Two: Pertemuan Yang Menyebalkan

38 2 0
                                    

Writer's POV

"Gaeun-ssi, apakah kau bisa pergi ke studio hari ini? Stylist Yoo tidak bisa datang-- Kau harus menggantikannya." Kata manager. "Ne, aku akan datang dalam 10 menit. Aku baru saja meninggalkan kuliah." Balas Gaeun.

Gaeun sampai di studio dalam waktu singkat. Ia menunggu idol yang akan menjadi bintang majalah bulan ini.

"Ah, annyeonghaseyo! Masuklah!" Sapa manajer kepada dua pria yang baru masuk. "Jongin-ssi, Sehun-ssi, janganlah sungkan! Kalian akan di make-up dan ditata, dengan makeup artist Park Hyangsoo. Dan penataan baju kalian diatur oleh Shin Gaeun." Jelaskan manager.

"Tema shoot ini adalah.. Kasual, street fashion, dengan sedikit sentuhan yang berbeda. Jadi, semoga semua staff dan idol mampu menyampaikannya dengan sempurna." Kata manager.

Sehun's POV

Aku memandang sekeliling ruang photoshoot. Tidak buruk.

Aku benar-benar sedang di dalam mood yang baik. Aku dan Jongin hari ini akan photoshoot untuk majalah.

"Jongin-ssi? Kau akan kuberikan pakaian yang sedikit revealing, namun masih kasual. Jadi, aku ingin kau menunjukan sisi seksi-mu." Kata Shin Gaeun, stylist--

Mwo? Wanita itu lagi? Jadi.. Wanita di konser minggu lalu, bernama Shin Gaeun? Ia bukan hanya pegawai kafe, pendatang konser, namun juga stylist?

"Jadi, Sehun-ssi-- Ah, kita bertemu minggu lalu di konser!" Kata Gaeun. "Jadi, karena figurmu yang tinggi, aku.."

Aku tidak konsentrasi. Aku sibuk memandangi wajahnya. Semua hal yang ia katakan hanya terngiang sebentar lalu menguap ke udara.

"Jeogiyo, Sehun-ssi. Apakah kau sakit? Wajahmu merah." Gaeun berkomentar. Heol. Perasaan apa ini? Mengapa konsentrasiku buyar saat melihatnya?

***

Writer's POV

Photoshoot berjalan dengan lancar. Staff dan manager sangat puas dengan hasil fotonya.

"Oke, waktunya pulang! Sehun-ah, mana stylist cantik itu? Bukankah ia ada di backstage minggu lalu? Aku ingin meminta nomor telfonnya." Kata Jongin.

"Andwae. Kau tidak boleh." Kata Sehun ketus. "Mwoya? Wae? Maksudku? Satoori nya memang bukan seleraku, namun ia lumayan. Sangat cantik bahkan." Kata Jongin.

"Jeogiyo! Shin Gaeun, bukan? Aku boleh minta nomor telfonmu kan?" Teriak Jongin. "Mianhaeyo, aku tidak bisa memberikannya.." Kata Gaeun.

"Ah, Waeyo? Apa kau malu mengenalku karena kau hanya stylist dan aku seorang idol? Tenanglah, aku juga menerima rakyat jelata sepertimu." Kata Jongin. "Mworagoyo?" Kata Gaeun tidak percaya.

Gaeun's POV

Aku tidak percaya. Idol ini sangat kasar. Maksudku, aku memang harus dibiasakan dengan idola yang agak bertingkah, namun ini cukup mengesalkan diriku.

"Apakah kau tidak diajarkan sopan santun saat menjadi trainee?" Aku berkata pada Jongin. Senyuman di wajahnya perlahan memudar. "Aku tahu aku bukan orang penting. Namun tunjukkanlah sedikit kesopananmu." Kulanjutkan, membungkuk perpisahan pada para staff dan meninggalkan studio.

Sehun's POV

"Ya, Jongin-ah, sekarang dia marah kan.." Kataku. Aku mengejar nya keluar, namun para fans langsung menyerbuku, memaksaku untuk sembunyi di studio.

"Ya, biarkanlah Gaeun itu." Kata manager. Aku merasa tidak enak padanya. Pasti ia merasa sakit hati atau marah.

***

Gaeun's POV

Dasar Kim Jongin kurang ajar. Aku menaiki bus menuju apartement dengan mood yang buruk. Aku menyenderkan kepalaku ke jendela bus sambil berdesah. Apa Jongin hanya bercanda? Apa itukah cara idol bercanda? Kurasa tidak.

"Hari yang buruk ya?" Tanya seorang pria disebelahku. Aku menoleh ke kiri, mendapatkan seorang pria yang ditutupi wajahnya oleh masker, skarf, kacamata, dan topi fedora. "Bisa dibilang begitu." Kubalasnya. "Aku juga. Seorang wanita cantik yang datang ke backstage konserku malah hanya mengobrol dengan Sehun, dan langsung pergi seperti angin." Katanya.

Writer's POV

"..Nuguseyo?" Tanya Gaeun. "Kuragukan kau adalah fans EXO." Kata pria misterius itu, memalingkan wajahnya jauh dari Gaeun. "Aku memang bukan,"

"Aku hanya menemani temanku ke konser." Lanjut Gaeun. "Sudah kuduga." Kata pria itu. Saat bus berhenti di stasiun, ia turun tanpa berkata apapun, meninggalkan Gaeun berperasaan bingung dibanding kesal.


***

"Aigoo, Saerim-ah. Kini kularang kau menyukai EXO. Mereka aneh, dan apalagi Kim Jongin, kasar sekali." Gaeun berkata seraya menghapus make-up dari wajahnya. "MWOYA? KIM JONGIN ADALAH MALAIKAT KEDUA SETELAH OH SEHUN! HIDUP KAI! CINTA KAI! BERANINYA KAU MENGEJEK KAI-KU!" lawan Saerim. Ia benar-benar fans EXO yang akut.

"Tidak juga. Jika kata kejahatan berubah menjadi orang, pasti akan menjadi Kim Jongin." Kata Gaeun. "Aku bersumpah jika aku bertemu para EXO itu lagi.. Aku bisa gila!" Gaeun berteriak.

***

Sehun's POV

"Bagaimana aku harus menelefonnya? Apa aku bersikap manja? Atau keren? Atau lebih baik ku SMS saja? Aish, Sehun-ah. Langsung saja telfon dia!" Kataku dalam hati.

Aku berhasil mendapat contactnya dari manager. Aku berniat untuk minta maaf padanya atas photoshoot tadi. Memang salah Jongin, namun jika aku yang minta maaf, siapa tau ia melihatku sebagai pria.. Maksudku, idol yang berkarisma.

"Uh.. Yeo-yeo.." Mengapa aku menjadi gugup begini? Telfonnya pun belum ia angkat.

"Yeoboseyo? Nuguseyo?" Ia bertanya.

"Yeo-yeoboseyo. Ini Oh Sehun." Kujawab.

"Maaf. Anda pasti salah sambung." Ia menutup telfon.

Aku mencoba menelefonnya lagi.

"Yeoboseyo? Ini Oh Sehun, aku--"

"Aku tidak tertarik berbicara denganmu." Ia berkata.

"Aku hanya mau bilang, aku mau--" Ia menutup telfonnya. Lagi.

***

Gaeun's POV

Aish, sangat menyebalkan! Bagaimana Sehun itu bisa dapat nomorku?

"Wae geurae? Wajahmu asam sekali." Kata Saerim.

"Jika pria ini menelfonku, kaulah yang bicara. Ini Oh Sehun." Kataku, melambaikan layar HP yang menunjukan nomor tak dikenal. Saerim langsung mengambil HPku.

"YEOBOSEYO? INI OH SEHUN KAN? AKU KWAK SAERIM! ISTRIMU! ISTRIMU SELAMANYA! KAU DENGAR ITU? AKAN KUSIMPAN NOMORMU DAN KUTELFON SETIAP DETIK! MENIT! JAM! HARI! BULAN! TAHUN!" teriak Saerim, diikuti suara tawaku.

Pasti Sehun akan kapok menelefonku.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart AttackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang