"Nggak usah tarik-tarik gue!" Bentak pria itu, menakuti pelayan yang menarik tubuhnya hingga membuat orang lain meringis. "Lepasin! Lo pikir lo itu siapa?"
Ruka memilih untuk tenang dan bicara baik-baik kepada pelayan yang menarik tubuhnya agar melepaskannya. Dia sendiri tak berniat adu hantam dengan siapa pun hari ini.
Ruka meminta perempuan yang tadi meneriaki si pria itu untuk menunggu di sudut ruangan, nanti akan Ruka antarkan pulang. Namun, perempuan itu menolak sopan. Dia segera pulang setelah memberi tatapan bengis kepada si pria berengsek itu.
Ruka hanya ingin menolong perempuan itu, tetapi dia tahu, bagaimanapun juga, itu bukan urusannya. Dia hanya kebetulan datang ke kafe bertepatan saat keributan terjadi. Ruka datang ke kafe karena mendapat ajakan dari Asa.
"Lo ngapain di sini?" Tanya Dante, tak suka. Membuat atensi Rami dan Asa kembali ke tujuan semula. Sementara Ruka memilih menepi dulu seraya memesan minumannya.
"Nguntit gue?"
"Nguntit Erin." Ujar Rami tenang. Dia melirik Erin sejenak. "Rin, kita putus. Itu kan yang lo mau" Kemudian, dia kembali menatap Dante. "Ambil aja dia, Bro. Gue nggak bisa tahan dekat-dekat makhluk bego kayak kalian. Manusia yang begonya dipelihara, tapi malah bangga."
Membeliak, Dante menarik kerah baju Rami. Bersiap meninjunya.
Gerakan spontan itu memicu pekikan dari Asa. "Kalau mau berantem jangan di sini!" Asa menarik mundur tubuh adiknya. "Lo Ram, dijaga mulutnya. Jangan mancing emosi orang. Selesaikan semuanya dengan tenang. Gue nggak mau ya dibikin repot sama lo."
Melirik Erin, Rami mendekati gadis itu, mengabaikan protes Dante yang tubuhnya kini ditahan oleh Asa.
"Rin, gue mau ngomong di luar." Ujar Rami.
Agak ragu, Erin akhirnya tetap mengikuti Rami. Dia meminta Dante untuk tetap tenang, sebab dia hanya akan sebentar berbicara dengan Rami.
Setelah dua remaja itu keluar, Rami menarik oksigen ke paru-paru, lalu berkata, "kenapa nggak minta putus aja? Harus selingkuh banget di belakang gue?"
Erin menunduk, mengernyit. "Aku nggak niat selingkuh, Ram." Ujar Erin. "Sumpah, sama sekali enggak. Cuma, aku bingung harus beralasan apa kalau tiba-tiba putusin kamu. Kamu selama ini baik ke aku. Aku nggak bisa nemu apa yang salah. Mungkin aku yang salah."
"Emang lo yang salah, Erin..." Rami merotasikan mata jengah. "Lo udah dikasih Tuhan pacar yang baik, nyaris sempurna kayak gue. Tapi lo selingkuh? Alasannya apa? Lo masih ngerasa kurang hah?"
Erin menggeleng keras. "Nggak gitu. Banyak cewek yang mau sama kamu, Ram. Aku jelas ngerasa beruntung banget bisa jadian sama kamu walaupun aku jadi pacarmu yang kesekian. Cuma... Dante datang dan ngebuat aku merasa spesial, Ram."
Rami terdiam. Menyipitkan mata. Dia masih tidak bisa menerima alasan sang mantan pacarnya itu. "Gimana, gimana? Lo bisa mikir nggak sih, Rin? Dengan lo udah disandingkan sama orang yang lebih baik tapi lo lebih milih menepi sama orang berengsek? Lo tahu kan busuknya Dante lebih parah dari gue?"
"Tahu, Ram. Gue nggak bodoh." Ujar Erin. "Tapi, Dante sendiri bilang kalau dia mau berubah demi gue dan jadiin gue satu-satunya cewek yang dia puja. Gue butuh itu, Ram. Bukan yang yaudah pacaran ya pacaran aja. Dante datang dan nunjukin hubungan yang real itu gimana. Bukan yang selalu baik-baik aja kayak kita gini. Kita terlalu... gitu-gitu aja."
"Maksud lo, lo maunya hubungan yang penuh grepe-grepe?"
"Gue mau hubungan yang penuh pengorbanan, Ram. Lo kebanyakan nggak punya waktu khusus buat gue. Gue cuma kebagian waktu 'sempat'- nya lo aja, selalu sisa waktu lo, baru lo bisa ngeluangin waktu buat gue. Kita jarang jalan, lo nggak perhatiin gue tiap waktu dengan chat lah atau lo nyamperin gue kek pas lo ada break kelas. Lo jarang ngelakuin itu semua, Ram."
KAMU SEDANG MEMBACA
ToGetHer | RuPha [ABANDONED]
FanfictionKawai Aruka Damanik dipulangkan dari Jepang demi menunaikan titah agung keturunan para Damanik. Anak baru gede itu tiba-tiba diberi tugas perjodohan oleh sang ayah akibat abangnya sendiri yang memberontak tidak mau dijodohkan dan berakhir kabur dari...