21. Selfishness is a Destroyer

14 5 4
                                    

"Lo bukannya ingin lepas dari permainan ini, lo justru semakin membuatnya rumit dengan sikap lo sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo bukannya ingin lepas dari permainan ini, lo justru semakin membuatnya rumit dengan sikap lo sendiri."

- Alzian Nolan -

***

Halaman SMA Garista ramai oleh para siswa. Pusat perhatian mereka saat ini tepat berada pada sebuah panggung utama di depan sana. Jika saat gladi bersih suasana sudah cukup meriah, maka hari ini lebih dari kata 'meriah'. Berbagai penampilan yang begitu memukau berhasil menyita perhatian mereka semua. Dan para siswa yang tampil dengan maksimal di depan sana tak lepas dari menebar senyum menawan di wajah mereka.

Di antara keramaian itu, Kavindra dan Hiza memutuskan untuk beranjak menjauh. Mereka memilih untuk berjalan-jalan dan berkeliling di berbagai stan yang digelar di sekitar halaman tersebut. Setiap kelas di sekolah itu mendirikan stan mereka masing-masing. Ada yang mendirikan stan makan dan minum, aksesoris, pakaian, mini photoboth dan berbagai lainnya.

Kelas XII IPA-3 memilih untuk mendirikan stan aksesoris, selain karena mudah, mereka tak perlu repot-repot menyiapkan banyak hal seperti stan makan dan minuman. Beberapa dari kelas tersebut berjaga secara bergantian.

Kavindra dan Hiza berhenti di depan sebuah stan photoboth. Tempat itu terlihat cukup menarik.

"Mau foto?" tanya Kavindra yang lebih menjurus pada ajakan. Hiza mengangguk dengan semangat. Boleh juga.

"Halo, Kak, selamat datang di stan photoboth, ingin foto sendiri atau bersama?" sapa seorang siswi yang menjaga stan tersebut.

"Sendiri,"

"Bareng,"

Hiza dan Kavindra saling tatap begitu jawaban mereka bertolak belakang. Hiza memang ingin berfoto sendiri terlebih dahulu, namun ia tiba-tiba menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo duluan," ujar Kavindra kemudian. Hiza tersenyum lantas memposisikan dirinya di depan background yang telah disediakan.

"Oke, saya hitung satu, dua, ti-" kalimat siswi itu terhenti. Membuat Hiza yang sudah siap di posisinya sontak menatapnya dengan heran. Ada apa?

"Aduh, Kak, saya tiba-tiba pengen ke toilet," ujar siswi itu dengan malu.

"Yaudah, biar gue yang fotoin," ujar Kavindra kemudian.

"Aduh, makasih banyak ya, kak, maaf," ujar siswi itu lantas beranjak pergi meninggalkan stan. Sepertinya siswi itu sudah benar-benar kebelet buang air.

Kavindra mengambil alih kamera tersebut, ia berdiri dan menatap Hiza melalui kamera tersebut. Hiza menarik kedua ujung bibirnya untuk mengambil foto yang terbaik. Namun senyum itu yang membuat Kavindra terdiam secara tiba-tiba. Jantungnya terasa berdetak dua kali lebih cepat. Senyum manis itu, seolah mampu mengoyak perasaannya.

Lihat, gadis itu terlihat begitu cantik di kedua matanya. Kedua maniknya yang seolah memiliki kilau memukau yang begitu indah, senyum manisnya, rambut lurusnya yang indah. Semuanya, apa yang ada pada Hiza terlihat begitu indah di kedua mata Kavindra.

Hide and Seek Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang