Warn; this chapter containt an explicit lesbian sex. If you're not into that kind of stuff, feel free to skip this chapter.
⫘⫘⫘⫘⫘
Orang bilang Naya dan Giselle seperti matahari dan anak sungai. Naya gadis periang, terlahir dari keluarga harmonis dan tumbuh dengan penuh cinta. Sedangkan Giselle anak tunggal dari hasil perceraian, tumbuh dalam keluarga berantakan hingga menjadikannya sosok yang dingin.
Sekilas, Naya seperti secercah pelangi yang membuat kehidupan Giselle lebih berwarna. Namun bagi Naya justru terasa sebaliknya. Meski ia yang lebih berisik, gaduh dengan segala antusiasmenya, namun Giselle lah yang justru membuat hidupnya terasa lebih hidup.
Giselle mungkin terlihat kaku, namun sesungguhnya ia sosok yang begitu lembut dengan banyak kepedulian. Seperti sekarang, begitu tahu Naya baru saja di PHK, Giselle dengan telaten menemaninya sejak kemarin.
Ia tak pulang meski ada projek konstruksi yang seharusnya dikerjakan sebelum masa tenggat. See, Naya tak salah dengan mengatakan kalau Giselle gadis baik. Terlalu baik untuk gadis manja sepertinya.
"Baby, Pak Abas minta aku ke lokasi project pagi ini. Aku udah siapin buat breakfast, kamu jangan lupa makan ya." Bisik Giselle pada Naya yang masih setengah tertidur.
Wanita itu mengelus lembut kepala Naya sebelum memberikan kecupan singkat. Sedangkan Naya kini menggeliat sembari merengek pelan.
"Jangan dulu pergi, By. Bilang nanti siangan aja..," rengek Naya sembari melingkarkan tangannya di leher sang kekasih.
Dengan sabar Giselle menghela nafas pelan sambil mengusap rambut hitam Naya. "Gak bisa, Sayang. Nanti siang aku pulang deh, kamu tunggu sini bentar ya."
Naya lantas mencebikkan bibirnya. "Yaudah kiss mana?" Tandasnya sembari memonyongkan bibir.
Giselle lantas terkekeh sebelum mengecup bibir cherry Naya sekilas.
"Ih apaan sih, masa kiss-nya begitu," sewot Naya tak terima.
Sebelum membiarkan Giselle menjawab, Naya lantas menarik tengkuk Giselle lalu melumat bibirnya. Ia menggigit bibir Giselle, menelusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut, dengan satu tangan yang meremas payudara wanita itu.
Sontak Giselle terkesiap dengan senyum merekah kaget. "Babyyy..," peringatnya sambil mengusap bibirnya yang basah oleh saliva mereka.
Naya lantas tergelak kecil sebelum menarik blazer Giselle hingga wanita itu tumbang menindih tubuhnya. Dalam satu gerakan Naya membalikkan posisi mereka hingga ia yang berada di atas tubuh Giselle.
"Give me a nice fuck and you can go work after." Tandas Naya sembari mengulas senyum polos.
Giselle lantas tertegun sambil membiarkan tangan Naya yang sudah bergerilya menyusuri dadanya.
"Really, babe? Right now?" Sahutnya nyaris tak percaya.
Naya melirik jam digital di atas nakas sekilas. "Masih ada 30 menit, baby. Pak Abas biasanya dateng ngaret kan?" Tanya Naya dengan jemari yang kini sibuk melepas satu persatu kancing blouse Giselle.
"Gak bisa, By, di jalan aja udah setengah jam." Sahut Giselle jengah, meski ia sama sekali tak mencegah Naya yang semakin bertingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Paradise
Romance❗Mature Story | 21+ Sakit hati karena dipecat, Naya iseng meretas akun mantan direkturnya. Namun siapa yang mengira kalau sang Presdir adalah psikopat berdarah dingin. The real serial killer─dengan ribuan foto korban yang telah ia bunuh secara keji...