.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Holla guys, disini aku akan mempersembahkan cerita singkat aja ygy. Soalnya aku malas melanjutkan cerita wattpad begini hwehwe”Ini adalah awal kita bertemu, kan?”
·
·
·
·
·
·
·
·
!
·”Ugh!!— sakit..” Rintih seorang gadis yang bernama Ellen.
Ditempat.. Ah tidak, maksudku diruangan ini terdapat empat orang. Termasuk Ellen
”Lemah. Padahal hanya didorong.”Ucap seorang gadis dengan menatap remeh Ellen dibawahnya.
”Benar tuh, Rin! Lemah banget. Hahaha!!”Ucap dan tawa temannya gadis tadi yang diketahui namanya adalah Arina.
Sedangkan satu orang yang tersisa hanya menatap datar kearah Ellen yang masih meringkuk kesakitan dilantai.
”K-Kalian.. Kenapa kalian menggangguku?! A-Apa salahku kepada kalian?”Ellen berbicara dengan tubuh gemetar sembari mendongakkan kepalanya keatas untuk melihat wajah para pembully itu.
”Salah? Apa menurutmu pembully-an itu hanya bisa dilakukan jika seseorang melakukan kesalahan?”Tanya Arina kepada Ellen dengan sedikit tawa yang mengikuti.
”Tentu saja tidak, sayang! Hah— menyedihkan sekali.”Jawab Arina sendiri sembari berjongkok untuk menyamai tingginya dengan Ellen yang sedang terduduk dilantai.
Arina meraih dagu Ellen agar dia bisa menatap wajahnya Ellen serta matanya yang berwarna biru langit itu.
Arina bertatapan sebentar dengan mata Ellen, beberapa detik kemudian dia berdecak sebal sembari mengalihkan pandangannya kearah lain.
Dia beranjak dari tempatnya jongkok tadi untuk segera berdiri dan memandang rendah Ellen lagi yang berada dibawahnya.
”Setiap aku melihat matamu itu.. Aku merasa kesal..! Aku merasa kesal karena itu mengingatkanku kepada dia!”
Arina berkata dengan tubuh yang gemetar, dia mengepalkan tangannya kesal. Dia benar-benar sebal karena dia harus mengingat hal itu lagi.
Ellen menatap bingung kearah Arina yang terlihat kesal hanya karena bertatapan dengan matanya.
Ellen bingung dengan tingkah gadis didepannya itu.
'Apakah mataku memang terlalu jelek?'
Pikir Ellen.Ellen memang berpikir, namun dia tidak memperdulikannya. Karena dia memang sudah terbiasa dengan cacian seperti itu yang ditujukan untuk matanya.
Padahal matanya itu tidak membawa sial..
Suasana ditempat itu hening. Keempat orang yang berada diruangan itu terlalu larut dengan pikirannya masing masing.
Ellen berpikir tentang apakah dia memang pantas dibenci hanya karena matanya?
Arina berpikir bagaimana caranya dia agar bisa tidak mengingat ingatannya itu?
Kedua teman yang bersama Arina tadi juga berpikir, apakah Arina memang benar-benar tidak membully Ellen karena membencinya?
Brakk!!
Suara pintu ditendang memecahkan keheningan yang melanda diruangan itu.
Sang pria, yang diyakini sebagai orang yang menendang pintu itu menatap bingung kearah keempat orang itu.
—
—
—
–
-
.
.SELESAIII! Masi tbc ygy. Soalnya masi ada kelanjutannya minggu— atau bulan depan-an lah hehee.
Aku malas bikin cerita panjang coeyh—
Btw ini cerita pertamaku! Hehe. Kalo ada kesalahan mohon dimaklumi yaa!
Kalo ada saran, tolong beritahu aku yaa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵇⁱˢᵃᵏᵃʰ ᵃᵏᵘ ᵇᵉʳˢᵃᵐᵃᵐᵘ? 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪𝓷𝔂𝓪 . [short story]
Short Story[short story] Sesuai judul, ini hanyalah sebuah cerita singkat. cerita singkat tentang seorang gadis bernama ᴇʟʟᴇɴ. Ellen hanyalah seorang gadis yang sangat biasa. Dia masih dalam jenjang pendidikan SMA. benar, 𝓼𝓪𝓷𝓰𝓪𝓽 𝓫𝓲𝓪𝓼𝓪.