2 'Meet

5 1 0
                                    

❀Happy Reading❀

"Itu murid barunya?" Nio menunjuk salah satu perempuan yang tengah berjalan tak jauh dari mereka.

"Hmm," Liam, laki-laki yang mulutnya dipenuhi permen mengangguk mengiyakan tatapan matanya juga terpaku pada perempuan yang di bicarakan Liam.

"Cantik juga," ucap Virza yang baru saja datang.

"Udah kaya setan aja lo tiba-tiba nongol," celetuk Liam yang melihat Virza tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya.

"Lo temennya," balas Virza tak mau kalah.

"Ya emang!" Liam berjalan sembari menyenggol bahu Virza sengaja.

Nio melirik Virza tak suka kemudian berjalan mengikuti Liam yang sudah berjalan terlebih dahulu sambil menyenggol bahu Virza juga.

Virza menatap Liam dan Nio yang sudah berjalan meninggalkannya dengan tatapan bingung. Apakah dirinya mempunyai salah dengan Liam? sehingga Liam marah kepadanya? Seingatnya dia tidak mempunyai salah apapun dengan Liam.

Mata Virza beralih pada sosok laki-laki yang masih berada di sampingnya yang masih setia berdiri dengan hoodie di tangan tangannya dan tangan kiri yang masuk ke dalam saku celana.

"Si Liam kenapa El?" Tanya Virza menunjuk jejak Liam menggunakan dagu.

"PMS kali," Jawab laki-laki yang dipanggil El sambil berjalan meninggalkan Virza sendiri.

Alis Virza tertaut memikirkan jawaban El yang membuatnya harus perfikir dipagi hari. Dia menggaruk kepalanya berharap paham dengan jawaban El. 

"Cowok PMS?" Tanya Virza pada dirinya sendiri sebelum menyusul teman-temanya yang sudah berjalan ke kelas mereka masing-masing.

.•♫•♬•♬•♫•.

"Hallo epribadihh kembali lagi dengan Nio! uhum yhauww" 

Suara Nio dari pintu kelas yang menirukan seleb tiktok, menarik perhatian seisi kelas, terutama dua laki-laki yang duduk di barisan paling pojok. Salah satu dari mereka sudah mengangkat buku paket siap untuk melemparnya ke muka ganteng Nio. 

"Eits eits  eitss... sabar Liam sabar, orang sabar pacarnya Irma," Nio mengangkat kedua tangannya sambil berjalan memasuki kelas lebih tepatnya menuju ke Liam.

Irma adalah anak kelas sebelah yang centil tetapi tidak tahu diri. Perempuan itu tidak memiliki kecantikan dan dana yang mendukung, tetapi gayanya melangit.

Liam yang kesal benar-benar melempar buku di tangannya hingga mengenai wajah Nio. Kenapa juga dia harus berteman dengan orang seperti Nio. Orang yang tidak tahu malu dan banyak tingkah dan juga amat sangat menyebalkan bagi Liam. Akan tetapi Liam tidak menyadari bahwa dirinya juga sebelas duabelaas dengan Nio.

"Kantin lah Am," ucap Nio yang sudah duduk di meja tepat di antara Liam dan Virza. 

Mereka memang berbeda kelas Liam dan Virza berada di 11 IPS 4 sedangkan Nio dan El berada di kelas 11 IPS 3. Mungkin semua guru sudah muak dengan tingkah mereka sehingga mereka di pisahkan. 

"Woy inpo jastip esteh Mbak Sri!" Suara Liam menggelegar di penjuru ruangan. Sudah di bilangkan kalau Liam dan Nio itu tidak beda jauh. Sama-sama memalukan.

Mbak Sri sendiri merupakan salah satu penjual di kantin sekolah yang kebetulan langganan mereka.

"Nggak ada!" teriak salah satu murid di kelas.

"Ya udah si kalua nggak mau," jawab Virza.

"Cyntia cantik banget sih hari ini." Nio menatap El yang dengan raut shock yang dibuat-buat seolah-olah kaget kalimat itu keluar dari mulut El.

Cyntia yang tadi berjalan melewati mereka berhenti dan memutar badannya. "Emang gue cantik ya anjir," balas Cyntia menahan senyum. Salting ceritanya.

"Iya-iya lo nggak pernah jelek," timpal Liam.

"Emang!" balas Cyntia nyolot.

" Halah giliran sama yang cakep aja baik lo!" Virza menyolek lengan Cyntia gemas.

"Apaan si lo egang-pegang!" Bentak Cyntia tak terima merasa dirinya kotor telah di colek deorang Virza.

"Ya elah timbang colek doang." Virza mengulang aksinya kembali.

"IH! VIRZA!" Bentak Cyntia. Virza menutup telinganya teriakan Cyntia membuat kupingnya pengang.

"Cepet jadi nitip nggak?!" Cyntia yang kesal memukul meja depan Virza.

"Iya-iya! bawel lo! nih, es teh 4 sama gorengan gitu 5 rebu! kembaliannya ambil aja." Liam menyerahkan dua lembar uang berwarna hijau dan kuning.

"Ini sih kembalian gaib!" Cyntia mengambil uangnya kasar lalu berjalan meninggalkan para buaya darat yang tengah tertawa sebab tingkahnya.

Cyntia merupakan perempuan cantik yang kebetulan dulu satu kelaas dengan mereka. Jadi tak kaget jika mereka lumayan akrab dengan Cyntia, bahkan dapat dikatakan Cyntia bahan godaan mereka karena Cyntia anaknya tidak mudah terbawa perasaaan.

"Itu cewe baru ya Am?" tanya El melihat seorang perempuan tengah mengobrol dengan teman sebangkunya.

Liam memutar bola matanya malas merasa bosan mendengar pertanyaan itu, padahal tadi pagi dirinya sudah memberi tahu mereka lewat pertanyaan Nio.

"Iye El, kenapa? cantik kan? mau deketin? saingan sama gue dulu El." Bukan Liam yang menjawab, itu suara Nio.

"Baru nyapa aja jelas lo kalah dari El."Liam menyikut paha Nio.

Nio berdecak lalu menendang Liam pelan guna membalas Liam. Mereka mulai berkutat dengan ponsel di tangan masing-masisng. Kecuali El yang masih menatap seorang gadis yang baru saja menjadi bahan perbincangan mereka.

"Ye si anjing, lengah dikit udah nerkam mangsa." Nio menggeleng-gelengkan kepalanya melihat El berjalan kearah gadis itu yang baru saja ditinggal teman bangkunya sembari bersiul seolah-olah tengah menggoda.

El mendudukan dirinya di depan gadis itu mengamati pahatan wajah gadis cantik di depannya. Mata sayu yang memiliki bola mata coklat cerah, kulit putih pucat, hidung mancung, dan bibir yang membuat pikiran El melayang.

"Everlyn Mitchell?"

.•♫•♬•♬•♫•.

Tbc

Trimakasih yang udah baca hehe

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Relatioshit El LeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang