Episode 8: Gairah

2.9K 16 0
                                    

Andi dan Vania masuk ke mobil dan melaju ke arah apartemen Vania. Sesampainya di sana, Vania tiba tiba berkata, "sayang, temenin aku tidur di apartemen ya malam ini? Aku takut sendirian," pinta Vania dengan manja. Andi tersenyum mendengar permintaan Vania, "tentu saja sayangku," sahut Andi dengan wajah tersenyum.

Setibanya di kamar, Vania melepas sepatunya dan duduk di tepi tempat tidur, memandang Andi dengan mata penuh harapan dan gairah. "Sayang, bisa pijitin aku dulu?" pintanya sambil menggigit bibirnya manja. Andi tersenyum dan mendekat, tangan lembutnya mulai mengusap pundak Vania.

Andi memijat perlahan, mulai dari bahu, turun ke punggung, dan kemudian ke pinggang Vania. Setiap sentuhan tidak hanya membuat tubuh Vania semakin rileks, tetapi juga semakin membangkitkan hasrat di dalam dirinya. "Enak banget, sayang," desah Vania pelan, tubuhnya mulai bergerak mengikuti irama pijatan Andi.

Setelah beberapa menit, Andi berhenti sejenak, "Vania, kamu mau lanjut yang lebih dari ini?" bisiknya dengan nada menggoda di telinga Vania. Vania hanya tersenyum dan berbalik menghadap Andi, tangannya mulai meraba tubuh Andi dengan lembut, "Aku mau kamu, Andi, sekarang," jawabnya dengan suara serak penuh nafsu.

Andi merespons dengan sebuah ciuman lembut di bibir Vania, yang langsung dibalas Vania dengan penuh semangat.

Ciuman itu berubah menjadi lebih intens, lidah mereka bertemu, dan Andi mulai menjelajahi mulut Vania dengan penuh hasrat. Tangan Andi kemudian mulai meraba tubuh Vania, memulai dari lehernya yang halus, turun ke payudara Vania yang penuh dan kencang. Dia meremasnya dengan lembut, merasakan setiap sentuhan membuat Vania semakin bergairah.

Vania merespons dengan desahan halus, merasakan kenikmatan setiap sentuhan tangan Andi. "Andi...aku cinta kamu," bisik Vania dengan suara serak yang dipenuhi gairah. Dia membuka kancing bajunya, memperlihatkan bra putih ,yang sedari tadi dia kenakan, menghiasi buah dadanya yang sempurna.

 Dia membuka kancing bajunya, memperlihatkan bra putih ,yang sedari tadi dia kenakan, menghiasi buah dadanya yang sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar 8.1. Bra dan celana dalam yang dikenakan Vania


Andi tersenyum dan mulai mencium leher Vania, turun ke dadanya, sementara tangannya dengan cekatan membuka kait bra Vania. Payudara Vania yang kencang dan bulat terbuka, dan Andi segera meremasnya dengan kedua tangan, membuat Vania mendesah penuh kenikmatan.

Sementara itu, pikiran Vania sudah sepenuhnya terfokus pada Andi. Setiap rasa, setiap sentuhan dari Andi terasa begitu intens, seolah-olah tubuhnya dibuat untuk merasakan kenikmatan semata. Andi mencubit puting Vania yang kini menegang, membuatnya menggeliat di bawah tubuh Andi, desahan keluar semakin keras dari mulutnya.

"Andi... aku mau kamu," rintih Vania, tak mampu lagi menahan hasrat yang menguasainya. Andi tersenyum dan mencium bibir Vania dengan penuh gairah, lalu mulai menurunkan tangannya ke bawah, meraba paha Vania yang lembut.

Dia membuka celana Vania, menariknya perlahan hingga celana dalamnya terlihat. Vania membuka kakinya sedikit, memberi ruang bagi Andi untuk terus mengeksplorasi tubuhnya. Andi tersenyum puas melihat betapa patuhnya Vania sekarang. Dia tahu bahwa setiap program yang dimasukkan ke otak Vania telah berhasil dengan sempurna.

Vania: Brainwashing a Chindo Woman into Becoming My SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang