Chapter 3

947 129 4
                                    

"Kau yakin baik-baik saja ?" Suara Catarina terdengar masuk ke telinganya dan membuat Ayura yang tengah terduduk di sofa menoleh.

Menatap sahabatnya itu yang terlihat menggunakan pakaian santai rumahannya. Ayura hanya menarik napas dan menganggukkan kepalanya.

Catarina terlihat menatapnya iba dan memilih duduk di hadapannya. Ayura berusaha menampilkan senyuman kecilnya yang malah membuatnya terlihat menyedihkan.

"Maaf merepotkanmu" bisik Ayura pelan dan Catarina memutar matanya jengah.

"C'mon, kau sahabatku dan bagaimana mungkin aku menolakmu dan calon keponakanku yang membutuhkan tempat berpikir begini ? Aku takut kau berakhir menjadi gelandangan" bisiknya di akhir kalimat yang membuat Ayura tersenyum mau tidak mau.

Gelandangan.

Mungkin itu yang akan terjadi jika Ayura tidak menerima ide gila yang diajukan ayah dari bayi yang dikandungnya, Devan.

Setelah malam kepulangannya dari perusahaan. Ayura memutuskan membutuhkan waktu untuk mencerna semuanya.

Tentu saja Ayura harus mempertimbangkan semuanya baik-baik. Bagi dirinya pernikahan bukanlah main-main dan Ayura tak pernah berpikir akan menikah hanya karena bayi yang dikandungnya.

Bayangannya dulu ia akan menikah karena cinta. Bukan karena dirinya lebih dulu hamil.

Setidaknya ia tidak ingin berakhir seperti kedua orang tuanya. Ayura selalu benci membahas ataupun mengatakan tentang kisah kelamnya.

Mungkin hanya Catarina yang tau akan hal itu. Itupun karena Catarinalah yang tau pesan dari ibunya ketika mereka berdua memutuskan untuk bercerai.

Kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai dan sepakat untuk tidak memiliki hubungan apapun.

Bahkan mereka sama sekali tak berniat juga menganggap Ayura sebagai bagian mereka.

Saat usianya menginjak 22 tahun dan dirinya sudah mendapatkan pekerjaan. Mereka memilih bercerai dan menganggap dirinya sudah mandiri tak memerlukan mereka lagi.

Setelahnya Ayura harus menanggung semua permasalahan hidupnya sendiri. Tanpa tempat keluh kesah ataupun untuk bersandar barang sejenak.

Ia mengalami PHK yang membuatnya harus berhutang dan menutup hutang dengan cara gali lubang tutup lubang. Hal itulah yang membuat hutangnya menumpuk cukup banyak.

Sampai akhirnya Catarina mengajaknya untuk bekerja di perusahaan yang sama dengannya. Sejak itulah hidup Ayura mulai seimbang walaupun sedikit tertatih untuk membayar hutang.

Namun semuanya baik-baik saja dengan gaji yang cukup selama bekerja di sini. Tentu saja memerlukan waktu tetapi Ayura optimis untuk menyelesaikan semua hutangnya.

Sampai akhirnya kejadian beberapa bulan yang lalu menghasilkan sebuah nyawa di dalam perutnya.

Ayura tidak akan tega menggugurkannya dan ia sempat berpikir untuk membesarkannya tanpa perlu menikah dengan atasannya.

Namun kemarin pemilik apartemen tiba-tiba datang dan mengatakan akan menaikkan uang sewa hampir 30% dari harga sebelumnya.

Ayura sudah menegokan harganya. Tetapi Mr. Carter tetap kekeh karena beliau membutuhkan uang lebih untuk perawatan istrinya.

Hal itu membuat Ayura kalang kabut dan beban pikirannya semakin bertambah. Ia memutuskan untuk tinggal di rumah Catarina untuk beberapa hari.

Ia membutuhkan teman untuk berada di sampingnya. Setidaknya Ayura tidak perlu khawatir ia akan melakukan hal nekat.

Selama tiga hari ini Ayura juga tidak berangkat bekerja dan memutuskan untuk mengambil cutinya. Tak lupa Ayura mengirimkan email yang ditujukan pada Devan.

Trapped By Mr. GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang