prelude

0 0 0
                                    

In the midst of the crowd, you found me

In the midst of misery, you pulled me out

In the midst of the cries, you whispered in my ear

In the midst of destruction, you heal me

In the midst of it all, there is always you

Why are you always there?

Is it because we were born close together?

Is it because of the duty given to you?

Is it because you pity me who is helpless?

Tell me the answer

Why do you always come even when I do not ask for you?

Even when I do not see you

Give me the answer

Would you believe that if I could always hear your whisper?

That if I could always feel your presence?

That if I could always see you?

That if I am always near you

Even when you are not realizing it

Would you believe it?

__

Timbangan, meteran, serta alat pengukur tinggi badan berada di ruang makan pada pagi hari ini. Menjadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari bagai kewajiban yang nggak boleh dilewatkan. 

Langkah kaki terdengar dari tangga. Menampilkan gadis dengan raut wajah datar diikuti oleh laki-laki yang membawa dua ransel di pundaknya. Sang gadis nggak duduk di kursi melainkan berdiri di depan alat pengukur tinggi badan ditemani oleh asisten pribadi dan sang Mami yang duduk menunggu di meja makan. 

"Berat badan naik satu kilogram."

"Tinggi naik satu sentimeter."

"Lingkar pinggang dan lingkar dada tetap sama. Lingkar paha bertambah dua sentimeter." 

"Kenapa bisa naik, Kalisha?"

Kedua bahunya terangkat acuh nggak acuh, membuang tatapannya ke samping. 

"Apa yang kamu makan selain makanan di rumah?"

"Nggak ada."

"Jangan bohongi Mami."

"I'm not." 

"Did you eat ice cream?"

"No."

"Chocolate?"

"No."

"Cake?" 

"Cookies?"

Nggak ada jawaban ketika pertanyaan terakhir dilontarkan bikin Mami membuang nafasnya pendek dan beralih pada kepala rumah tangga. "Bukannya sudah tahu kalau Kalisha nggak boleh makan makanan manis? Kenapa tetap dibuat dan disajikan?"

Invisible TiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang