🤍 Mencoba.

2.2K 210 11
                                        

~Happy reading~

    Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan untuk Reynan. Pemuda itu sedikit menyesal karena menerima tawaran menjadi model dari beberapa brand pakaian ternama.

Namun, pemuda itu tetap menguatkan tekad nya untuk mencapai cita-cita nya. Walaupun sulit, karena sedari dirinya menjadi anak angkat dari tuan Andelios, pemuda itu sudah di rancang untuk menjadi penerus dari perusahaan  sang ayah.

Setelah memarkirkan mobil nya di area parkir rumah sakit. Reynan melangkah cepat menuju kamar rawat Xeon. Begitu membuka kamar rawat Sang adik Reynan terdiam kaku.

Di sana, ia melihat Xeon yang sudah sadar, pemuda itu duduk bersandar sambil menatap nya, membuat Reynan menelan ludah gugup.

Di sana juga ada Ratih, Jojo dan juga Koko yang ikut menatap nya. Melihat Reynan yang gugup, Ratih membuka suara, menyuruh Reynan segera masuk.

Ratih tersenyum, menepuk pundak nya beberapa kali, lalu berjalan keluar di ikuti Jojo dan koko. Reynan termundur beberapa langkah saat dengan sengaja Koko menabrak bahu nya.

Setelah pintu kembali tertutup ,terjadi keheningan di antara mereka berdua. Bahkan Reynan tidak berani beranjak dari tempat nya berdiri, pemuda itu hanya terus menunduk bingung.

“Duduk, lo mau jadi pajangan, berdiri di situ?”

Reynan sedikit tersentak, walaupun kata-kata nya terdengar kasar. Tapi bagi Reynan, suara sang adik mengalun indah, membuat netra nya setengah berkaca-kaca.

“Terimakasih.” Jawab nya terbata. Lalu dengan gerakan kaku, pemuda itu duduk di samping ranjang pesakitan Xeon.

“Jangan berisik, gw mau tidur.”

Reynan mengangguk, membiarkan Xeon menarik selimbut, lalu berbaring membelakangi dirinya. Reynan memaklumi itu, tidak mudah untuk memperbaiki hubungan nya dengan sang adik.

Walaupun begitu, setidaknya Reynan sudah melangkah satu persen. Reynan merasa akan ada kesempatan yang lebih besar ke depan nya, terlalu merasa senang, sampai pemuda itu melupakan ancaman sang ayah.

🤍🤍🤍

Sudah beberapa hari ini Wiliam mendiami heli, walaupun tidak sepenuhnya, karena di hadapan kedua orang tua nya, mereka berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Malam ini heli di beri amanat untuk menjaga Wiliam. tapi, sudah satu jam heli tidak kembali ke kamar rawat Sang adik.

Hal itu membuat Wiliam merasa kesal dan bosan, anak itu turun dari ranjang pesakitan nya. Menarik tiang infus menyusuri koridor, berusaha mengabaikan kepalanya masih terasa berdenyut.

Menarik napas lega saat kedua kaki jenjangnya menapaki taman rumah sakit. Merasakan udara sejuk saat menarik napas dalam, membuat bibir nya terangkat menerbitkan senyuman.

Terlalu senang sampai tidak memperhatikan jalan, kaki Wiliam salah melangkah saat menuruni anak tangga, hingga membuat tubuh nya sedikit oleng, mungkin saja akan jatuh membentur tanah jika seseorang tidak menahan tubuh nya.

“Jalan tuh pake mata!”

“Ma—eh, Koko?”

Koko tidak menjawab tangan nya malah sibuk memperbaiki infusan milik Wiliam, yang darah nya sudah naik ke atas selang.

Xeon {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang