Bagian 5 - End

137 15 3
                                    

Taehyun sudah mengetahui sejak awal, sejak pagi tadi di sekolah. Ia yang memang memiliki kemampuan dapat melihat roh orang yang sudah meninggal itu terkejut saat mendapati Soobin yang duduk di bangkunya bukanlah seorang manusia. Taehyun melihat dengan jelas jika Soobin adalah sosok roh yang kehilangan arah.

Taehyun berusaha untuk bersikap biasa saja, seolah roh yang berada di hadapannya adalah Soobin yang masih hidup. Ia menahan setiap airmatanya yang ingin menetes dengan melampiaskannya menjadi sebuah kemarahan. Ia selalu menghindari Soobin untuk mendekatinya, karena Soobin hanya dapat menyentuh benda mati. Taehyun tidak ingin Soobin terkejut karena tak dapat menyentuh Taehyun.

Di video yang tersimpan di ponsel Soobin, terekam jika Soobin sedang bertengkar dengan ibunya. Kameranya merekam asal, bahkan hanya layar hitam, namun suara yang terekam masih terdengar jelas. Suara jeritan Soobin bersamaan dengan pecahnya kaca. Suara rintihan memohon ampun pada ibunya. Suara ibunya yang berbicara sendiri kebingungan akan apa yang sudah ia lakukan. Suara gesekan tubuh Soobin yang diseret ibunya. Oleh karena itu Taehyun tahu jika mayat Soobin masih berada di dalam rumah.

Taehyun menangis semakin keras ketika melihat Soobin yang semakin merasa kesakitan. Soobin memegang kepalanya yang rasanya seperti akan pecah. Tiba-tiba segala memori yang sempat ia lupakan terlintas dengan jelas di ingatannya. Soobin mengingat semua yang sudah ia alami sampai akhirnya ia berada di dalam bathtub berisi larutan formalin.

Soobin melihat dan mendengar dengan jelas saat ibunya marah karena Soobin tidak ingin ibunya menjual rumahnya, satu-satunya rumah peninggalan ayahnya yang diwariskan ke Soobin. Soobin mengingat jelas ketika ibunya memukul kepalanya dengan vas bunga dan mendorongnya hingga jatuh ke atas meja. Soobin juga mengingat jelas di saat sisa-sisa nafasnya, sang ibu menggumamkan sebuah kalimat sambil mengusap kedua pipinya.

"Maafkan ibu, Nak. Ibu benar-benar menyesal melakukan ini. Jadi ibu tidak akan membiarkan anak tampan ibu meninggal dengan keadaan yang buruk. Anak tampan ibu harus tetap menjadi anak yang tampan."

Ibunya mengucapkan kalimat penyesalan itu lalu menenggelamkan Soobin ke dalam bathub dan bergegas pergi untuk membeli cairan formalin. Sesungguhnya saat itu Soobin masih hidup. Seandainya ibunya tidak bodoh dan membawanya ke rumah sakit, mungkin nyawa Soobin masih tertolong. Tapi mau bagaimana lagi, ini semua sudah takdir Tuhan. Soobin harus meninggal tepat pukul 5.53 sore.

"Soobin, aku harap kamu bisa pergi dengan tenang. Aku harap kamu bisa melepaskan semua bebanmu di dunia dan pergi ke surga. Soobin, aku akan selalu berdoa untukmu." Taehyun mengucapkan harapannya dengan terbata-bata. Soobin dapat mendengar suara Taehyun dengan jelas namun ia tak mampu bersuara. Sepertinya urusannya dengan dunia telah usai.

Soobin merasakan sakit yang menderanya perlahan menghilang. Tubuhnya terasa ringan dan memencarkan cahaya. Ia memandang wajah Taehyun sekali lagi, memandangi senyuman tulus yang terpancar di wajah mungilnya. Soobin lega, sahabatnya sudah berhenti menangis dan akan melepasnya dengan ikhlas.

"Hiduplah dengan bahagia sahabatku. Semoga kita dapat bertemu di padang bunga yang indah suatu hari nanti. Aku menyayangimu, Taehyun." Soobin berucap tanpa suara.

Taehyun memandang bayangan Soobin yang memudar menjadi bias cahaya. Sedikit demi sedikit cahaya itu semakin memutih. Memendar menjadi partikel kecil seputih salju dan menghilang. Meninggalkan Taehyun dan berjuta kenangan persahabatan yang mereka jalin sejak kecil. Persahabatan yang kekal abadi sampai ajal datang menjemput.

"Selamat jalan Soobin, sahabat terbaikku."

~ THE END ~

Senja 5.53, Aku Pulang ✔️ | Soobin, TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang