Chapter2

20 3 1
                                    

•••

"Awhh..." Pria asing itu yang semula berbaik hati akan membersihkan luka tembak yang ada dilengan Kenzo kini terlihat tidak berselera.

"Itu tidak sakit, jangan akting." Kenzo hanya menatap tajam lelaki yang duduk didepannya ini. Setelahnya suara maskulin sosok didepannya terdengar lagi.

"Sudah selesai. Aku akan menuliskan obat apa yang kau perlukan untuk luka ini." Setelahnya pria asing itu tadi berdiri lalu berjalan ke arah mejanya, mengambil pena dan kertas kemudian menuliskan nama obat.

Kenzo mengangguk dan untuk sejenak dia berpikir kalau pria ini adalah seorang dokter, namun kalimat yang dia ucapkan saat di bar sudah menunjukkan kalau dia adalah seorang polisi. Mungkin saja dia polisi di bagian medis.

"Ini obat yang kau harus minun. Ada juga satu salep yang bisa kau oleskan pada pinggiran luka tembak itu." Jelas pria itu lalu menunjuk lengan Kenzo yang telah diperban.

"So, siapa namamu?" Dilihatnya pria asing itu duduk dihadapannya, Kenzo mencoba membuka percakapan.

"Apa itu penting?" Kenzo terus menatap pria dihadapannya, dengan harapan bisa mengetahui namanya.

"Kita tidak akan bertemu untuk kedua kalinya, jadi aku tidak perlu memberitahu namaku." Ujarnya dingin, sembari membereskan peralatan yang tadi dia pakai.

"Baiklah, tapi kenapa kau membawaku ke apartemenmu dan tidak membawaku kerumah sakit?" Tanya Kenzo.

"Jarak dari Bar ke rumah sakit cukup jauh. Jika kau ingin aku mengantarmu ke rumah sakit maka saat tiba disana kau sudah pingsan karena kehabisan darah. Aku juga tau tentang bagaimana menangani luka tembak yang kau alami, jadi jangan pikir aku adalah orang awam." Jelas pria itu dengan suara yang berat, yang membuat Kenzo semakin terpana ketika mendengar penjelasan.

"Kalau kita bertemu lagi-,"

"Jangan lupa minum obatnya." Potong pria itu.

Kenzo lantas melihat pria itu dengan tajam. Perkataannya bahkan belum selesai namun dia sudah memotong. Dia begitu berani, pikir Kenzo.

"Katakanlah, biarkan aku mengirim hadiah untukmu besok."

"Terima kasih, namun aku tidak menerima hadiah dari orang luar kecuali teman atau kerabat." Ujar Alan.

"Apa aku harus mengantarmu pulang?" Kenzo tau maksud dari pertanyaan pria ini. Lelaki tinggi dihadapannya ini ingin Kenzo segera keluar dari apartemennya dan dengan sengaja menanyakan pertanyaan barusan.

"Tidak perlu. Aku akan menyuruh bawahanku untuk menjemput. Terima kasih, aku pergi." Kenzo yang tak mau menyusahkan pria ini, lantas berdiri dan berjalan keluar dari unit apartemennya.

Namun sebelum benar-benar keluar, Kenzo tidak lupa berterima kasih pada pria yang menolongnya.

Saat Kenzo sudah melangkah keluar dari apartemen mewah itu, tak lama Kenzo didatangi oleh tiga orang dengan jas lengkap yang menyambutnya ketika kaki Kenzo menginjak area parkir. Tiga orang yang tengah mengikutinya dari belakang hanya diam tanpa suara. Satunya adalah pengemudi, yang lain adalah penjaga dan satunya lagi adalah Varen.

"Perintahkan para maid untuk menyiapkan makan malamku, apapun itu. Dan ingatkan aku untuk meminum obat." Ujar Kenzo lalu menyerahkan secarik kertas yang berisikan obat serta salep yang sudah ditulis oleh pria asing itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Mafia : ObsessedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang