Awalnya Marine menganggap hubungannya dengan Han Jisung hanya sebatas kakak dan adik saja, terpaut 9 tahun mau tidak mau memosisikan Marine sebagai kakak perempuan yang harus menjada adiknya. Tenang saja, ini bukan kisah incest, Marine dan Jisung teman satu tongkrongan, ada kedai kopi langganan yang kerap Marine datangi usai pulang bekerja, disana dia memesan Matcha, menghabiskan empat putung rokok sebelum pamit dan beristirahat dirumahnya. Lain Marine, Jisung merupakan anak kuliahan yang sering sekali bikin berisik bersama gerombolannya, nongkrong sebelum balik ke apartemen. Marine berkenalan dengan Jisung karena rekan nongkrongnya mengenal Jisung.
"Selera kamu banget dia ini." Bangchan menunjuk Jisung yang nampak bingung.
Marine menggeplak pundak Bangchan, pria ini suka asal bicara, apalagi ini didepan objeknya langsung, memalukan. Marine menatap Jisung yang masih menunggu penjelasan. "Kamu memenuhi 70% tipe ideal saya, tapi tenang saja, saya bukan perempuan pedofil. Oke?" Buru-buru Marine menjelaskan, tidak mau terjadi hal kurang nyaman diatara mereka.
"Kalian cuma beda 9 tahun." Sepertinya Bangchan ingin sekali Marine berhubungan dengan "TIPE IDEAL"nya.
"Hubungan dengan age gap selalu tidak berhasil." Bantah Marine dengan lugas.
"Hey, saya ada disini ya btw." Jisung melambaikan tangan, Marine tertawa melihat tingkah pemuda dihadapannya.
"Sorry, Ji. Tidak seharusnya perkenalan pertama kita jadi begini."
"Ndak papa, saya bisa maklum. Tidak selamanya orang dewasa itu bertingkah dewasa kan?"
"Kami tidak pernah mau dewasa." Bangchan berbisik.
"Well, senang bisa kenal sama kamu, Ji. Jangan sungkan kalau ada butuh bantuan." Marine menyodorkan selembar kartu nama, sangat klasik.
Jisung memandangi kartu nama pemberian Marine, perempuan ini bekerja sebagai staff di kantor distrik.
"Saya tidak punya kartu nama, tapi kalau Nuna mau kita bisa bertukar Line." Dari penawaran yang Jisung berikan, keduanya semakin dekat, Marine merasa jika Jisung tipikal anak muda asik yang mampu mengalihkan dunianya dari kerumunan orang tua kolot di kantor dan pertemanan yang sudah mencapai titik menikah dan punya anak.
~~
Jisung tinggal seorang diri di apartemennya, nampak sederhanan dengan 1 kamar tidur dan 1 kamar mandi, sisanya menggunakan sistem open space untuk dapur dan ruang tamu. Marine pernah mengunjungi apartemen Jisung untuk mengantar obat saat pemuda itu mengeluh tak enak badan. Sebenarnya Jisung dapat menggunakan aplikasi pesan atar, hanya saja dia merasa jika Marine datang ketempatnya, sesuatu yang baik akan terjadi.
Marine tidak pandai memasak, oleh karena itu saat Jisung mengeluh tak enak badan, sepulang bekerja dia membeli obat dan bubur. Marine hanya perlu memanaskannya tanpa harus susah-susah.
"Nuna tidak ingin menikah?" Jisung bertanya usai buburnya sudah panas, mereka duduk dimeja ruang tamu yang juga menjadi meja dapur. Marine memainkan ponsel saat ia mencoba menfokuskan diri pada pertanyaan Jisung.
"Menikah ya?" Marine nampak menerawang jawaban.
"BangchanHyung saja sudah mau menikah akhir tahun ini, di tongkrongan sekarang tinggal nuna yang masih single."
"Dua tahun lalu saya putus sama pacar saya." Marine memulai, Jisung mengunyah buburnya yang tak perlu dikunyah. "Kami pacaran sudah 7 tahun sejak kuliah, saya kira kita beneran jodoh, tapi ternyata, semakin lama kami bersama, saya semakin yakin jika hubungan kami tidak akan berhasil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gembira Ria
Fanfiction"Jika bukan bersamamu, maka biarkan seperti ini." Malam itu mereka menyadari satu hal, jika tidak ditakdirkan bersama, semuanya akan menjadi sia-sia.