Tujuh

315 43 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Satu kata untuk ruangan itu.

Tegang.

Benar-benar ketegangan mendominasi sebuah ruangan yang minim penerangan, dinding keras monokromnya juga bisa dipastikan sudah dipasang alat pengendap suara, sehingga jika orang didalamnya berteriak pun tidak ada satupun yang akan mendengar. Belum lagi tidak ada cahaya yang masuk akibat tak adanya jendela. Tercekik sudah rasanya jika berlama-lama disana.

Ekor mata hitam melirik kesekitar sudut ruangan, pasti ada satu ruang yang sengaja disembunyikan atau dijadikan ruang pengawas yang memantau aktivitas didalam. Pikir wanita berpenampilan blus blue gray yang senada dengan warna dinding. Bukan dia saja yang duduk terdiam.

Ada dua orang lagi, mereka hadir sebagai aparat penegak hukum. Dilihat juga dari lencana begitu gagah terpasang pamer pada jaket salah satu mereka. Seperti memberikan isyarat bahwa posisi kedua pria tersebut bukan main untuk diremehkan. Terutama ketika menjalankan tugas.

Ya, salah satunya tugas mewawancarai saksi.

Tak pernah sekalipun dalam hidupnya terbesit pikiran kirana merasakan dinginnya ruangan bernama Interogasi. Bukan keinginan dia. Melainkan nasib buruk sedang menimpa dirinya tatkala mengikuti rasa haus penasaran. Jelas ia terseret semakin pelik sehingga harus berakhir dipanggil pihak kepolisian Prefektur Aichi, prefektur yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.

Menggemalah suara berat milik salah satu dari orang tersebut sebagai pemecah keheningan, "Sekali lagi, kami meminta maaf telah membuat ketidaknyamanan bagi anda. Saya akan sangat berterimakasih jika anda ikut serta membantu penyidikan kami."

Mata tajam Sapphire itu memperhatikan betapa tenangnya ekspresi seorang saksi yang mereka hadapi sekarang. Membuktikan bahwa dirinya bukanlah pelaku dari kasus pembunuhan Rei Noboru. Lagipula pelaku mana yang repot-repot melapor ke pihak kepolisian setempat ketika aksinya bisa saja diketahui? Bukankah lebih baik si pelaku melarikan diri dan bersembunyi ditempat aman? Faktanya, gadis ini memang sengaja dipanggil sebagai saksi.

Nobunaga Kenta, menghela nafas pelan sebelum ia kembali fokus memberi beberapa pertanyaan terhadap gadis muda tersebut, pandangannya menunduk sesaat kearah kertas yang ia pegang sekarang, "Baiklah, kita ke intinya saja kalau begitu. Bisa anda ceritakan dari awal kedatangan anda ke rumah Noboru san?"

Diam sejenak melanda mereka.

Lambat laun terdengar nada khas perempuan dari lawan bicaranya, "Tidak masalah." Sempat labium merah muda terkatup beberapa detik sebelum ia buka suara sembari menatap lurus kepada sosok visual pria bertampang kontur tegas, "Saya- kami berdua, saya dan rekan saya." Dia melarat sedikit ucapannya, "Datang kesana untuk berkunjung."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Egoistic || Blue LockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang