pagi yang cerah dengan seorang lelaki tampan yang masih terlelap, jam dinding menunjukan arah jam ke 8.
Jeno lebih memilih suasana kamar yang bernuansa hitam dan abu abu."permisi tuan" suara maid yang berada pada depan pintu kamar Jeno.
sudah biasa menurut para maid untuk mengantarkan makanan sarapan ke kamar Jeno.
Jeno tak suka sarapan di dapur istana karena malas melihat para pekerja dan beberapa maid yang selalu menggodanya."masuk"-jn.
setelah mendapat izin dari tuannya, maid itu masuk dengan perlahan agar tak membuat suasana terkejut bagi tuan Jeno itu.
"ini tuan sarapan pagi ini" meletakkan nampan yang berisi air susu putih dan roti panggang di hiasi selai blueberry.
"kata baginda ratu, jika sudah selesai sarapan dan bersiap siap tuan di suruh untuk menghadap ke baginda ratu" maid itu berbicara dengan kepala yang tertunduk.
takut!itu yang maid rasakan ditambah dengan feromon Jeno yang baru bangun jadi pusing.
"baiklah, silahkan pergi dan terimakasih" Jeno memang sangat di takuti namun ia juga manusia yang masih memiliki hati setiap perbuatanya dan jalannya.
maid itu berjalan mundur dan menunduk agar tak membelakangi tuannya lalu membuka pintu itu sangat pelan dan kecil lalu menutupnya kembali.
Jeno menegakan badanya dan bersender pada bagian belakang kamarnya, taklupa mengambil nampan sarapan.
Jeno memang dari tadi sudah kelaparan namun ia lebih baik menunggu dari pada harus bersarapan bersama di luar sana itu, sungguh malas.
Jeno makan dengan telaten dan tertib meski ia sedang di dalam kamarnya namun ke disiplinan nya tetap ia terapkan di hidupnya.
Jeno memakan makanannya sambil--
memikirkan tentang mimpi ia di tadi malam sungguh mimpi yang ke--
10 atau 11 kali mungkin?
sampai ia angat pemuda itu bernama dan postur tubuhnya namun Jeno tak bisa sama sekali melihat wajahnya
se akan akan wajah pemuda manis itu seperti di blokir dari dunia.'sangat ingin tahu siapa dirinya'-batin Jeno.
nm
nm.tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Jeno bersiap siap dan membereskan semua yang di kamarnya.
Jeno berjalan di arah lorong dengan muka seramnya, banyak maid dan para rakyat yang sedang membaca buku di perpustakaan kerajaannya untuk menyapa anak tuan Jung ke 2 itu.
Jeno hanya senyum namun malah terlihat mengerikan.
akhirnya Jeno sampai di mana tempat ruang berkumpul nya keluarga Jung,
Jeno sekarang sedang sangat malas sekali berbicara.'ckret'
suara pintu besar yang terbuka menampilkan seorang Jeno yang sudah berdandan rapi."ada apa mama memanggil diriku?" Jeno memberikan bertanya langsung setelah menutup pintu besar dan berat itu.
"duduk terlebih dahulu nak, tidak bagus berbicara dengan orang tua saat dia duduk namun dirimu berdiri" Jung jaehyun, kepala kerajaan semua keluarga ini.
Jeno menuruti perintah ayahnya, ia berjalan ke arah tepat berkumpulnya kelurga Jung di sana, Jeno duduk di tengah antara 'mark' dan 'shotaro'.
"nah kan seperti ini enak ngobrolnya" Jung Taeyong atau bagian istri Jung jaehyun.
"jadi pada tanggal ini dan pada tahun ini kalian akan ada pemilihan antara king alpha, dan pada ramalan kerajaan kita yang akan dapat, bunda akan menguji kalian bertiga pada saat esok hari"
"kalian harus dalam keadaan sehat tak boleh keluar rumah".
perkataannya memang lembut namun cara berbicara seperti mutlak yang tak ingin di bantah.
bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
found you [nomin].
Fantasy'apakah ada yang mengintai ku?'-na jaemin. 'diriku melihat mu'- jn. anak kedua dari kerajaan Alfedous yang tak terlalu terkenal namun ia adalah king alpha tentu saja membuat kedua orang tuanya heran, Jeno sama sekali seperti batu, sama sekali tidak...