Chapter1

50 10 0
                                    

<•••>

Apakah kalian berpikir dunia bawah itu sempit? Kalau demikian, kalian salah. Dunia bawah tanah sangat luas, bahkan satu mafia mempunyai banyak aset dari dalam suatu negara atau luar negara. Entah itu senjata, narkoba atau bahkan pelelangan orang yang nantinya akan dijadikan budak.

Namun pastinya ada dalam suatu kelompok yang mempunyai satu atau dua orang yang menjadi pengkhianat, dan seperti yang diketahui seorang pengkhianat harus membayar apa yang dia lalukan.

DORR...

Suara yang begitu familiar terdengar. Asap tipis keluar dari senjata api yang digunakan pria berambut hitam legam itu. Mata tajamnya menatap lagi satu orang yang masih berlutut dan memohon ampun atas kelakukan penghianatnya namun sayangnya, pria berambut hitam legam itu tidak mengindahkan permohonannya.

Tangannya yang terikat di belakang serta mulut yang terus memohon ampun. Dirinya berlutut dan terus mencoba mendekati pria berambut hitam namun sayangnya bogeman mentah dia dapatkan pada pipinya yang mulai terlihat membengkak.

"Katakan. Siapa yang ada di belakangmu?" Kalimat itu terasa dingin dan menusuk.

Tidak ada kalimat yang Kenzo dengar keluar dari mulut pria yang tengah berlutut di hadapannya, hanya tangisan ratapan dan kalimat yang terus memohon ampun. Rasa jengah akhirnya mendatangi Kenzo.

Lelaki berambut hitam itu lantas menodongkan Glock 19 tepat di dahi sang penghianat, lalu beberapa detik kemudian suara tembakkan terdengar lagi.

Kenzo hanya diam menatap dua mayat yang tergeletak di kakinya. Cipratan darah segar dari keduanya ada pada wajah Kenzo namun lelaki itu tidak mengindahkan cairan merah itu.

"Cari siapa orang yang berada di balik mereka berdua." Titah Kenzo pada orang-orang yang ada di belakangnya.

Kemudian beberapa dari mereka pergi dan menyisakan Kenzo serta Varen, sang asisten setianya.

Kenzo kemudian berjalan mendekati pagar kaca yang menjadi penghalang dan berdiri bersandar. Tangannya mengambil sekotak kecil rokok yang ada pada saku celananya dan mengeluarkan sebatang rokok. Menyalakan pematik dan menyesap asap yang menenangkan dari batangan rokok itu.

Dirinya mendongak menatap rembulan yang bersinar terang diatas sana selagi dunia yang dia pijaki penuh dengan darah. Rambut hitam legamnya bergerak kesana kemari oleh angin malam yang menyejukkan. Setelah hisapan terakhir dari rokok itu, Kenzo berjongkok dan membuang asap sisa pada salah satu mayat yang ada di kakinya.

"Sampaikan salamku pada mereka yang berada di belakangmu." Ujarnya yang kemudian berdiri dan berjalan pergi diikuti oleh Varen.

Begitulah Kenzo ketika dalam mood baik. Dirinya akan memberikkan kematian yang mudah pada orang yang mencari masalah dengannya, namun jika dirinya sedang dalam mood tidak baik maka segala cara akan dia lakukan demi mengantarkan kematian yang menyakitkan bagi orang lain.

Namun bagi Kenzo itu adalah hal yang wajar. Dia sudah memungut mereka dan memberi mereka tempat tinggal bahkan makanan yang layak, dengan kata lain Kenzo menyelamatkan mereka dari keterpurukkan, namun sialnya mereka menjadi seorang pengkhianat. Jadi tidak salah jika Kenzo mengambil kembali apa yang dia berikan.

Jangan tanya sudah berapa banyak nyawa yang melayang di tangan Kenzo, sang pemimpin mafia yang namanya cukup di segani oleh yang lain.

"Apa ada jejak yang tertinggal?" Tanya Kenzo ketika dirinya memasuki mobil mewah miliknya.

"Belum ada, namun aku yakin pasti ada jejak yang akan terlihat." Jelas Varen, yang kemudian memberi instruksi pada sang supir.

Ketika mobil melaju meninggalkan halaman yang luas itu, Kenzo menatap kembali pada kaca belakang mobil. Rumah mewah dan luas itu adalah tempat pertukaran barang. Selalu ketika Kenzo ingin mendapatkan barang bagus, maka pertukaran akan di lakukan di rumah itu.

The Mafia : ObsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang