2. He's Back

62 13 4
                                    

Dua hari sudah berlalu. Sekarang Windy sedang berada di sebuah Cafe yang tidak jauh dari area kampus miliknya.

Menjalani kehidupan sebagai mahasiswi, ditambah jadwal band yang padat tidak membuat Windy merasa lelah.

Nyatanya, menjalani kehidupan yang sibuk membuat Windy lupa akan trauma yang dialami nya.

"Windy?" saat sedang asik mengotak-atik laptop didepannya, tiba-tiba sebuah suara yang tidak asing memanggil namanya.

Windy mendongak untuk melihat orang tersebut. Menatapnya heran dan binggung. Beberapa detik kemudian. Betapa terkejutnya Windy saat yang dilihatnya sekarang adalah teman masa kecilnya.

"Denny!" Windy langsung berdiri untuk memeluk sang pria erat. Melepaskan rasa rindu kepada teman masa kecilnya yang kini telah tumbuh dewasa dan berubah menjadi seorang pria tampan.

"Gue kaget banget bisa ketemu lo disini"

"Lo tau ga sih gue kangen banget sama lo

"Lo kok ga ngabarin mau pulang ke Indo?"

Sederetan pertanyaan tak terhenti dari Windy membuat Denny melepaskan pelukannya.

"Bisa ga sih kalo nanya satu-satu" ucap Denny sedikit emosi.

"Ya maaf, abisnya gue kangen banget sama lo" Windy mengerucutkan bibirnya. "Pokoknya lo harus cerita semua kehidupan lo di Jepang" ucapnya menuntut.

Denny menghela napasnya pasrah. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang bagi Denny.

─ ★ ─

[ LIL BIT MATURE ] 🔞

"Chanhh..." desahan seorang wanita mengema di ruangan bernuansa pink putih.

Dengan sang pria yang terbaring di bawahnya. Memegang pinggang wanita itu erat saat pelepasan terjadi. Napasnya memburu seperti habis berlari.

Tidak cukup sampai disitu. Mereka lalu berubah posisi.

"Arghhhh..." pelepasan yang sekian kalinya datang memenuhi vagina sang wanita. Cairan putih kental keluar dari sana saking banyaknya.

Setelah selesai mengatur napasnya. Chandra lalu bangun dan menggunakan kembali pakaiannya.

"Are you done?" wanita itu menahan pergelangan tangan Chandra yang hendak pergi.

Sekaan-akan tidak peduli. Chandra melengang pergi tanpa berkata satu patah kata pun. Mengabaikan teriakan sang wanita yang memanggil namanya.

Saat hendak memasuki mobilnya. Saku celananya bergetar menandakan seseorang menghubunginya. Chandra merogoh saku celana belakangnya, melihat layar ponsel yang menampilkan nama sang penelpon.

Mom is calling...

Chandra menekan ikon hijau. Menerima panggilan sang ibu yang dari tadi ia abaikan saat kegiatan panasnya.

"Hallo m-" Tidak sempat menjawab. Teriakan sang ibu lebih dulu mengema di telinga Chandra.

"Kamu ini, mama telpon bukannya di angkat. Kamu pasti abis main lagi kan sama jalang mu itu. Udah berapa kali mama bilang buat berhenti Chandra. Kamu ga kasihan sama mama?! Besok kamu balik ke sini! Ga ada tapi-tapian, mama mau kamu harus balik, kalo engga mama suruh papa buat blokir semua fasilitas yang papa kasih ke kamu!"

Telpon dimatikan secara sepihak. Chandra menghela napasnya. Bimbang akan pilihannya untuk balik atau tidak kenegara asalnya.

Sudah lama ia tinggal di negara paman sam ini, hidupnya pun berubah saat ia berada disini. Mengikut gaya barat membuat hidupnya kehilangan arah. Bermain wanita, clubbing, dan sex before married sudah biasa disini.

Setelah memikirkan dengan matang. Chandra balik ke apartemen mewah miliknya yang berada di Los Angeles.

Setelah sampai di apartemen nya. Chandra langsung memasuki kamarnya, mengambil koper, lalu memasukkan bajunya dengan asal untuk dibawa. Ia sudah membuat pilihan, maka ia harus bersiap-siap untuk besok.

Entah apa yang akan terjadi jika ia pulang besok. Apakah rasa itu masih ada atau sudah hilang. Chandra sudah sejauh ini untuk menghindarinya, namun pada akhirnya apakah ia akan kembali terjebak lagi dalam rasa cinta yang membuatnya kehilangan kewarasan nya.

─ ★ ─

Setelah memakan waktu 20 jam perjalanan dari Amerika ke Indonesia. Saat ini Chandra sudah berada di depan pintu rumah mewah milik keluarganya.

"Ma, Chandra pulang" saat membuka pintu, Chandra langsung disambut oleh ibu dan adiknya.

"Chan!" sang ibu langsung memeluk Chandra, di susul dengan pelukan sang adik.

Saat sesi pelukan berlangsung, sang adik lalu melepas pelukan Chandra kasar. "Abang kenapa ga pulang-pulang?!!" tanya nya marah.

Chandra tersenyum tipis, lalu memeluk adiknya kembali. "Maafin abang ya, kan abang di sana ada urusan" mengusap rambut adiknya pelan, bermaksud agar adiknya sedikit tenang.

"Seterah, tapi janji habis ini abang ga boleh pergi lagi tanpa sepengetahuan Sandra"

"Iya, iya. Abang janji" Chandra melepaskan pelukannya. Lalu beralih menatap sang ibu yang sedari tadi sudah menatapnya tajam, meminta penjelasan.

"Ma..."

"Masuk dulu Chan, kamu pasti cape, habis ini istirahat, nanti mama mau ngomong" sang ibu pergi tanpa berkata lagi, meninggalkan Chandra bersama sang adik yang kini menatap kepergian ibunya yang dimana Chandra tau ibunya sedang marah.

"Bang" Sandra memanggil sang kakak. Menatapnya iba. Sandra tau sikap ibunya yang sedang marah seperti apa, ia pun hanya bisa menenangkan kakaknya. "Abang istirahat dulu ya, nanti Sandra bantu bicara sama mama" Sandra membantu membawa koper Chandra ke kamar, diikut oleh sang kakak di belakang.

"Abang istirahat ya, Sandra mau nenangin mama dulu" setelah kepergian sang adik, Chandra menghempaskan tubuhnya ke kasur. Menutup matanya lelah, ia harus tidur setelah perjalanan panjang, belum lagi ia harus memberikan alasan yang jelas kepada sang ibu.

Denny Erlangga

Denny Erlangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─ ★ ─

Hallooooo~ maaf banget aku lama update
Aku sibuk kerja guys, aku juga sering lembur huhuhu....
Karena kesibukan aku di RL aku bakal update seminggu sekali ya, dan maaf kalo cerita ku sedikit ga nyambung.

Makasih buat kalian yang udah baca cerita ku ini 🤍🤍🤍

We Can't Be Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang