[05] Just Remember

6 1 2
                                    

[Rangga]

Sudah sekitar satu Minggu berjalan, Felisha sepertinya mulai menyadari kejanggalan yang terjadi pada sahabatnya. Kayla.

Semakin aku dekat dengannya, gadis iblis itu semakin sering menceritakan banyak kepadaku. Hal itu ku jadikan kesempatan untuk terus menggali informasi tentang ia dan teman-temannya.

Seperti sekarang, dia menghampiriku untuk bercerita betapa frustasinya dia mengenai Kayla yang seperti hilang ditelan bumi.

"Kak, aku harus gimana lagi? Kayla bener-bener gak ada kabar seminggu ini, aku khawatir, kak!" rengekannya membuat hatiku tertawa.

Segera ku genggam tangannya dan berusaha meyakinkan.

"Sabar, mungkin dia memang ada keperluan yang gak memungkinkan buat kasih kabar." Dia hanya mengangguk.

"Tapi, terakhir kali itu Kayla sama Seno. Aku yakin banget Seno tau sesuatu." Aku hanya tersenyum kecil menanggapinya.

Memang, satu minggu ini Felisha terus menghujani Seno dengan pertanyaan atau tuduhan yang sama mengenai Kayla.

Felisha yang yakin bahwa Seno adalah orang dibalik hilangnya Kayla, sedangkan Seno yang tidak pernah merasa melakukan hal apapun.

Sementara, Elang dan Fero hanya menjadi penonton bodoh yang tidak memberikan jalan keluar pada keduanya.

Seperti saat sekarang, Felisha yang masih merasakan hal janggal akan hilangnya Kayla, mengajakku mengunjungi rumah Kayla untuk yang ke-tiga kalinya.

Kali ini, dia memintaku untuk mendobrak pintu rumah tersebut agar dia bisa mencari tahu sesuatu di dalamnya.

Aku, dengan senang hati membantunya, berharap gadis itu menemukan sesuatu yang bisa membuat dirinya terkejut.

"Kenapa kayak bau amis, ya," gumamnya yang berjalan lebih dulu.

Gadis itu mengecek seluruh ruangan di rumah tersebut, sampai akhirnya ia memasuki kamar Kayla.

Bisa ku tebak bahwa ia terkejut melihat baju yang terakhir kali Kayla pakai berserakan di kamar.

Namun, satu hal yang membuatku heran adalah kamar tersebut sudah tidak memiliki bercak darah sedikitpun seperti waktu terakhir aku melihat Kayla bernafas.

"I-ini, punya Seno!" Felisha memungut sebuah sapu tangan abu-abu yang ada di dekat celana Kayla.

"K-kay...."

Seketika gadis itu tumbang, dan mau tidak mau aku segera menangkapnya.

"Dugaan aku bener kak, Seno ada hubungannya sama hilangnya Kayla. Ini pasti ulah Seno, kak!" Felisha berteriak histeris.

"Ayo kak! Kita temuin Seno, kak!"


Aku memeluknya, mencoba untuk menenangkan.

"Ini sudah hampir gelap, lebih baik besok kamu bicarakan dengan Seno di kantor, istirahat dulu." Dia menggeleng, sepertinya tidak setuju.

"Gak kak! Aku harus minta penjelasan dari Seno, aku mau ketemu sama Kayla, Kak!" Aku kembali menenangkannya, ku kecup keningnya supaya dia bisa sedikit tenang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just Remember Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang