2.

101 16 2
                                    


Ting!

“Siapa sih ini?!”kesal meta saat menerina pesan masuk.

“H-Hah?”terkejutnya saat melihat kekasih yang dia sayangi bersama wanita, juga sambil di rangkul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“H-Hah?”terkejutnya saat melihat kekasih yang dia sayangi bersama wanita, juga sambil di rangkul.

“Bian.. Itu kamu?”

Ting nong!

Suara bel rumah berbunyi, menandakan seseorang yang akan berkunjung, siapa dia?

“META!! BUKA PINTUNYA NAK!”Teriak bunda meta, Gunnie.

“Iya bunda!”

Meta pun turun ke lantai satu untuk membuka pintu, dia masih memikirkan foto tadi. Dia yakin jika itu bukan kekasihnya melainkan orang lain yang mirip saja.

Ceklek

“Hai meta.”ucap seseorang di balik pintu dengan membawa buket bunga.

“Ngapain kamu kesini?!”

“Cuma mau ngajak meta jalan aja, gimana? mau?”

“Ga!”tolak meta.

“Kalo gitu ini bunga buat meta deh, Meta suka mawar kan?”

“Ih segala bawa bunga mawar! gimana bisa nolak coba!”batin meta.

Meta mengambil buket itu, kemudian mencium wanginya. Itu sangat membuat meta nyaman.

“Makasi dewa. Lain kali jangan kesini, karena meta ga akan mau di ajak kemana mana, paham?”

“Iya ini terakhir kali dewa kesini, tapi dewa tetep cinta kamu meta. Mau sampai kapan pun dewa bakalan nunggu meta.”ucap dewa, setelah itu dirinya pergi dari sana.

Perasaan tak enak di dalam diri meta, tapi mau bagaimana pun meta tetap tidak bisa mencintai dewa, karena hatinya tetap milik Bian.

“Maaf ya, dewa. Tapi meta beneran ga bisa nerima kamu.”

Sedangkan dewa melajukan motornya dengan kecepatan penuh, dia sebenarnya sedikit sakit hati atas perkataan meta, tapi dia tidak akan menyerah, hatinya yakin jika masih menginginkan meta.

“Mungkin kali ini gua di usir, tapi kita lihat, kedepannya siapa yang akan di usir. Gua atau Bian?”batinnya.

“Mau gimanapun Meta tetap milik gua. Kalo ga bisa jadi milik gua, bakal gua serahin ke penciptanya.”

Beberapa menit mengendara akhirnya sampai di markas ardegaz, Dewa melepaskan helm full face dan membenarkan rambutnya yang berantakan.

Dia berjalan kedalam dengan mengenakan jaket kulit berwarna hitam, aura kepimpinannya sangat kuat.

“Woi bos ku, gimana? lancar?”tanya Naren.

“Kaga, si meta nolak gua lagi.”

“Si meta mau di pelet itu kayanya deh.”celetuk Josep.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang