Chapter 01

0 0 0
                                    

Pagi hari ini, setelah sarapan roti dengan secangkir teh di taman, aku memutuskan untuk menyusuri kamar-kamar serta lorong yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.

"Nona, apa yang nona lakukan disini!?" Tanya salah satu pelayan lalu menghampiriku dengan langkah tergesa-gesa

"Ah...aku hanya ingin berjalan-jalan santai saja, apakah tidak boleh?" Tanyaku sembari menatap ke pelayan itu

Pelayan itu lalu mengatur nafasnya, kemudian menggeleng ribut ke arahku, menandakan bahwa tempat yang aku kunjungi sekarang adalah tempat yang tidak bisa sembarang dikunjungi oleh orang-orang, serta hanya segelintir orang saja yang dapat memasukinya, dan sayangnya aku bukanlah segelintir orang itu.

"Aku hanya ingin mengintip sebentar saja, apakah masih tidak boleh?" Tanya jihan sekali lagi sembari memelas kearah pelayan itu

"Tidak boleh nona, ini perintah dari yang mulia raja" Balas pelayan itu sembari tetap menggelengkan kepalanya

"Huft!...baiklah aku akan segera kembali ke kamarku" Ujarnya lalu melangkahkan kakiku menuju lorong yang menembus kearah dapur

"Nona!, itu jalan menuju dapur, bukan menuju kamar tidur"

"Aku ingin mengambil air sebentar lalu segera pergi ke kamarku!"

Pelayan itu hanya menganggukkan kepalanya sembari menatap agak curiga ke arahku, namun sepertinya pelayan itu acuh tak acuh denganku, yang membuatnya lanjut untuk membersihkan ruangan lain yang letaknya lumayan jauh dari tempat yang ia larang untuk aku masuki tadi.

Saat pelayan itu sudah tak lagi ditempat saat aku pertama kali bertemu dengannya, dengan langkah cepat aku segera melangkahkan kaki jenjang ku kearah ruangan yang dilarangnya pelayan itu tadi, aku menatap kearah tulisan yang berada di pintu itu.

"Margael and elvano?" Gumamku sembari menatap nama yang tertera dipintu tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Margael and elvano?" Gumamku sembari menatap nama yang tertera dipintu tersebut.

Aku menatap bingung kearah pintu itu, nama yang tertera terdengar sangat asing saat memasuki indra pendengaran diriku, aku kemudian mulai mencoba untuk mengingat-ingat siapa nama salah satu bangsawan yang mungkin memiliki nama yang mirip atau bahkan sama seperti nama yang tertera jelas di pintu kamar itu.

Sayangnya walau sudah berusaha untuk mengingat-ingatnya, semakin pula nama itu tambah terdengar asing di benakku, seolah-olah benda putih lunak yang terdapat di dalam rongga tengkorak yang menjadi pusat saraf bagi seluruh manusia ini, menolak untuk mencoba mengingat siapa nama yang sedang aku ingat sedari tadi.

Ceklek

Aku membuka pintu kamar itu, seluruh perabotannya sama sekali tidak terlihat usang maupun berdebu, seketika mataku melihat keadaan sekitar kamar itu, tanpa sengaja mataku tertuju ke suatu berkas yang dibalut oleh map berwarna coklat diatas meja, tanpa sadar aku mengambil berkas itu lalu membacanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang