Happy Reading
.
.
.
.
Namtan sedang sibuk dengan laptopnya seraya menunggu Ray dengan sabar yang sedang menelpon, ia dapat mendengar sedikit betapa frustasinya bossnya saat ini menghadapi orang yang bernama Luccy itu. Katakanlah kalau ia kurang respect dengan Luccy, jujur saja Namtan juga wanita tapi ia tak suka dengan cara Luccy yang tidak profesional.
"Iya aku sibuk, nanti kita bicara lagi Luccy aku masih ada kerjaan. Tolong mengertilah!" Ray berucap frustasi. "Aku tidak sedang membentakmu Luccy, kerjaanku banyak. Kalau kau sayang denganku mengertilah dengan kerjaanku juga, bukan hanya aku." Ray memijit keningnya sedikit pening.
"Kututup telponnya, terserah kau mau memaafkan ku kalau tidak. Kehilangan maafmu tidak membuatku bangkrut justru kehilangan perusahaaanku membuatku tidak makan, sampai jumpa besok." Ray menutup telponnya dan menggeram kesal.
"HAHAHAHA..." Tawa Namtan pecah seketika mendengar kalimat Ray.
"Apa?! Masih sempat kau tertawa?! Tidak lihat aku sedang pusing?!" Ray menatap Namtan sengit.
"Tidak tidak, kau lucu khun Ray. Kau tahu? Cara bertengkar kalian itu lucu, kalian berdua seperti dua sahabat perempuan yang saling memaki kelakuan." Namtan memegang perutnya yang sakit karna ketawa.
"Kau menyebalkan Namtan..." Ray merotasikan matanya malas
"Ada apa?" Ray melihat map hitam di samping Namtan.
"Ohh ini surat perjanjian dari perusahaan tuan Kana, bisa dibaca dulu khun Ray. Siapa tahu ada yang mau didiskusikan denganku." Namtan memberikan map hitam pada Ray.
Ray mengambil map itu ditangannya dan mulai membaca, mulai dari poin hingga opini penting. Sampai tiba-tiba ia melihat syarat bahwasanya perusahaannya dilarang menjalin kontrak kerja sama dengan perusahaan lain dalam jenis apapun, dan itu di garis tebal oleh tuan Kana sendiri. Hampir hilang setengah nyawa Ray dibuatnya.
"Nam, kita dalam masalah sekarang." Ucap Ray tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kenapa khun Ray?" Namtan mengernyit.
"Perusahaan tuan Kana tidak menerima bentuk kerjasama dalam bentuk apapun, dia hanya mau kita menjalin kerja sama dengannya saja." Jelas Ray.
"Mana bisa begitu?! Kita tidak mungkin membatalkan seluruh kontrak kerja sama dengan perusahaan lain, apalagi saat ini perusahaan keluarga Luccy menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan milikmu, yang benar saja." Namtan langsung merebut map dari Ray dan membacanya seksama.
Ray langsung kehabisan darah ketika mengingat keadaan perusahaannya, "Lalu bagaimana?" Gumam Ray.
"Mau bagaimana lagi?" Ucap Namtan semakin putus asa.
"Tapi ayahku...."
"Ya benar! Bicarakan pada tuan besar, bicarakan saja padanya dulu. Dia pasti bisa mempertimbangkannya." Ucap Namtan.
"Kalau ayahku marah, bagaimana?" Wajah Ray semakin khawatir.
"Bicara padanya khun Ray, kalau tuan besar mau marah ya marah saja sama Tuan Kana. Mana mungkin juga tuan besar berani protes pada tuan Kana, semua ada jalan keluarnya kalau kau bicara. Tuan besar juga pasti mempertahankan tunanganmu, dia tidak mungkin membatalkannya." Jawabnya mudah.
Ray berfikir, dibanding pertunangan itu batal ia lebih memikirkan jika kontrak kerja itu sampai dibatalkan. Ia dengan susah payah mendapatkan atensi tuan Kana dalam meeting itu, maka sia-sia usahanya waktu itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE ECLIPSE you & me [END]
काल्पनिक"Kau telah merampas anakku sialan! kau pikir kata maaf bisa memaafkan mu? jalur hukum? tidak ada, aku sendiri yang akan menghabisimu." ucapnya seraya memegang belati khas miliknya yang siap memakan korban selanjutnya. "Hikss... maaf phi Akk, maafka...