari tidak sayang Gerhana ...."

Matahari menoleh saat Gerhana berucap seperti itu. Dia menarik tangan Gerhana, membawa Gerhana duduk di sampingnya.

"Gue sayang lo, Na."

"TAPI KENAPA TIDAK MEMPERBOLEHKAN GERHANA AMBIL PERMEN?"

Matahari mengusap telinganya saat jeritan kuat Gerhana terdengar. "Ya lo pikir aja, dari tadi makan permen udah banyak banget. Mau sakit gigi?"

"Mana ada banyak, Gerhana baru ambil tiga. Matahari memang sudah tidak sayang Gerhana!" Gerhana menatap tajam pada Matahari.

"Tiga itu yang lo hitung, Gerhana. Lo pikir gue gak perhatiin lo dari tadi?"

Pertanyaan Matahari membuat Gerhana memalingkan wajahnya kearah lain. "Terus ngapain di sediain permen kalau di diamin aja. Nanti permennya nangis," ucap Gerhana terdengar sangat pelan.

"Permennya kan gak harus habis sehari, Na. Coba tanya sama Harsa—"

Matahari menghentikan ucapannya saat ponselnya terus berdering menandakan pesan masuk. Alisnya mengerut saat membaca pesan masuk di grup nya.

 Alisnya mengerut saat membaca pesan masuk di grup nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matahari GerhanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang