Part 11

60 8 0
                                    

Happy reading!!!

.

.

.

.

.

Sudah beberapa hari berhasil Haruto lalui dengan susah payah karena pikirannya sibuk memikirkan Hima yang tidak kunjung memberinya kabar. Begitupun Jasmine dan Minji yang sudah tidak merepson sama sekali pesan maupun panggilan telepon darinya. Sesampainya di dorm, belum satu jam Haruto sampai, ia langsung berpamitan pada Asahi, Jeongwoo dan Junghwan untuk pergi ke rumah Hima.

Sesampainya di rumah Hima, Haruto mengetuk pintu dan yang membuka pintu adalah Jasmine. Jasmine nampak sedikit terkejut dengan kedatangan Haruto. Haruto melepas topi dan kacamata hitamnya kemudian membungkuk sedikit kepada Jasmine untuk menyapa pada yang lebih tua.

"Siapa, Kak?"tanya Jieun yang tiba-tiba datang menghampiri Jasmine.

"Haruto, Tante"jawab Haruto sembari membungkuk pada Jieun.

Jieun dan Jasmine saling berpandangan, membuat Haruto bingung. Tapi tidak lama, mereka mempersilahkan Haruto untuk masuk.

Di ruang tamu, Haruto celingak-celinguk mencari keberadaan Hima namun tak kunjung ia temukan. Lalu Jasmine datang membawa nampan berisi teh hangat. Ia letakkan teh itu di meja depan Haruto.

"Hima lagi istirahat di kamarnya"ujar Jasmine menjawab rasa penasaran Haruto.

Haruto mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. Sedikit kecewa karena tidak bisa melihat wajah yang ia rindukan itu.

Jasmine duduk di sebelah Jieun menatap Haruto yang duduk di seberangnya.

"Maaf, aku ngga kasih tahu apa-apa ke kamu, aku ngga mau kamu kepikiran, apalagi aku dengar dari Hima kalau kamu lagi ada acara di Jepang beberapa hari"ujar Jasmine lagi.

"Nggapapa Kak, Haruto paham. Jadi, Hima kenapa Kak, Tante? Sakit kah?"tanya Haruto.

Jieun menghela napas, namun akhirnya ia memutuskan untuk memberitahu Haruto.

"Seseorang merundung Hima di sekolah, kami masih mencari tahu pelakunya"jawab Jieun, raut mukanya terlihat murung.

Pundak Haruto meringsut setelah mendengar jawaban Jieun.

"Ba.. Bagaimana bisa, Tante? Dia ngga pernah membuat masalah dengan siapapun, dia terlalu pemalu bahkan untuk berinteraksi dengan orang baru"ujar Haruto, matanya mulai berkaca-kaca.

"Aku udah coba tanya Hima siapa pelakunya, tapi dia ngga mau jawab. Dia tiba-tiba nangis kalau aku tanya itu, entahlah, mungkin pelakunya mengancam Hima"sahut Jasmine.

Jasmine melanjutkan ceritanya, bagaimana ia menemukan Hima di gudang alat olahraga sekolah malam-malam dengan kondisi yang tidak baik-baik saja, hingga ia temukan bahwa terdapat memar parah di punggungnya setelah Hima dibawa ke rumah sakit. Mendengarnya membuat Haruto memijat keningnya, kepalanya seketika terasa pening.

"Haruto boleh liat Hima? Haruto janji ga akan bangunin Hima"pinta Haruto.

Jieun dan Jasmine saling menatap, kemudian Jieun mengangguk.

...



Di sinilah Haruto berada sekarang, duduk di tepi kasur Hima, memandangi Hima yang sedang terlelap. Wajahnya sudah tidak terlalu pucat, karena peristiwa perundungan sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Rasa nyeri pada punggungnya akibat dipukul tongkat baseball juga sudah mulai membaik. Hanya trauma yang tersisa pada dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Couldn't Speak (Harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang