Chapter 2 : Perkenalan Diri

0 0 0
                                    

-

-

-

Alam senang dengan kesederhanaan, dan alam bukanlah boneka.

~~~Sir Isaac Newton~~~

-

Akhirnya setelah beberapa jam, bel istirahat berbunyi dan miss pun menghentikan pelajarannya.

"Baiklah semuanya, pelajaran kali ini sampai sini saja, kalian semua silahkan beristirahat."

"Baik miss."

Lalu miss pun meninggalkan ruang kelas dan diikuti oleh semua siswa laki-laki. Sedangkan semua siswa perempuan di kelas mulai menghampiriku satu-persatu.

"Hei Helisma kau dari Indonesia kan? Ku dengar orang disana ramah-ramah apa itu benar?"

"Dan katanya tempat wisatanya bagus."

"Apakah kau pernah liburan disana?"

Mereka semua sudah mulai melemparkan beberapa pertanyaan kepadaku dan ini membuatku lapar.

"Hei bukankah kalian melemparkan pertanyaan terlalu banyak kepada Helisma, lihat saja dia sampai kebingungan seperti itu." Ucap Kato.

"Eh iya? Maaf Helisma, kami terlalu senang karena ada siswa baru di kelas ini."

"Tidak apa-apa, tapi aku lapar."

"Pffft. Hahahahahahaha. Ya sudah kalau begitu ayo kita mengobrol sambil makan saja di kantin sekolah."

"Ayo."

"Aku ikut." Ucap Kato.

Lalu, akhirnya kami semua keluar dari ruang kelas dan berjalan menuju kantin sekolah.

-

-

-

Saat sudah sampai di sana, kami melihat semua tempat duduk sudah dipenuhi oleh para siswa-siswi yang lainnya.

"Ehh sepertinya kita semua terlambat ya."

"Yah kalau sudah begini kita mau makan dimana?"

Lalu terlihat satu meja kosong yang baru saja di tinggalkan oleh sekumpulan grup pertemanan.

"Hei disana kosong, ayo segera kesana sebelum nanti diambil oleh orang lain."
Lalu kami pun memesan makanan dan langsung berjalan ke tempat yang kosong itu.

Dan kami pun melanjutkan percakapan kami yang sempat terhentikan di kelas tadi karena aku kelaparan.

"Jadi Helisma, kau adalah orang Indonesia kan? Bagaimana kehidupan disana?"

"Tidak tahu karena aku hanya beberapa bulan disana sebelum kembali lagi ke Belanda. Tapi selama beberapa bulan itu aku tinggal di rumah nenekku dan disana terasa sangat nyaman karena pepohonan yang masih rimbun. Tapi kalau dikota itu sangat padat apalagi di Jakarta."

"Begitu ya."

"Dan Helisma sudah menceritakan tentang dirinya. Sekarsng kaliam berempat juga harus memperkenalkan diri."

"Oh iya juga. Helisma salam kenal ya, namaku adalah Rita Fuchbert."

"Dan namaku adalah Linda Oosterwald."

"Lalu namaku adalah Helima Chronut."
"Helima? Hei sepertinya nama kita hampir sama."

"Benar kan? Aku saja terkejut saat pertama kali kau memperkenalkan diri di depan kelas karena nama kita hampir sama."

"Baik semuanya sudah memperkenalkan diri kan? Sepertinya aku tidak usah."

"Hei tunggu dulu itu tidak adil namanya."

"Itu benar Yu kau tidak adil. Kita semua harus memperkenalkan diri disini."

"Yu?"

"Yap itu adalah namaku, tapi itu hanya nama panggilan. Namaku yang sebenarnya adalah Yu Xin Pin. Sejujurnya aku bukan orang Belanda, bahkan tidak memiliki darah Belanda. Tapi orang tuaku ada urusan bisnis di Belanda lalu menetap disini selama lebih dari lima tahun. Akhirnya kami pun memutuskan untuk menjadi warga negara Belanda saja."

"Wah aku baru tahu kalau kau memiliki cerita seperti itu Yu."

"Dulu aku sudah pernah cerita tapi kau tidak percaya."

"Eh iya? Hehe." Balas Helima.

"Selanjutkan kau Kato. Perkenalkan dirimu." Ucap Linda.

"Sepertinya aku tidak perlu karena kami berdua sudah berkenalan tadi pagi."

"Eh jadi kau orang pertama yang melihat Helisma?" Ucap Rita.

"Heem."

Heeeeh. Pantas saja kalian sudah seperti kenal saja saat pertama kali di kelas tadi.

Lalu kami pun berbincang-bincang sambil menikmati makanan kami, hingga akhirnya bel masuk kelas pun berbunyi.

"Bel masuk kelas sudah berbunyi. Ayo kita ke kelas sebelum dimarahi oleh Miss Lin." Ucap Kato.

Saat kami berdiri dari meja makan dan berjalan menuju ruang kelas, tiba-tiba ada dua siswa laki-laki yang menghalangi kami.

"Hei kau ini kenapa, kami mau lewat." Ucap Helima.

"Halo semuanya selamat siang. Aku dengar ada murid baru di kelas kalian, biarkan aku berkenalan dengannya."
Inilah satu hal yang sangat tidak aku suka dari laki-laki. Mereka berpikir kalau mereka bisa memikat perempuan dengan mulut manisnya jadi mereka bertindak semena-mena.

"Sebelum itu perkenalkan dulu, namakan adalah Jayden Waldhousen."

"Dan namaku Noah Roben. Kami berdua dari kelas Akademik 1-3."

Meskipun mereka berdua memperkenalkan diri, tak ada seorangpun dari kami yang peduli.

"Kato, kelas sudah mau mulai, ayo segera masuk sebelum Miss Lin memarahi kita." Rita bergumam.
Kato pun mengangguk lalu kami semua mengabaikan mereka dan terus berjalan lurus di koridor menuju ruang kelas.

Mereka berdua yang diabaikan pun merasa semakin ditantang. Melihat dari belakang.

"Hei lihat sepertinya yang memakai kacamata itu adalah murid barunya."

"Sepertinya dia orang yang cantik. Dia akan menjadi milikku."

"Hei kau sembarangan, dia milikku."

"Kalau begitu ayo kita bersaing secara adil. Jika salah satu dari kita bisa meluluhkan hatinya, maka yang kalah harus merelakannya."

"Sepakat."

Mereka berdua pun berjabat tangan sebagai tanda kalau persaingan sehat mereka sudah dimulai.

Knowledge or SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang