The Runaway Princess

II. Siapa dia?

"Oh tidak!" Qameella terengah-engah. Ia terbangun dari mimpi buruknya. "Sial!" desahnya. Mimpi itu menghantuinya lagi. Mimpi yang setiap hari menyambutnya. Yang ia lihat adalah kenyataan pahit. Perang yang begitu dahsyat merenggut banyak nyawa termasuk keluarganya. Tempat itu berlumuran darah- Bau. Mayat berserakan di mana-mana. Deru tangis menyelimuti suasana duka itu. Ia berharap cemas agar itu tak terjadi.

Rambutnya berantakan-kusut. Ia bermandikan keringat. Terlihat di dinding pukul dua belas malam. Suara burung gagak menghiasi keheningan. Ia mengatur nafasnya agar kembali normal. Berusaha rileks dan tenang. Dengan keadaan gelisah, ia kembali tidur dengan keadaan menyedihkan.

***

Matahari telah melintasi jendela kamarnya. Sangat terik hingga membuat Qameella rabun sementara. Ia segera bangkit. Membersihkan diri dan menyantap sarapan yang telah tersedia di meja yang tak jauh dari tempat tidurnya. Selesai menghabiskan hidangannya, ia bergegas ke ruangan utama. Setiap pagi adalah hal wajib bagi dirinya dan Grissham untuk temu keluarga. Biasanya akan dibahas keadaan kerajaan Edoxan, mulai dari politik, ekonomi, kriminalitas, sampai kemajuan Edoxan dari enam negara besar lainnya.

Terdapat enam negara besar yang menguasai negeri dan tiga puluh negara kecil yang mengelilingi. Allegan, Scrooch, Edoxan, Pleiyeseiva, Gochlomes dan Veintain, diurutkan berdasarkan awal kemerdekaan suatu negara. Tiap negara yang terhubung satu sama lain mengandalkan komoditas utama untuk perdagangan dan sebagai pihak langsung dalam keberlangsungan kebutuhan negara kecil.

Allegan unggul dalam ilmu perbintangan dan alam. Penelitiannya membawa kemahsyuran kemajuan peradaban. Scrooch yang unggul dalam bidang medis, membawa negeri dalam kondisi stabil yang tidak terjangkit penyakit berbahaya. Edoxan unggul dalam persenjataan. Senjata yang diproduksi biasanya digunakan untuk berburu, alat pertahanan diri, sampai perang-yang sangat jarang disuplai. Begitupula Pleiyseiva yang unggul dalam bidang komunikasi beserta industrinya, Gochlomes yang unggul dalam bidang pangan dan tembakau, serta Veintain yang unggul dalam pertambangan.

Qameella duduk di sebelah Grissham yang telah lebih dulu sampai menghadap ayah ibundanya. Ruang temu keluarga yang luas itu, dijaga dua pengawal di pintu masuk. Tempat itu berada terpencil di menara belakang di lantai paling atas. Di dalam ruangan, terdapat satu meja bundar besar dengan empat kursi mengelilinginya. Di sepanjang ruangan, terdapat beberapa laci yang berisikan banyak berkas. Tak lupa, berbagai macam ornamen senjata khas Edoxan tergantung di atas dinding. Jendela tak berbingkai turut menghiasi ruangan. Dari sana akan terlihat sebuah danau besar, tempat yang banyak dikunjungi penduduk ketika musim panas tiba.

Qameella yang sedikit terlambat pun merasa malu. Ia melihat tatapan tajam dari kedua orang tuanya itu.

"Maaf, aku terlambat." Sahutnya sambil menunduk. Ia tak berani menatap sang raja dan ratu.

"Tak apa. Cepatlah duduk!" Jawab sang ayah.

Qameella pun menarik kursinya dan segera duduk. Grissham yang duduk di sebelahnya terdiam seperti biasanya. Ia akan menjadi diam apabila berhadapan dengan orang tuanya.

"Enam bulan telah berlalu semenjak kasus penolakan perjodohanmu, Qameella. Untungnya perang yang selalu kita cemaskan tak terjadi. Kita beruntung saat ini," Jelas sang ayah.

"Tetapi itu bukan berarti kerajaan kita aman. Kita harus selalu waspada." Lanjutnya.

Grissham pun mulai angkat bicara. "Tapi, apakah hubungan kedua negara sudah membaik?"

"Sejauh ini hubungan kita masih belum baik. Komunikasi tidak berlangsung dengan baik. Tak ada kabar dari surat permohonan maaf yang kita kirim." Sahut sang Ratu.

"Bagaimana dengan keadaan ekonomi kita?" Tanya Qameella.

Raja menghembuskan napas panjang. Ia mejamkan matanya sambil menaruh kedua jari tangan kanannya di kening, memijitnya secara perlahan. "Finansial turun secara perlahan dan masih akan terus turun entah sampai kapan. Krisis ekonomi tak boleh terjadi."