Wangxian egen....
Happy reading aj ya..*
*
*
*
*
*"Aaaaaaa!!! "
Guk! Guk! Guk!
Seorang pemuda berjengit kaget saat mendengar jeritan di susul gongongan anjing, pandangan nya beredar ke sekeliling, kakiny terasa lemas saat melihat ke arah salah satu sudut jalan yang terlihat buntu.
Seorang anak lelaki tertuduk penuh ketakutan, sementara di depannya tiga ekor anjing cukup besar menggeram siap menerkamnya kapan saja, pemuda itu terlihat bingung, satu sisi dia sangat takut pada hewan itu tapi di sisi lain dia tidak tega melihat anak kecil itu harus terluka, dengan melawan semua rasa takut dia berjalan mendekat, matanya menatap berkeliling berharap ada seseorang yang bisa dia mintai bantuan.
Nihil, suasana petang di hari bersalju itu sangat sepi mungkin orang-orang lebih nyaman di dalam rumah yang hangat.
"Paman tolong aku... " Rintih bocah lelaki itu penuh iba.
Mata pemuda itu melihat sebuah balok yang cukup besar, saat dia hendak meraih nya seekor anjing berbalik menggeram padanya, rasa takut membuat nya jatuh terduduk lemas, trauma yang selama ini terus menghantuinya membuat tubuhnya bergetar, rasa sakit dari taring tajam hewan itu seakan masih bisa dia rasakan.
"To.. Tolong... " Sisa kesadaran nya masih bisa melihat anjing-anjing itu berbalik siap menyerangnya tepat saat salah seekor anjing itu melompat, kesadarannya menghilang....
Tepat saat pemuda itu terkulai, sebuah balok berukuran besar menghantam tubuh anjing yang melompat ke arah pemuda yang kini terbaring pingsan.
Bugh!
Kaing! Ngik ngik..
Hewan itu merintih kesakitan, tapi perhatiannya beralih kepada sesosok pemuda lain yang berdiri dengan angkuh, tangan nya memainkan balok yang masih ada di genggamannya.
Ketiga hewan itu memandang waspada sosok di hadapan nya, mengabaikan bocah yang semula jadi sasaran mereka.
Ketiga anjing itu menyalak sambil melompat menerjang sosok di hadapan mereka.Bugh!
Kaing!
Bugh! Bugh!
Ngik!
Terdengar lengking kesakitan saat balok itu menghantam tubuh hewan hewan yang penuh liur di mulutnya itu, merasa lawan nya tidak bisa dihadapi ketiga hewan itu berlari menjauh.
"Huh dasar bodoh, apa yang ada di otakmu ini. "
Rungut nya sambil mencolek pipi sehalus sutra yang terbaring tak sadarkan diri itu.
"Hiks.. Hiks.. Apa dia mati? "
"Tidak dia hanya pingsan, kau siapa? "
Bocah itu menunduk, jemarinya
memainkan ujung bajunya yang terlihat lusuh dan sobek di beberapa tempat.
Pemuda itu menarik napas."Apa kau tersesat? Orang tua mu di mana? "
Bocah itu masih diam.
"Sudah lah, apa kau bisa jalan? "Bocah itu menatap lugu.
"Aku harus menggendong putri tidur ini sampai rumah, karena dia tidak akan bangun dengan cepat, apa kau bisa berjalan sendiri, kita pulang ke rumah. "
"Ru.. Rumah..?"
" Iya rumah kami, aku Jiang Cheng, dan si bodoh ini Wei Wuxian, nama mu siapa? "
Bocah itu terdiam, keningnya sedikit berkerut dengan alis bertaut.