Suara langkah kaki terdengar di koridor laboratorium, tidak hanya satu langkah saja, tapi ada beberapa. Dengan Rokudaime Hokage yang memimpin di depan.
"Kenapa juga aku harus ikut disini?" Sakura berkacak pinggang.
"Ini cukup penting, Sakura-chan."
"Jadi, dimana kalian menemukan itu, Shikamaru?" Tanya Kakashi.
"Di sebelah sini, Kakashi-sama."
Shikamaru menyentuh rak buku besar, Shikamaru terlihat menekan sesuatu di sudut rak buku yang tertutup beberapa buku, saat itu juga raknya mundur dan memperlihatkan tangga ke bawah tanah.
"Ini tidak pernah di temukan sebelumnya," tukas Kakashi.
"Kita tahu bahwa laboratorium ini sebelumnya merupakan kuburan para kage terdahulu," celetuk Ino.
Kiba mengangguk setuju. "Ini baru saja digunakan 6 bulan yang lalu."
Kakashi berjalan menuruni tangga, diikuti yang lain. Semuanya gelap, hingga mereka menemukan satu tempat yang berbentuk lingkar dengan di tengah-tengahnya terdapat gulungan yang cukup besar.
"Pihak kami berencana untuk melakukan penelitian, dengan persetujuan mu, Kakashi-sama," ujar Sai.
Kakashi meraih gulungan itu dan melihat ukiran tulisan acak yang ada di dinding-dinding sekitarnya, ini pertama kalinya ada hal seperti ini, apalagi gulungannya menggunakan sebuah kode.
"Shikamaru dibutuhkan dalam hal ini, kan?" Tanya Chouji.
Sai mengangguk. "Sudah banyak kode yang terpecahkan berkat bantuan Shikamaru, ini hal yang mungkin saja penting."
"Ini peninggalan Nidaime-sama, kan?" Tanya Sakura.
"Benar, ini pasti sesuatu yang berharga hingga di sembunyikan seperti ini."
Sakura jadi tertarik dengan gulungan yang Kakashi pegang, sebenarnya Sakura awalnya sangat malas dan hanya mengikuti Naruto. Padahal tadinya Naruto mengajaknya jalan untuk pertemuan sebelum pernikahan Naruto.
Yeah, beberapa hari lagi Naruto akan menikah dengan Hinata. Sakura tidak mungkin menolak ajakan Naruto disaat seperti ini, walaupun Sakura harus cuti dari rumah sakit.
Tapi Naruto malah mengajaknya untuk pergi ke laboratorium, setelah pergi dari sana Sakura jadi merasa lapar dan makan bersama Naruto di kedai ramen ichiraku, itu tempat makan favorit Naruto.
"Porsi makan mu sama sekali tidak berubah ya," celetuk Sakura melihat beberapa mangkok ramen di depan Naruto.
"Hehehe.. soalnya ini sangat enak, Sakura-chan."
Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya, ramen memang enak, tapi Naruto terlalu berlebihan dengan ini. Tetap saja itu selera orang masing-masing, bahkan setelah sekian lama semuanya tetap sama.
"Lalu apa kegiatan mu malam ini?"
"Ku rasa aku akan menemui Iruka sensei."
Sakura tersenyum. "Untuk 'itu' kan?"
"Yeah.. tapi aku takut jika Iruka sensei akan menolak," gumam Naruto menunduk.
"Mana mungkin Iruka sensei akan menolak, dia yang pertama kali mengakui mu, kau masih ragu akan hal itu?"
Naruto tiba-tiba tersenyum, benar juga, yang pertama mengakuinya sehingga ia bertahan itu ialah Iruka. Pria itu tidak akan mungkin menolak hal seperti ini, Naruto kembali menyantap beberapa mangkok ramen berikutnya.
"Hei, jangan terlalu banyak!"
.
Skip
.
Sakura memasuki apartemennya, ia menatap bingkai foto tim tujuh yang ada di atas meja. Sakura tersenyum sambil mengambil bingkai foto itu, menatap wajah kesal Naruto di dalamnya.
"Diantara kita kau yang duluan menikah, kalau Kakashi sensei.. ah... dia sepertinya tidak akan menikah, lalu..."
Sakura menatap wajahnya dan Sasuke dalam bingkai foto secara bergantian, perasaan Sakura kini tak lagi sama seperti dulu. Sakura mungkin masih menyukai Sasuke, tapi tidak mengharapkan apapun.
Karena semakin dewasa Sakura menyadari jika cinta akan datang dengan sendirinya, tidak perlu memaksakan atau menunggu. Lagipula sosok yang ditunggu belum tentu merupakan takdir, cukup terima saja alur kedepannya.
Siapapun yang datang dan membuat nyaman itu lebih baik, menggantikan semua rasa sakit yang telah lewat. Tapi kini Sakura merasa baik-baik saja, jika Sasuke memang takdirnya itu bagus, jika tidak juga tak apa.
Sakura juga berharap akan ada seseorang yang datang padanya, seseorang yang lebih baik dari Sasuke. Tapi tidak sepenuhnya, karena Sakura masih menyimpan nama Sasuke di hatinya.
Beristirahat semalaman hingga hari berganti, Sakura kembali ke rumah sakit untuk bekerja. Sakura hanya mengambil cuti sehari saja untuk pergi dengan Naruto, lagipula Sakura lebih banyak beristirahat kemarin daripada bersama Naruto.
"Sakura-san, apakah ramuan dari laboratorium itu sudah jadi?"
"Eh? Astaga, seharusnya aku menanyakan hal ini saat pergi ke laboratorium kemarin, aku akan pergi mengeceknya sekarang."
Shizune menoleh. "Jangan lupa ada jadwal operasi satu jam lagi."
"Baik, senpai."
Sakura keluar dari rumah sakit dan langsung melompat-lompat di tiap atap rumah warga desa untuk mempercepat dirinya sampai ke laboratorium, ini hanya membutuhkan waktu 10 menit.
"Permisi, Amane-san, apakah ramuan yang rumah sakit pesan sudah ada?"
"Oh, Sakura-san, ku rasa masih 20 menit lagi, apakah kau mau menunggu?"
"Boleh, lagipula waktu ku pas."
Amane mengangguk lalu berusaha untuk mempercepat proses pembuatan ramuan dalam sebuah alat canggih yang belum lama ini di buat, sementara itu Sakura melihat gulungan yang ada di meja.
Gulungan itu terbuka, Sakura jelas ingat jika gulungan itu yang baru di temukan kemarin. Sakura berjalan mendekat, memperhatikan kode-kode dalam gulungan, tulisannya tampak aneh.
Sakura berpikir jika Shikamaru dan yang lainnya sedang berada dalam ruang bawah tanah untuk memecahkan kode gulungan ini, Sakura berjalan kearah tempat rak-rak buku, menekannya.
Sakura menuruni tangga, namun saat turun ke bawah, Sakura tak melihat siapapun disana. Tapi anehnya mereka hanya membuka gulungan itu dan meninggalkannya diatas meja.
Sakura menatap kearah sekelilingnya, hingga pandangan Sakura berhenti pada tembok retak yang memiliki tulisan kode terkecil. Sakura melangkah kesana dan menyentuh retakan kecil itu, namun disana muncul secara kertas yang tiba-tiba jatuh ke lantai.
"Dari mana asalnya?" Tanya Sakura heran.
Sakura mengambil kertas itu dan membacanya, tulisannya sangat rapi, tulisan tangan namun seperti font dalam komputer. Sakura terkejut saat setelah membaca semuanya, ia pun membawa kertas itu ke atas.
"Sakura-san, kau darimana?" Tanya Amane.
"Aku dari belakang, aku menemukan sesuatu yang penting."
"Apa itu?"
"Tapi sebelumnya kenapa gulungan itu hanya terbuka?" Tanya Sakura menunjuk gulungan.
"Oh, tadi gulungannya sangat sulit terbuka, Sai-san memutuskan untuk pergi memanggil Shikamaru-san untuk meminta bantuan, tapi saat semua orang pergi gulungan itu malah terbuka. Aku juga sempat heran saat aku pergi ke toilet sebentar dan tidak ada siapapun disini, aku kembali dan langsung seperti itu."
"Aku menemukan ini."
Sakura menunjukkan kertas itu pada Amane, saat Amane berjalan mendekat, Sakura tak sengaja menjatuhkan tangannya diatas segel gulungan bersama dengan kertas itu.
Sakura menoleh saat kilatan cahaya muncul dari tengah segel gulungan tersebut, Sakura dan Amane terkejut, hingga gulungan itu tiba-tiba menghilang bersamaan dengan Sakura.
.
.
.
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gulungan Waktu✓(Tobirama×Sakura)
RomanceDua tahun setelah perang dunia shinobi ke-4 ternyata tak menjamin kedamaian, ternyata masih banyak tersisa peninggalan Outsutsuki yang membuat kedamaian itu menipis. Dan di tengah-tengah itu, seorang dari laboratorium menemukan peninggalan Nidaime H...