Penculikan

517 16 0
                                    

Welcome back di story' ku yg kesekian kalinya. Wajib vote, spam koment & baca udah biar tutor semangit ya...

Selamat membaca cerita perhaluan 🤣

-----

Kalila dan Kalista dua kembar seiras. Orang tak akan bisa membedakan mana Kalista dan mana Kalila. Keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan hanya saja Kalista memiliki rambut sedikit ikal sedangkan Kalila kebalikannya. Ia lebih muda dari Kalista beberapa menit, keduanya lahir prematur di meja operasi karena mendiang ibunya mengalami darah tinggi dan harus segera diselamatkan. Mereka hidup besar terpisah, Kalila di panti asuhan sedangkan Kalista tinggal bersama saudara almarhum ibunya. Widya Lubis.

Widya tak bisa merawat keduanya hidup bersamaan, jadilah ia memilih Kalista salah satunya hidup ia rawat sampai berusia 25 tahun. Walau tak terlalu kaya hidup seperti sultan tapi setidaknya Kalista hidup lebih layak ketimbang Kalila. Lulus menjadi sarjana dan sekarang menjadi wanita kantoran.

"Tante ada apa memanggil Kalila?"

"Duduk La. Sebentar ya Tante tutup toko kue dulu."

"Iya Tante." Sahut Kalila duduk di kursi yang disediakan di depan teras rumah minimalis yang di beli suami Widya tahun 2.000-an.

Mereka hanya hidup bertiga Tante Widya dan suaminya serta Kalista. Berpuluh tahun pernikahannya Widya dan suaminya belum diberikan keturunan itulah sebabnya ia memilih mengurus Kalista bayi untuk mengobati kerinduan mereka terhadap seorang anak.

Widya menemui Kalila 17 menit kemudian setelah menutup toko kuenya yang terletak disebelah rumahnya.

"Kalila mau minum apa?"

"Gak usah Tante."

"Mau buru-buru ya? Maaf ya kamu pasti capek kerja tapi harus singgah kesini dulu." Ujar Widya menarik kursi plastik duduk di sebelah Kalila.

"Gak apa Tante. Ngomong-ngomong, kak Lita mana?" Tanya Kalila celingukan mencari keberadaan saudara kembarnya.

"Sedang ada urusan. Malam ini gak pulang sudah beberapa hari ada kerjaan di luar kota."

"Begitu." Sahut Kalila. Lalu ia mulai menanyakan maksud Widya menyuruhnya datang menemuinya dadakan.

Kalila hanya menduga ada hal penting yang Widya ingin sampaikan sampai tidak bisa ditunda besok atau esok harinya lagi. Kalila, gadis itu baik hati tak akan pernah punya firasat buruk tentang apa yang ingin Widya rencanakan untuk menyelamatkan kehidupan mereka bertiga. Ingat. Hanya mereka bertiga tidak termasuk Kalila.

Gadis itu hanya bekerja di restoran itu pun hanya sebagai tukang cuci piring dan gelas-gelas kotor pelanggan. Ia hanya lulusan SMA keinginannya untuk melanjutkan S1 pupus saat gagal mendapatkan beasiswa.

"Masih bekerja di restoran Kal?"

"Masih Tante."

"Kenapa gak nikah aja."

"Maksud Tante?"

"Maksud Tante kenapa kamu gak menikah saja. Mungkin nasib mu jauh lebih baik dengan menikah. Kamu sudah punya calon?"

"Calon." Kalila semakin tak mengerti arah pembicaraan Widya.

"Calon suami. Gimana, kamu mau menikah gak?"

"Jadi Tante nyuruh Kalila datang kesini cuma mau ngomongin itu?"

"Jangan tersinggung Kal. Maksud Tante baik, supaya hidup mu gak terus-terusan prihatin. Kebetulan Tante punya kenalan dia lagi cari calon istri."

Mertua Ku Suami KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang