Hari ini adalah hati terakhirku di sekolah. Kosong dan begitu hampa. Aku tidak tahu bagaimana untuk mendeskripsikan perasaan yang tiada berujung ini.Leti, temanku terus menerus memelukku sejak tadi. Bukannya aku tidak menyukainya, hanya saja aku tidak ingin terus tenggelam dalam perasaan ini terus.
Aku membencinya. Bukan pada Leti, tapi pada diriku yang tak punya kontrol yang bagus. Sedari tadi aku menggenggam tangannya terus. Rasanya seperti ada yang hilang dariku, tapi aku sendiri tidak menyadarinya.
Wisuda berakhir begitu saja. Semua orang bertepuk tangan karena pertunjukan terakhir yang kami berikan sebelum pada akhirnya kamu mengambil raport kami dan berpisah.
Aku bisa melihat air mata teman-temanku yang sepertinya tak kuasa menahan tangis.
Apalah daya, kami tidak dapat melalui farewell bersama karena mereka sudah harus pergi ke negara lain untuk kuliah, menggagalkan rencana kami yang awalnya berencana pergi ke Bali.
Tiap kali dipikirkan, kepalaku jadi terasa perih. Aku masih ingat bahwa baru kemarin kami belajar bersama dan berbincang hingga akhirnya guru kami, Ms. Mell menegur kami.
Seusai wisuda, kami menghangatkan suasana bersama dengan memasuki ruangan kelas kami. Aku masih bisa mendengar suara tawa teman-teman ku di kelas ini.
Oh, betapa indahnya jika kami bisa bertemu kembali.
Apa keputusan kami sudah tepat?
~•~
"Sacca~"
"Ya? "
"Tumben bengong, mikirin apa nih sampe-sampe kau ngga sadar kalau kotak pensilmu ilang bro? "
"..."
"Ehehehehe:)"
"LETIIIII!" Sialan, ternyata aku salah. Seharusnya aku tahu bahwa anak satu ini tidak mungkin jauh-jauh dariku.
235 words
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll See You Later In The Next Chapter
Short StoryKumpulan cerpen dengan kisah yang berbeda setiap pergantian chapter. Gambar-gambar yang ada di cerita saya, bukan milik saya. Jika ada kesamaan cerita atau tokoh, maka itu hanya kebetulan saja karena cerita ini dibuat berdasarkan suasana hati.