Pagi ini adalah hari pertama Arsa menjalani hidupnya yang baru,jam menunjukkan pukul 07:00 WIB. Dikamar itu terlihat seorang pria yang berdiri di depan cermin sembari merapihkan rambutnya dengan bajunya yang sudah rapih beraroma parfume maskulin yang di pakainya dia bergumam menatap pantulan dirinya di cermin.
“Gila cakep banget gua, oke Arsa let’s doing it.” Ucap Arsa bangga.
Tidak lama kemudian setelah itu, dia menuju ke garasi untuk memanaskan mobilnya sebelum berangkat.
Sesampainya di University Arsa memakirkan mobilnya di parkiran. Bisik-bisik terdengar di kala dia membuka pintu mobil dan beranjak untuk keluar dari mobilnya.“Eh coba lu liat deh kayanya dia Maba ga sih?”
“Cakep banget anak fakultas mana ya kira-kira.” Arsa mendengar ucapan tiap ucapan dari orang sekitarnya namun dia menghiraukannya dan tetap berjalan ke depan menuju aula tempat perkumpulan para mahasiswa baru.
Ketika dirinya sedang diam memperhatikan para dosen yang sedang menjelaskan tentang apa saja yang ada di fakultas tersebut mulai dari sejarah, tentang proses pembelajaran dari awal semester 1 hingga semester akhir,visi dan misi Univesitas dll. Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dan Arsa pun menoleh, menaikkan alisnya seakan bertanya “ada apa?”.“Halo bro kenalin gua Elang Dharmaendra.” Sapa orang yang berada di belakang Arsa.
“Oh gua Arsa.” Ucap Arsa memperkenalkan dirinya.
“Nice to meet u, oh ya lu asli orang sini?” Tanya Elang.
“No, gua bukan asli sini, gua dari Palembang.”
“Oh, ok I see.”
“Lu sendiri asal sini?”
“Yoi,gua asal sini.” Senyum manis terukir di bibir milik Elang yang hanya di jawab anggukan oleh Arsa.Ntah mengapa hari ini terasa sangat lambat, Arsa memutuskan untuk pergi ke perpustakaan guna mengisi waktu senggang nya. Buku yang menceritakan tentang sejarah menjadi genre favoritnya, meski bagi sebagian orang sejarah adalah hal yang membosankan tapi tidak baginya. Dia memang terbilang anak yang pandai tapi sikap nya lah yang membuat semua orang berpikir dia hanyalah seorang brandal sekolah yang hanya bisa membuat onar.
Tak terasa ntah sudah berapa halaman yang dia baca di setiap sisi kertas tebal buku itu, Arsa melihat jam tangan nya.“Hmm, 16.00 WIB kayanya gua harus pulang sekarang.”
******************
Saat sedang dalam perjalanan pulang, Arsa berinisiatif untuk membeli beberapa bahan makanan untuknya.Dia memilih beberapa bahan makanan pokok dan beberapa makanan ringan, ketika Arsa sedang fokus melihat apa saja yang akan dia beli dia melihat seseorang yang sedang berdiri di luar minimarket dengan menatap lekat padanya.
𝑾𝒉𝒚 𝒅𝒐𝒆𝒔 𝒉𝒆 𝒉𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒉𝒆𝒓𝒆, 𝒘𝒉𝒐 𝒊𝒔 𝒉𝒆?
Pertanyaan itu muncul dengan sendirinya di pikiran Arsa, tapi tidak ada keinginan untuk menggubris orang itu, dia berjalan ke arah kasir untuk membayar semua belanjaan yang dia beli.
Setelah membayar kedua mata Arsa mencari sosok orang yang dia lihat beberapa menit lalu, namun nihil dia tidak menemukan nya. Menutup mata dan mencoba untuk membuang semua pikiran negatif nya.
Arsa berjalan menuju mobilnya dan menyimpan semua barang-barang nya di kursi belakang, setelah semua barang nya sudah tersusun rapih di dalam mobil dia memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.
YOU ARE READING
SEPATU SENJA
Romance"Gua rasa cukup buat hari ini." Ucap Raya memecah keheningan. "Emang target halaman buat novel lu berapa Ray?" Tanya Arsa. "Ya, minimal 200 halaman lah." "Anjrit lu serius?" Jawab Arsa dan Elang dengan menunjukan ekspresi terkejut dengan...